Dua hari lagi launching Butik Monalisa.
Mona sebagai Owner Butik Monalisa sudah sampai kemarin sore, Bella yang akan di percayakan sebagai pengelola tentu saja tidak kalah sibuknya.
Setelah menjemput Biru di sekolah, Bella membawa Biru ke Butik.
" Mommy sedang sibuk, bisakah kamu bermain sendiri seperti biasa ? "
Biru mengangguk sembari meletakkan tas punggungnya.
" Jangan membuat Mommy kuatir, tetaplah berada dalam jangkauan pandangan Mommy "
" Yes Mom "
Biru berjalan mendekat ke tepi dinding, tepatnya di dekat manekin.
Tatapan matanya kembali mengarah ke arah gedung Raimond company.
Mencoba membuat perhitungan, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai di sana tanpa di ketahui oleh ibunya.
Kepalanya menoleh ke arah Bella dan Mona yang memang benar-benar kelihatan sibuk.
Asisten yang akan membantu Bella, Lily, juga sama sibuknya.
Merasa tidak ada yang memperhatikan dirinya, Biru berjalan keluar seorang diri.
Biru terlebih dahulu menyembunyikan Gadget-nya didalam baju seragam sekolahnya.
Berjalan di sepanjangJalur pedestrian, kedua mata Biru terus menatap gedung yang akan ditujunya.
Setelah merasa yakin dan aman, Biru menyeberangi jalan.
Masuk ke dalam kantor yang besar dan megah, Biru di hadang oleh seorang security.
" Kamu dengan siapa dan mau bertemu siapa ? "
Biru menampilkan senyum manisnya.
" Boleh aku bertemu dengan Pamanku ? "
" Paman ? Siapa ? "
Biru memukul dahinya sendiri, mengingat siapa nama pria yang wajahnya mirip dengan dirinya.
" Raimond "
" Maksud kamu tuan Alard ? "
Biru mengangguk
" Ya tuan Alard, bisa anda tunjukkan ruangannya dilantai berapa ? Aku ingin membuat kejutan "
Security menatap Biru yang masih memakai seragam sekolah sebuah yayasan terkenal yang hanya anak-anak dari kalangan atas atau anak-anak yang memiliki kepintaran lebih dari yang lainnya yang bisa masuk ke sana karena uang sekolahnya yang tidak bisa dikatakan murah.
Apalagi wajah Biru yang nyaris sama dengan pimpinannya, hanya usia yang membedakan keduanya.
" Sebentar, aku tidak bisa meninggalkan pos depan, atau aku akan di pecat oleh Pamanmu.
Aku akan mengantarkan-mu sampai masuk ke dalam lift "
Biru berjalan di belakang security menuju Lift.
" Pamanmu ada dilantai sepuluh, aku sudah menekan lantai yang akan kau tuju.
Setelah sampai di sana, ada sekretaris Gisel yang akan mengantarkan keruangan Pamanmu "
" Terimakasih "
Ucap Biru sopan sebelum pintu lift tertutup dan akan membawa Biru ke lantai sepuluh.
Jantung Biru terasa berdetak lebih kencang, bagaimana jika ternyata perkiraan dirinya meleset.
Pelariannya akan sia-sia.
Pintu Lift terbuka, Biru langsung dapat melihat perempuan muda seusai di bawah ibunya duduk di belakang meja. Sepertinya tengah mengerjakan sesuatu pada komputer lipatnya.
" Permisi Nona "
Tidak ada jawaban.
Apakah suaraku tidak cukup kuat.
Biru berdehem pelan.
" Permisi Nona "
" Astaga, aku kira di kantor ini ada hantu. Ada suara tapi tidak ada wujudnya "
Gisel keluar dari lingkaran mejanya.
" Ada yang bisa saya bantu tuan ke-cil ? "
Kedua mata Gisel membulat dengan sempurna.
Bagaimana ada rupa yang sama persis, wajah anak yang ada di depannya sama dengan wajah tampan CEO-nya.
" Kamu...."
" Bisa bertemu dengan Paman Alard "
Biru mengingat dengan jelas nama siapa yang di sebut oleh security tadi.
" Oh, tentu saja. Sebentar saya hubungi beliau dulu, apakah beliau sedang sibuk atau tidak "
Gisel berharap dia tidak kena semprot oleh atasannya karena membolehkan seseorang bertemu tanpa membuat janji terlebih dahulu.
Didalam ruangan, Alard sedang menerima laporan dari masing masing Direktur yang mengepalai cabang perusahaan lewat jaringan langsung.
Ekor matanya melihat interkom yang ada di mejanya.
Dengan sedikit jengkel, Alard mengangkat perangkat yang hanya menyambungkan mejanya dengan meja Gisel.
[ Ada apa ? ]
Tanya Alard dengan dingin.
