Bella dan Biru hanya sebentar singgah ke Butik, karena masih persiapan, pekerja berlalu lalang mendekorasi ruangan sesuai dengan keinginan Mona dan arahan dari Yose tentunya. Jadi tidak ada gunanya Bella dan Biru untuk berlama-lama.
Setelah dari Butik, Bella dan Biru memilih menaiki taksi untuk melihat-lihat beberapa sekolah yang sesuai untuk Biru.
Sudah tiga sekolah yang Bella dan Biru datangi, tetapi Biru belum menentukan pilihannya.
Sampai ke sekolah yang kelima yang mereka datangi keduanya memutuskan untuk berkonsultasi terlebih dahulu, terutama terkait dengan kondisi Biru, dan Biru sepertinya setuju untuk bersekolah di situ.
Kepala sekolah mengetes Biru apakah Biru bisa di masukkan ke sekolah dasar atau di sekolah taman kanak-kanak karena sekarang sudah melewati tahun ajaran baru.
Biru juga belum genap berusia enam tahun.
Penjelasan dari Bella yang mengatakan jika Biru tidak sama dengan anak seusianya dianggap angin lalu oleh kepala sekolah, dan sayangnya Bella lupa meminta surat keterangan dari sekolah terdahulunya jika Biru termasuk anak yang genius.
" Maaf Tuan, bisakah anda memberikan saya soal untuk anak kelas lima ? Jika saya bisa mengerjakannya, maka saya di izinkan untuk bisa menjadi siswa di sekolah ini ? "
Biru angkat bicara mendengar alasan ibunya mengapa memasukkan Biru ke sekolah dasar bukan ke sekolah taman kanak-kanak.
Kepala sekolah tertawa mengejek.
Gaya bicara Biru sudah seperti pria dewasa saja.
" Panggil dia Bapak kepala sekolah ! "
Bisik Bella yang duduk di sebelah Biru.
" Bapak sekolah yang terhormat, bisakah anda memberikan soal yang saya minta ?
Setelah saya mengerjakannya, baru anda sendiri yang akan menentukan apakah harus tertawa atau menangis "
Bella menegur Biru agar menjaga ucapannya lewat sorot matanya.
" Sorry Mom ! "
" Hormati dia ! "
Biru mengangguk dengan wajah meminta maaf yang khusus di perlihatkan pada Bella.
" Baiklah, ini soal ujian anak kelas lima, jika kau bisa menjawab dengan benar sebanyak tiga puluh persen saja, Bapak yang akan mengurus agar kau bisa ikut ujian nasional di kelas akhir "
Bapak kepala sekolah menyerahkan lima lembar soal ujian murid kelas lima SD kepada Biru.
Biru langsung mengerjakan soal itu dengan tenang tanpa terganggu dengan ibunya dan juga Bapak kepala sekolah yang mengamati Biru tanpa bersuara.
" Bapak boleh memeriksanya ! "
Biru menyerahkan lembar jawaban yang sudah di isinya dalam tempo setengah jam.
Bapak kepala sekolah melihat ke arah Biru dengan dahi berkerut.
" Apakah dia memiliki guru privat di rumah "
Tanya kepala sekolah pada Bella.
Bella menggeleng.
" Dia belajar sendiri ? "
" Hah ? Ayahnya seorang ilmuwan ? "
Bella diam, melirik ke arah Biru yang juga tengah menatap wajah ibunya.
" Oke, saya tidak mau bertanya banyak tentang masalah pribadi.
Dari seratus persen pertanyaan yang ada, dia menjawab benar sebanyak tujuh puluh persen. Jadi sesuai janji saya, saya akan..."
" Maaf Bapak kepala sekolah, bolehkah saya duduk dulu di kelas lima ? "
Biru menyela sebelum kepala sekolah memutuskan.
" Kamu yakin "
Biru mengangguk.
" Oke, jika itu sudah menjadi keputusanmu, kau bisa mulai datang kesekolah besok hari "
Kepala sekolah akhirnya menggunakan bahasa seperti dia berbicara pada orang dewasa lainnya.
Sekilas dia melirik formulir calon siswa yang baru ditestnya tadi, nama ayah kosong.
Bella dan Biru lalu meninggalkan ruangan kepala sekolah.
" Kita pulang, Mom ? "
Bella mengangguk.
...*****...
Seorang pria berdiri menghadap ke dinding kaca tebal membelakangi orang yang berbicara padanya.
Dia berdiri diam menatap Kedung apartemen yang tidak jauh dari kantornya.
