2. Pertumpahan Darah

Pagi menjelang, Asisten Ray masih setia menemani Tuannya di ruangan itu. Ia terjaga semalaman agar tidak ada lagi satupun kejadian yang luput dari penglihatannya.

Tok, tok, tok.

"Huft. Tu-Tuan?" panggilnya dengan gemetaran.

Tok, tok, tok.

"Tuan, bangun ini sudah pagi!" Ucap Ray kembali.

Sepertinya mereka masih terlelap.

Ia kembali duduk di atas sofa sambil memikirkan apa yang akan ia lakukan setelah ini.

Sementara di dalam kamar, Irfan mengerjabkan mata, betapa terkejutnya ia ketika mendapati tubuh polosnya tengah memeluk tubuh seorang perempuan.

Deg...

Mampus siapa dia?. Perjaka gue?. Batinnya terkejut dengan detak jantung yang tidak berirama.

"Hei kau, bangun! Hai siapa kau ha?" ucapnya dan menggoyang tubuh mungil itu dengan kasar.

Engh...

"Sakit, tolong! Jangan Pak, sakit!" lirih Fajira.

Entah ia sedang tidur atau bagaimana, yang jelas ucapannya terdengar sangat menyayat hati.

"Ap-apa yang sudah Gua lakukan?" ucapnya ketika menyingkap selimut dan melihat bercak darah yang cukup banyak, menyebar di atas kasur dan juga pada buah pisangnya.

"Di-dia perawan?" ucapnya masih terkejut.

"Sshh... Aauu!" ringisnya dengan memegang kepala yang teras sakit karna teringat dengan kejadian malam tadi.

"Itu salah dia, kenapa dia berada di sini malam-malam!"

Irfan bangkit dan segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkankan diri dan berganti pakaian. Setelah selesai ia memandang wajah pucat perempuan yang sudah merenggut keperjakaannya.

Ceklek....

Ia membuka pintu dan segera keluar dari sana, terlihat Asisten Ray terkejut dan langsung berdiri menatap Irfan tajam.

"Kenapa?" ucapnya dingin.

"I-itu tuan?" Ucap Ray Takut.

"Kamu urus dia!" Ucao Irfan dingin.

"Ba-baik tuan!" Ucap Ray segera bergegas dan masuk kedalam kamar pribadi itu, namun ketika hendak membuka pintu suara Irfan kembali menghentikannya.

"Tunggu!"

"Iya, tuan?" Ucap Raya menghela nafasnya.

"Siapkan baju untuk perempuan itu, biar saya yang membangunkannya," Ucao Irfan tegas.

"Ba-baik, tuan!" ucap Ray terkejut dengan respons dari Irfan.

Ray segera menelfon bawahannya untuk membawakan satu stel pakaian perempuan lengkap dengan daleman. Sementara Irfan kembali masuk ke dalam kamar dan menatap perempuan yang masih terisak dalam tidurnya itu.

"Hei, kau bangun!" ucapnya dan menggoyangkan kaki Fajira menggunakan kakinya. "Hei, kau bangun!" sambungnya dengan suara yang meninggi.

Engh,...

Fajira perlahan membuka mata sayunya dengan perlahan, ia melihat seorang laki-laki dengan menggunakan pakaian formal tengah berdiri tak jauh darinya. Ia kembali ketakutan ketika melihat wajah laki-laki itu.

"Ja-jangan, Sa-saya mohon!" ucap Fajira berusaha untuk bangun, namun ia terpekik ketika merasakan sakit yang teramat pada daerah terlarangnya.

"Aaakkhh, sakit!" lirihnya dengan air mata yang sudah mengalir. "To-tolong, jangan apa-apakan saya lagi!" sambungnya dan kembali pingsan.

Irfan sedikit terkejut melihat wanita itu kembali tidak sadarkan diri. Segera ia mengambil ponselnya dan mendial salah satu nomor yang ada di dalam ponsel itu.

Tuut, tuut.

"Halo bang?"

"Ke kantor Gua sekarang!" Ucap Irfan dengan begitu tegas

Tut.