[ Maaf Tuan ! Keponakan anda ingin bertemu ]
[ Keponakan ? ]
Kedua alis Alard menyatu membentuk kerutan dalam.
Dia tidak dan belum memiliki keponakan.
Adik laki-lakinya sama dengan dirinya, belum menikah. Padahal usianya sudah tiga puluh tiga tahun.
Dia lebih suka berkelana mengelilingi belahan dunia yang menjadi impiannya.
[ Ya tuan, sekarang dia ada di depan meja saya ]
[ Bawa dia keruangan ]
Alard menutup sambungan.
Terdengar pintu di ketuk tiga kali, tanpa menunggu jawaban dari Alard, pintu terbuka.
Gisel mempersilahkan seseorang yang mengaku sebagai keponakan Alard masuk kedalam ruangan.
" Ini keponakan anda, tuan "
Alard mengangguk, Gisel segera menutup pintu.
Perputaran waktu di ruangan Alard seakan berhenti ketika Alard menatap tanpa berkedip pada bocah laki-laki yang menatapnya dengan mata dan bibir yang sama-sama tersenyum.
" Hai Paman, perkenalkan, aku Biru Samudra, Anak Mommy Bella "
Biru mengulurkan tangan kecilnya.
Alard hanya bisa terpaku tanpa menyambut uluran tangan yang menggantung di udara, merasa tidak ada sambutan, Biru menyembunyikan tangannya kedalam saku celananya.
Para direktur yang memberikan laporan tiap perusahaan yang memimpin cabang usaha milik Raimond company semuanya juga diam menatap CEO mereka yang diam seperti patung, tidak tahu ada apa dan apa yang salah.
Ekhem.
Biru berdehem lucu.
Alard tersadar lalu memutuskan sambungan langsung itu secara sepihak lalu menutup komentar lipatnya.
" Kau...."
" Aku mencari Daddy-ku dan aku pikir, Anda cocok menjadi Daddy-ku "
Alard menatap dengan mata menyipit ke arah Biru yang masih berdiri.
" Oh, aku tidak bisa lama-lama, kuatir Mommy mengetahui jika aku menghilang "
Biru mengambil sedikit rambut dikepalanya lalu membungkusnya dengan tissue.
" Jika anda penasaran dan ingin tahu kebenarannya, apakah ada hubungan antara kita berdua, lakukan pemeriksaan ! Jika tidak, maka anda bisa membuangnya "
Biru meletakkan beberapa helai rambut yang baru di cabutnya secara paksa tadi diatas meja kerja Alard, lalu berlalu meninggalkan ruangan Alard.
Alard sendiri bagaikan seseorang yang baru terkena hipnotis yang tidak bisa mengatakan apapun.
Gegas Alard keluar dari ruangannya.
" Sel, kemana...."
" Keponakan anda, tuan ? Sudah turun dengan menggunakan Lift khusus untuk tuan "
Tunjuk Gisel pada pintu lift yang sudah tertutup rapat.
Lampu diatas menunjukkan jika Lift terus bergerak kebawah.
Alard berjalan mendekati dinding kaca melihat ke bawah, menanti dengan perasaan yang sulit di artikan.
Terlihat satu titik kecil yang berjalan menyeberangi jalan lalu berlari-lari ke gedung yang masih tertutup dengan kain biru logo perusahaan.
" Panggil Kay, suruh dia segera ke ruangan-ku ! "
" Baik Tuan "
Gisel segera menghubungi Kaysar, yang biasa disapa Kay. langsung ke nomor pribadinya.
" Ya tuan "
Tidak sampai sepuluh menit, Kay sudah berada di dalam ruangan Alard.
" Kau pergi kerumah sakit, ini rambut anak itu dan ini rambut milikku "
Alard menyerahkan dua sampel rambut yang dimasukkan ke dalam dua buah amplop yang berbeda.
" Bagaimana anda bisa mendapatkan sampel ini tuan ? Selama beberapa hari saya terus menguntitnya tetapi dia tidak pernah lepas dari jangkauan pengawasan ibunya "
Kay menatap dua amplop yang masih berada di atas meja.
" Dia tadi kesini sendirian dan mengatakan bahwa aku cocok menjadi Daddy-nya "
" Hah ? Bagaimana bisa..."
" Lakukan sekarang Kay ! Kenapa kau menjadi banyak bertanya "
" Maaf Tuan ! "
Kay mengambil kedua amplop lalu menyimpan ke dalam saku jasnya, sebelum di tegur oleh Alard kembali, Kay gegas meninggalkan ruangan Alard.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Alvaro Alfahri
good boy
2023-11-28
0
Rafi'ah Sujie
Aduuuuuh si Biru pintar banget 😂
2023-01-14
0
Yanni Anthonio
si bocil mah pinter
2022-06-10
0