Berita kehamilan Bella tidak bisa ditutup-tutupi, apalagi terhadap Yose yang notabene membawa Bella untuk bekerja pada tuan Luke tanpa mengetahui siapa Bella yang sebenarnya terlebih dahulu.
" Aku bukan hendak ikut campur dengan masalah pribadimu, Bel. Hanya saja, kita berada di pulau milik tuan Luke. Jadi...."
" Aku tahu, terserah anda dan Tuan Luke mau melakukan apa padaku asal jangan suruh aku menggugurkan kandunganku, aku juga tidak mempunyai siapa-siapa lagi "
Bella saling meremas telapak tangannya sebelum menceritakan semua yang terjadi.
Yose menatap Bella dengan tatapan kasihan.
" Baiklah, Bel. Aku harus menceritakan tentang keadaanmu pada tuan Luke "
Yose berlalu dari hadapan Bella dengan wajah yang sulit diartikan.
Sudah tiga puluh menit Yose berada di dalam ruangan kerja tuan Luke, ya walaupun tuan Luke sedang mengalami kebutaan semua bisnisnya tetap berjalan seperti biasa.
Tuan Luke, memiliki asisten pribadi yang bisa diandalkan, segala surat dan perjanjian, akan di baca dan dipelajari oleh tuan Luke dengan menggunakan huruf braille.
Sampai tablet yang digunakan untuk membuat penawaran atau apapun, sudah disesuaikan dengan kondisi tuan Luke saat ini.
" Bella, bersyukurlah karena tuan Luke bisa mengerti keadaanmu, tapi maaf ! Kau tidak bisa meninggalkan pulau ini sampai Tuan Luke kembali seperti sediakala dan kau tetap menjadi pelayannya "
Yose merasa tidak enak hati, tapi mau bagaimana lagi, kecelakaan yang menyebabkan kebutaan sementara pada indera penglihatannya harus terus dirahasiakan jangan sampai ada yang tahu.
Mereka juga tidak bisa percaya Bella begitu saja,
bisa jadi Bella dikirim sebagai mata-mata atau Bella akan berkhianat.
******
Setahun Bella dan lainnya berada di pulau milik tuan Luke.
Semua kembali ke negeri berlambang singa putih.
Penglihatan tuan Luke juga sudah kembali normal.
" Bel, kau sekarang jadi manusia yang bebas serta tidak terikat apa pun pada tuan Luke.
Ini gaji-mu selama setahun ini "
Yose menyerahkan sebuah kartu, di dalam akun tersebut sudah di buat atas nama Bella, bisa Bella cairkan kapan saja.
" Hanya saja, jika kau tidak keberatan dan tidak tahu mau kemana, kau bisa menjadi pelayan toko pakaian milik istri-ku, kasihan anakmu "
Yose menatap bayi berusia tiga bulan dalam gendongan Bella.
Biru Samudra, bayi paling tampan yang pernah Yose lihat.
" Oh, Yose, terimakasih banyak. Aku justru tidak tahu mau kemana, karena kau tahu sendiri aku tidak punya siapa-siapa selain anakku "
Yose hanya tersenyum.
Bella dan Biru-putranya, dibawa oleh Yose untuk menemui istrinya.
Pasangan yang sudah menikah hampir lima belas tahun itu tidak memiliki anak, tentu saja sangat senang dengan kehadiran Bella dan bayinya.
Toko pakaian yang dikatakan oleh Yose, bukanlah toko kecil tetapi salah satu Butik terkenal yang ada di negara itu.
Butik yang menjadi hadiah dari tuan Luke tentunya, atas pengabdian setia selama dua puluh tahun Yose bekerja pada tuan Luke muda, sampai dengan sekarang.
Disela -sela rutinitas Bella yang menjadi pelayan Butik, Bella mengambil kuliah di bidang desainer pakaian.
Biru bukan hanya menjadi anak dari Bella, dia juga penyemangat hidupnya.
Istri Yose, sangat menyukai Biru, kadangkala dia ikut mengawasi Biru jika Bella sedang berada di kampus.
Siang dan malam Bella membagi waktunya dengan tidak pernah terlihat santai, di Butik, kampus dan menjadi seorang ibu.
" Bel, kuliahmu sudah selesai, hasil rancangan-mu juga sudah mulai lumayan peminatnya.
