Bella membuka pintu lemari yang ada di kamar yang tunjuk Oleh Alard tadi.
Lemari yang penuh dengan beberapa helai baju tidur berbahan satin lembut, lalu Bella membuka pintu lemari sebelahnya.
Ada banyak baju formal dan semi formal yang tergantung rapi, Bella tahu jika semua masih dalam keadaan baru.
Dibawanya ada beberapa pasang sepatu dan sandal, ada yang berhak tinggi dan ada ada yang rendah, bahkan ada sepatu plat.
Kedua mata Bella menatap tidak percaya, size sepatu dan sandal yang tersedia semua ukuran dirinya.
Apakah itu suatu kebetulan atau memang itu ukuran untuk Bella, dirinya juga tidak tahu.
Milik siapa ini ?
Gumam Bella pada dirinya sendiri.
Bella tidak perduli, itu milik siapa. Tangannya meraih satu set piyama berbahan satin berwarna biru muda, lalu diletakkannya diatas kasur.
Tidak memerlukan waktu yang lama bagi Bella untuk mandi dan berganti pakaian, Bella menuju ke kamar Biru. Kuatir bocah itu sudah tidur duluan jika Bella terlalu lama untuk bersiap.
Alard menatap Bella dengan sorot mata yang lebih tajam dari sebelumnya, entah kenapa melihat Bella dalam balutan piyama darah Alard sejenak memanas.
Alard bahkan tidak pernah merasakan hal yang sama dengan perempuan yang lebih cantik dan seksi dari Bella yang pernah berusaha mendekatinya.
" Mom, aku ingin Mommy dan Daddy bergantian membacakan dongeng untuk ku malam ini "
Sambut Biru melihat kedatangan Bella yang sudah berganti pakaian.
Biru mengambil posisi di tengah tempat tidur yang lumayan lebar, jauh lebih lebar dari ranjang yang ada di apartemen.
Bella lebih memilih di bagian sisi tempat yang berada di luar, sedangkan bagian dalam yang sengaja di buat menempel di dinding ada Alard di sana.
Mungkin karena Bella yang memang kelelahan, justru Bella tidur lebih dahulu dari pada Biru.
Biru melirik ke arah Alard yang sudah terlihat lelah membacakan cerita.
" Dad, bolehkah aku tidur di dekat dinding ? Biar Daddy yang berada di tengah "
Alard menatap Biru dengan sebelah alis terangkat.
Biru terlihat menguap, Alard mengangguk.
Jadilah Biru bergeser ke tepi ranjang dalam posisi menyamping membelakangi Bella yang saat ini tengah menghadap ke arah Alard.
Alard mematikan lampu, dalam kondisi gelap dan terdengar suara napas Biru yang teratur menandakan bahwa putranya telah tertidur.
Alard menatap Bella yang berbaring di sebelahnya, semakin mendekatkan wajahnya kearah Bella. Mencoba mencium aroma tubuh Bella.
Alard menautkan kedua alisnya hingga menyatu.
Ya, aroma tubuh yang sama seperti enam tahun yang lalu, aroma lemon.
Alard dengan berani langsung mencium bagian teranum dari wajah Bella yang membuat darah Alard bereaksi cepat.
Bella yang tertidur tentu saja terbangun dengan serangan yang tiba-tiba Alard lakukan.
Bella memberontak dan berusaha melepaskan diri, tapi Alard menahan tengkuknya.
Bella terus meronta-ronta dengan memukuli dada Alard.
Tidak ingin membuat kegaduhan yang akan membangunkan Biru, Alard melepaskan ciumannya.
Plak
Bella menampar pipi Alard sembari mengusap sisa saliva Alard diatas permukaan bibirnya.
Gegas Bella turun dari ranjang dengan sempoyongan, ciuman Alard tadi membuat otak Bella mendadak kosong.
" Aku hanya memastikan jika kau benar-benar wanita malam itu "
Ucap Alard yang mengandung nada ejekan.
Bella tidak memperdulikan ucapan Alard, dengan berjalan sempoyongan seperti orang mabuk, Bella kembali ke kamar yang ada disebelah kamar Biru.
...******...
Bella tersentak dari tidurnya, kedua bola matanya menatap petunjuk waktu yang ada di atas meja rias.
" Apa ? Jam sembilan ? "
Bella cepat-cepat membersihkan diri, dan mengambil salah satu pakaian yang ada di dalam lemari, dia tidak mungkin memakai pakaian yang kemarin.