Seorang CEO, diusianya yang sudah menginjak usia tiga puluh enam tahun, dia masih betah melajang.
Entah apa yang dia tunggu.
Tidak sedikit gadis-gadis kelas atas yang berusaha menarik perhatiannya dari anak rekan kerjanya atau cucu dari teman sang kakek, tapi dia selalu bersikap acuh.
" Kau yakin dia wanita malam itu ? "
Yang ditanya diam.
Karena sejujurnya dia juga belum yakin, malam itu dirinya sangat panik akan keselamatan tuannya. Apalagi gadis itu dalam kondisi wajah yang sudah memerah karena pengaruh obat, sementara wanita yang di klaim wanita malam itu, tampilannya sekarang sangat jauh berbeda.
Kulitnya putih dan halus, penampilannya elegan. hanya satu yang membuatnya yakin, anak kecil yang ada bersamanya.
" Kau tahu jika aku tidak pernah melakukan pada siapapun ? Kecuali malam itu. Aku tidak mau jika buah dari malam itu, hidup tidak layak di luaran sana "
" Saya mengerti tuan, saya akan menyelidiki lagi, kalau begitu saya permisi "
Pria itu langsung meninggalkan ruangan tuannya.
Anak laki laki yang bersamanya sangat mirip dengan anda, tuan. Hanya saja dalam versi kecil.
Ucapan asisten pribadinya terus berputar di dalam kepalanya.
Dia sendiri tidak bisa mengingat bagaimana wanita yang bersamanya malam itu, karena dia juga tengah menahan kesakitan akibat racun yang mulai menyebar.
Fokusnya hanya pada jantungnya yang harus terus bekerja dengan keras.
Jika memang dia wanita malam itu, dan anak kecil yang bersamanya adalah keturunannya. Langkah apa yang harus diambilnya.
Apalagi jika kakeknya mengetahui jika keturunan Raimond ada diluaran sana tanpa tahu bagaimana hidupnya.
...*****...
Bella kembali merancang pakaian yang belum sempurna di buatnya.
Dia lebih suka berada di dinding yang menghadap ke arah gedung Raimond company.
Entah kenapa, sembari tangannya menggores apa yang ada dalam pikirannya dalam kertas gambar, sesekali dia melemparkan tatapan ke arah gedung yang menjulang tinggi di seberang sana. Gedung yang tidak lebih tinggi dari gedung apartemen tempat dirinya tinggal.
" Mom, itu gedung apa ? "
Biru berjalan mendekat sembari menunjuk gedung yang di lihat Bella.
" Gedung milik sebuah perusahaan, Raimond company, perusahaan besar. "
" Oh "
Dahi Bella berkerut mendapatkan respon yang cuma ' Oh ' saja.
" Tidurlah lebih cepat, besok kau mulai bersekolah bukan ? "
" Bolehkah aku membaca sebentar sebelum tidur ? "
" Tidak lebih dari setengah jam ! "
Bella memberikan waktu karena Biru akan betah membaca dan bermain gadget jika tidak di berikan tempo, kalau sudah terlalu asik, anak kecil itu bisa tidur hingga larut malam.
" Oke, Mommy juga jangan tidur terlalu malam, Mommy tidak boleh kelelahan ! "
Bella mengangguk, merentangkan kedua tangannya bersiap menerima pelukan selamat malam dari Biru.
Pria kecil itu berjalan mendekat lalu memeluk tubuh ibunya.
" Selamat malam Mom, love you "
" Selamat malam Biru, love you too "
Bella mencium kening Biru pelan kemudian melepaskan pelukannya.
Biru segera kembali ke kamarnya, sikat gigi, berganti piyama lalu naik keatas ranjangnya.
Tangan mungilnya mulai menari nari diatas gadget miliknya, menelusuri profil perusahaan milik Raimond.
Ujung jari telunjuknya berhenti ketika layar tablet menunjukkan foto Alard Smith Raimond sebagai CEO Raimond company.
Netra coklat itu menatap ke cermin, wajah yang hampir sama.
Bibir mungil Biru membentuk senyuman, dia menutup gadget dan meletakkan di atas nakas lalu mematikan lampu kamar untuk tidur.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Murni Agani
mb ketempe kt bella😂🤣
2022-02-10
0
Riska Wulandari
5 tahun udah kelas 5 anakku 5 tahun baru TK A...😁🤣
2022-01-15
0
Memi kasim
❤️❤️❤️❤️
2022-01-09
0