Bagaimana kalau kita membuka cabang Butik ini di negaramu ? Jadi disana kau mengelola, kau tidak ingin selamanya seperti ini bukan ? "
Mona, istri Yose menatap lekat-lekat wajah Bella yang terlihat berpikir.
" Yose yang akan mengurusnya, kebetulan dia dan tuan Luke sedang melakukan kerjasama dengan seorang pengusaha keturunan dari negara Turki di sana "
Bella dan Mona sama-sama menatap ke arah Biru yang bermain dengan gadget-nya.
Bocah yang berusia lima tahun lebih itu terlihat sedang berpikir, gayanya seperti orang dewasa.
Apalagi kalau dia sudah serius dengan gadget kesayangan-nya.
Kalau Bella atau siapapun melihat apa yang ditontonnya, Biru menampilkan permukaan layar dengan bacaan tentang pengetahuan umum, tetapi jika tidak, jari jemari tangannya yang montok dan lucu menari-nari di atas permukaan gadget.
Biru, tidak sama dengan bocah laki-laki lainnya.
Diusianya yang baru berusia lima tahun lebih, daya pikirnya sudah jauh melampaui usianya.
Bella sudah tidak bisa memasukkan putranya ke sekolah taman kanak-kanak seperti umumnya karena dia tidak bisa berbaur dengan teman-teman seusianya.
Di sekolah dia lebih senang duduk sembari membaca buku-buku tebal yang dibawanya dari rumah, sehingga gurunya mengeluh pada Bella.
Gurunya seakan bodoh di hadapan Biru.
Biru memang anak yang istimewa, di usianya yang baru empat bulan, Biru sudah bisa duduk sendiri.
Dari bayi, Biru juga tidak rewel seperti balita pada umumnya, dia tahu ibunya harus membagi waktu dengan cermat, jadi Biru tidak ingin menambah beban ibunya.
Diusia dua tahun Biru sudah mulai bisa membaca, belajar dari benda pipih persegi yang ada ditangannya.
Biru juga sangat memahami emosi ibunya seperti apa.
Saat di bawa ke Butik, Biru akan duduk diam, membaca, menggambar dan mengamati keadaan dengan sorot mata yang sulit di artikan.
Jika seseorang yang di sekitarnya berusaha mengajak dia berbicara, Biru tidak langsung menjawab, tetapi mengamati wajah dan bahasa tubuh orang tersebut, baru dia memutuskan apakah dia harus membalas keramahan orang tersebut atau menghindar dengan sopan.
Biru akan bertanya banyak hal kepada Bella jika melihat Ibunya terlihat santai.
Sampai siapa ayahnya, Biru juga bertanya.
Biru bukanlah anak laki-laki yang bisa diberikan alasan secara asal-asalan tetapi harus jelas dan sesuai fakta, karena dia bisa menyelidiki sendiri.
" Mom, siapa Daddy ku ? " Tanyanya suatu malam ketika Bella menyuruhnya untuk tidur.
Bella menatap mata Biru yang berwarna coklat dengan menggeleng.
Biru hanya diam dan tidak pernah bertanya lagi, anak itu seakan tahu jika pertanyaan itu akan sulit untuk dijawab.
" Kau tidak bisa selamanya melarikan diri, Bel. "
" Baiklah nyonya, aku akan mengikuti saran-mu ! "
Mona memukul lengan Bella pelan.
" Kau saat ini adalah rekan Bisnisku, jangan panggil aku nyonya "
Mona pura-pura galak, lalu tertawa.
Bella dan Biru mulai berkemas untuk pulang ke negara indonesia, setelah pelarian Bella selama hampir enam tahun lamanya.
Sementara Yose di Indonesia, disela-sela dirinya dan beberapa orang yang mendampingi tuan Luke, Yose mempersiapkan cabang Butik Monalisa, yang akan dikelola oleh Bella.
" Mom, kita kembali ke Indonesia ? Negara Mommy ? "
Netra coklat itu terlihat berbinar.
" Iya sayang, kau senang ? "
" Tentu saja "
Biru memeluk Bella dengan erat, bibirnya membentuk sebuah senyuman penuh arti.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Liana Rismawati
ceritanya kecepetan seperti dikejar setoran
2023-02-17
0
Nur Cahya
aq suka thor ceritanya...
2022-01-17
0
Aiiu Dian
😘🥰
2022-01-15
0