Semua kebutuhan Bella semua tersedia di kamar itu, Bella juga tidak perduli apa tanggapan Alard dengan Bella yang memakai semua yang Alard sediakan.
Bella membuka kamar Biru, tentu saja Biru sudah tidak ada di kamarnya.
" Nona, anda sebaiknya sarapan dulu ! Sopir sudah menunggu Nona di depan yang akan mengantarkan Nona ke butik "
Seorang pelayan mendekati Bella ketika melihat Bella keluar dari dalam kamar.
Bella menoleh kesana kemari seakan mencari keberadaan Alard.
" Tuan Alard yang mengantar tuan kecil kesekolah. Tuan besar Visco dan tuan Ibrahim juga ikut bersama, jadi Nona sarapan sendiri "
Ucapnya seakan tahu apa yang ada di dalam hati Bella.
" Tidak perlu, saya pergi saja "
Pelayan wanita yang berusia sekitar tiga puluhan itu menghalangi langkah kaki Bella.
" Maaf Nona ! Tuan kecil dan tuan Alard berpesan agar Nona harus sarapan bagaimana pun caranya, tuan kecil kuatir sakit maag kronis yang anda derita akan kambuh "
Bella hanya bisa menghela napasnya.
Jika dirinya keukeh tidak mau sarapan, pasti pelayan itu akan kena marah.
" Baiklah, tapi bolehkah jika aku memakannya di dalam perjalanan saja ? Aku sudah sangat terlambat "
" Oh, tentu saja Nona "
Gegas pelayan tersebut berlari ke belakang dan menyiapkan bekal yang akan di bawa oleh Bella.
...******...
" Maaf Mon, aku terlambat "
Ucap Bella tidak enak pada Mona yang terlihat tengah mengetik sesuatu pada tabletnya.
Mona mengangkat kepalanya menatap Bella yang baru mendudukkan dirinya di kursi yang tidak jauh dari mejanya sendiri, hanya sebuah manekin yang membatasi diantara mereka.
" Tidak apa Bel, kau pasti sangat lelah kemarin.
Oh ya Bel, bukan aku ingin ikut campur "
Bella menatap wajah Mona yang terlihat sedikit ragu.
" Ada apa Mon ? Katakan saja ! Kita bukan orang lain bukan ? Begitu yang kau katakan "
" Baiklah, aku kemarin tidak sengaja melihat kau di jemput oleh seseorang, kekasihmu ? "
Bella tertawa kecil.
" Bukan, dia orang kepercayaan Daddy-nya Biru "
Sahut Bella enteng.
" Apa katamu ? "
Mona berjalan mendekati meja Bella.
Menatap wajah Bella lekat-lekat. Bella baru sadar jika untuk hal yang seperti itu dia belum menceritakan pada Mona.
" Maaf Mon, bukan maksudku menyembunyikan padamu, hanya saja pembukaan butik yang menyita semua perhatian kita membuat aku tidak sempat mengatakan padamu "
" Tidak apa-apa, ceritakan padaku bagaimana ceritanya dan siapa pria yang sudah membuatmu mengandung Biru "
Bella berjalan pelan ke arah dinding, tatapan matanya jatuh pada gedung yang tidak jauh dari tempat dia berdiri
" Alard Smith Raimond, dia Daddy biologis Biru. Bagaimana dia tahu, aku tidak bertanya. Yang aku tahu dia sudah menjalani tes DNA pada Biru "
Mona menutup mulutnya tidak percaya, lalu memegang kedua bahu Bella.
" Bel, bersyukurlah ! Ibu dan kakak tiri-mu menjual dirimu bukan pada sembarang orang, tetapi pria spesial. Pria yang tampan, memiliki kedudukan dan kaya "
Mona menggoyang- goyangkan bahu Bella dengan senang.
Bella justru tersenyum kecut.
" Ya ampun Bel, mendengarnya saja aku sudah bahagia apalagi dirimu ya "
Bella hanya diam dan membiarkan Mona terus berbahagia dengan berita yang baru di dengarnya.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Eliani Elly
lanjut
2022-11-02
0
Memi kasim
❤️❤️❤️❤️❤️
2022-01-09
0
Agus Artha Sudrajat
yang jelas sebetulnya bella harus bahagia tapi manusiawi lah batin nya pasti berperang karna cara pertemuan awal alard dan bella hal yg sangat menyakitkan bagu bella... lanjut
2021-12-11
0