Kay yang mengemudi menatap Bella lewat kaca spion yang ada di atas kepalanya.
Untuk kali ini, Kay sedikit kurang ajar dengan curi-curi pandang melihat wajah Bella sepuasnya karena Bella tengah menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi sembari memejamkan kedua matanya.
Sepertinya dia sangat lelah. kasihan sekali, andai saja dia dan Tuan Alard bisa bersama, pasti dia tidak perlu berlelah-lelah untuk membiayai putranya sendiri.
Jarak antara butik dan tempat tinggal Alard yang ada di pinggiran kota lumayan jauh, itu karena Alard membutuhkan ketenangan ketika sudah sampai di rumah.
Pagar yang tinggi menjulang membuka dengan sendirinya ketika mobil yang Kay kendarai mendekati pintu gerbang.
Setelah melewati pintu setinggi tiga meter, mobil terus melaju pada jalanan yang di kedua sisinya di tumbuhi oleh tanaman palm setinggi sepuluh meter.
Halaman luas yang ditumbuhi dengan rumput kecil yang hijau dan terawat cukup memanjakan setiap mata yang memandang.
" Nona, kita sudah sampai "
Kay berucap pelan membangunkan Bella yang sepertinya tertidur karena kelelahan.
Bella tidak bergeming.
" Nona, kita sudah sampai "
Kay mencoba sekali lagi, tetapi tidak berhasil.
Kay menyerah, pria yang sudah lebih dari sewindu menjadi orang kepercayaan Alard memilih keluar dari dalam mobil.
" Tuan, Nona tertidur di dalam mobil, saya sudah berusaha membangunkan dirinya tetapi sepertinya Nona terlalu lelah sehingga tidak terbangun "
Lapor Kay pada Alard yang menunggu di ruang kerjanya.
Alard bangun dari duduknya, melangkah ke ruang keluarga yang besar.a
" Boy, Mommy-mu sudah ada di depan, ayo ! Bawa dia masuk "
Alard meraih tangan Biru untuk menjemput Bella yang tertidur di dalam mobil.
Selanjutnya langkah kaki Alard terhenti saat melihat Bella sudah berdiri di samping mobil yang di kendarai oleh Kay tadi.
" Biru, ayo kita pulang ! "
" Mom, bolehkah aku menginap di sini ? Untuk satu malam ini "
Bella menggeleng.
" Lain kali saja, Mommy benar-benar lelah "
Bella mengambil salah satu pergelangan tangan Biru.
Alard mendesah jengkel.
" Beritahu kakek dan kakek buyut, kita akan segera makan malam "
Biru mengangguk, bocah itu tahu jika Mommy dan Daddy-nya sedang ingin berbicara, makanya tanpa protes meninggalkan keduanya.
" Bukankah aku kemarin mengatakan jika Biru akan menginap malam ini disini ? "
" Dia tidak membawa pakaian "
" Kau pikir aku tidak mampu membelikan semua apa yang putraku butuhkan ? "
" Tapi besok dia harus ke sekolah "
" Didalam kamarnya, apa yang di butuhkan Biru, semua sudah tersedia, termasuk seragamnya "
Alard mengetatkan gerahamnya.
Bella betul-betul menguji kesabarannya.
Alard membalikkan badannya lalu melangkah masuk ke dalam rumah, Bella ragu-ragu mengikuti dari belakang.
Dimeja makan, sudah duduk pria tua kira-kira berusia delapan puluh lima tahun, tetapi perawakannya masih terlihat sehat dan bugar.
Disebelah Biru, duduk pria yang lebih muda dari yang pertama.
Kalau melihat tampangnya, sekitar menjelang kepala enam, tampan dan kebapakan.
" Bella, kau pasti Mommy-nya Biru, kemari, duduklah ! "
Dia bangun dari duduknya, meraih telapak tangan Bella dan mendudukkan Bella di kursi sebelah dirinya.
" Ini kakeknya Alard, kakek Visco. Dan aku, Papa Alald. Panggil saja Ibrahim "
Bella menundukkan kepalanya sedikit membalas perkenalkan dari keluarga Alard.
" Sudah jangan sungkan-sungkan ayo kita makan, setelah itu baru kita bicarakan apa yang perlu kita bicarakan "
Bella hanya melirik sekilas ke arah tuan besar Visco yang tidak memberikan komentar apapun selain menatap datar wajah Bella.
Lewat sorot matanya Bella tahu jika Tuan Visco sedang menilai dirinya.
Bella lebih banyak memperhatikan Biru yang diapit oleh tuan besar Visco dan Alard, dari pada makan untuk memenuhi perutnya yang memang tidak merasa lapar. Kakek buyutnya lebih terlihat lembut menatap Biru dari pada saat menatap Bella tadi.
Bella tahu jika mereka cuma menginginkan Biru, bukan dirinya.
Setelah makan malam selesai seorang pelayan membawa Biru pergi dari ruangan makan, entah kemana Bella juga tidak tahu karena Mansion itu terlihat luas.
" Apa rencana kalian selanjutnya "
Tuan Visco bertanya dengan menatap tajam ke arah Bella dan Alard.
Bella tidak tahu kemana arah pertanyaan yang di lontarkan tuan Visco.
Alard menatap wajah Bella lekat-lekat.
" Al "
Tuan Ibrahim, Papa Alard terlihat lebih datar bertanya.
" Aku akan menikahinya "
Sahut Alard melirik ke arah Bella.
Bella tersentak kaget.
" Tidak, kita tidak saling mengenal "
" Tanpa kalian berdua mengenal, sudah ada Biru diantara kalian berdua "
Tuan Visco menyela dingin.
" Itu hanya sebuah kesalahan "
Bella menjawab cepat.
" Jadi maksudmu kelahiran Biru adalah kesalahan ? Kalau begitu serahkan anak itu pada kami "
Bella mengutuk dirinya sendiri yang salah dalam menjawab.
Alard dan tuan Ibrahim hanya diam dengan tanya jawab antara Bella dengan tuan Visco.
" Tidak, maksud saya bukan begitu...."
" Ya sudah, kalian berdua bisa menikah ! Berikan Keluarga yang utuh pada Biru "
" Aku tidak ingin menikah tanpa cinta "
Sela Bella.
Tuan Visco berdecih.
" Kau membicarakan cinta ? Apa masih perlu ? Atau kau sudah memiliki kekasih ? Menikahlah dengan pria yang kau cintai, tinggalkan Biru pada kami, kau bisa memiliki anak lagi dari pria yang lain "
Bella tidak tahu harus berkata apa lagi, bagaimana bisa mereka dipaksa menikah hanya karena ingin memberi keluarga yang utuh pada Biru.
Bella menggeser kursinya, dia merasa tidak ada lagi yang perlu di bicarakan dan dia akan membawa Biru pulang.
" Saya permisi "
Pamit Bella.
" Tunggu ! "
Bella membalikkan badannya menatap dengan marah ke wajah dingin tuan Visco.
" Jangan pernah berpikir untuk membawa pergi Biru secara diam-diam atau kau yang tidak akan pernah bertemu dengan anak itu selamanya "
Bella hanya diam, gegas melangkahkan kakinya menuju ke arah dimana seorang pelayan membawa Biru pergi.
Alard mengikuti langkah kaki Bella dari belakang.
" Kau ikuti aku ! Aku akan membawamu ke kamar Biru "
Bella mengikuti ayunan langkah kaki Alard yang panjang-panjang.
Melewati beberapa pintu ruangan yang tertutup, sampai pada salah satu pintu, Alard membukanya.
" Mom, Dad ? Kalian berdua akan menemani aku tidur malam ini ? "
Biru bangun dari ranjangnya dengan wajah berbinar.
Bella bisa melihat jika Alard sudah mempersiapkan semua kebutuhan Biru sebelumnya.
" Tidak sayang, Mommy harus pulang "
" Tidurlah malam ini di sini, ini sudah terlalu malam untuk kembali ke apartemen mu, Kay juga sudah kembali.
Dengan apa kau mau pulang ? Jalan kaki "
Mendengar ucapan Alard yang tidak bersahabat membuat Bella ingin menginjak kaki Alard.
" Benar kata Daddy Mom, temani aku tidur malam ini ! Kalian belum pernah menemani aku tidur bukan ? "
Bella tidak tahu harus bagaimana, tidak biasanya Biru memiliki banyak permintaan. Selama ini Biru adalah anak yang mandiri dan tidak rewel.
" Ayolah Mom, sebentar lagi aku akan tumbuh dewasa, dan saat itu aku tidak lagi ingin kalian temani "
" Pergilah ke kamar sebelah, kau bisa mandi dan berganti pakaian, kami menunggu mu disini "
Suara Alard sedikit lebih lunak.
Bella menghela napasnya, lalu keluar dari kamar Biru.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Nurasiah
sprtx lebih bahagia sebelum bertemu alard..sabar ya bella
2023-06-14
0
Eliani Elly
next
2022-11-02
0
Eni Sulastri
seolah semuanya tak ada yg peduli dgan perasan bella ,,hanya pada memikirkan hati mereka masing" ,,,,seolah bella hanya butiran debu
2022-03-15
0