Irfan masih memandang Fajira yang sudah pingsan karna ketakutan itu. Sejenak ia merasa bersalah, namun karna ego yang tinggi membuat Irfan melimpahkan semua kesalahan itu kepada Fajira. Ia menunggu beberapa saat hingga perempuan cantik itu kembali terbangun dari pingsannya.

"hei bangun! bangun lo! sana ganti baju, nanti kita bicarakan masalah ini, dokter akan datang sebentar lagi dan lo harus selesai berpakaian sebelum dia datang!" ucap Irfan sebelum keluar dari ruangan itu.

"Hiks, hiks," Fajira menangis tersedu karna memikirkan nasibnya saat ini. Mencoba berdiri dengan segala kesakitan yang ia rasakan.

"Sshhh... Perih banget, hiks!" Perlahan ia mencoba berjalan dengan tertatih berusaha untuk mencapai kamar mandi.

Setibanya di sana Fajira bersandar di kamar mandi dan menangis sejadi-jadinya. Tangisan itu terdengar sangat menyayat hati bagi siapapun yang mendengar.

Dengan terisak ia masih berusaha untuk membersihkan badannya yang sudah di penuhi bercak merah cenderung kebiruan sebagai tanda yang di berikan oleh Irfan di tubuh Fajira dan itu terlihat sangat kontras dengan kulit putih bersih miliknya.

Ia termenung memikirkan apa kesalahan yang ia perbuat, hingga ia berakhir seperti ini. Seandainya ia tidak menolong laki-laki keparaat itu mungkin saat ini ia masih bisa tidur nyenyak di dalam kontrakannya.

Sementara di luar, Irfan memanggil cleaning service untuk membersihkan kamar itu secara kilat dan harus selesai sebelum Fajira keluar dari kamar mandi.

"Tuan ini baju untuk perempuan itu," ucap Ray yang baru saja tiba dengan beberapa papper bag di tangannya.

Dengan sigap, Irfan mengambilnya dan melangkah menuju kamar pribadi yang tengah di bersihkan itu.

"Cepat kau selesaikan, ganti seprai itu segera! Dalam lima menit jika tidak selesai, angkat kaki kau dari sini!" Bentaknya dengan kasar dan membuat CS itu ketakutan.

"Ba-baik Tuan."

Dengan segera ia membersihkannya tanpa tertinggal sedikitpun. Jantung yang berdetak lebih cepat dan diburu oleh waktu membuatnya dengan sigap melaksanakan perintah dari Irfan tanpa mengeluh. Setelah selesai ia langsung keluar dan pamit dari ruangan yang terasa mencekam itu.

"Tunggu!" panggil Ray ketika tangan CS itu sudah memegang hendle pintu.

"I-iya, Pak?" ucapnya gugup dan takut.

"Jangan sampai ada yang tau tentang masalah ini. Jika saya mendengar gosip yang tidak-tidak, kamu yang harus bertanggung jawab!" ucap Ray dingin.

"Ba-baik Pak. Permisi." ucapnya keluar dan berlari menuju kebawah.

Sementara Irfan duduk di atas kursi kebesarannya dengan memijat kepala yang terasa berat.

Kenapa ini terjadi? Perjaka ku di renggut oleh perempuan itu dan siapa dia? Aarrghhh. Bathinnya frustrasi.

Tok, tok, tok.

"Masuk!" ucap Irfan ketika mendengar ketukan pintu dari luar.

Masuklah seorang perempuan muda yang cantik jelita dengan balutan jas putih di badannya. Dia Annisa saudara sepupu Irfan yang berprofesi sebagai dokter umum.

"Lo ngapain nelfon gue bang? Kebiasaan deh!" Ucapnya kesal karena kebiasaan Irfan yang langsung mematikan panggilan tanpa mendengarkan jawaban dari orang dibalik telefon.

"Tuh lo urus dia!" ucap Irfan menunjuk ke arah kamar.

"Siapa? Siapa yang harus gue urus?" ucap Annisa bingung

"masuk aja." Ucap Irfan merasa kesal.

Ceklek...

Perempuan itu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, namun nihil ruangan itu kosong tanpa ada tanda-tanda kehidupan di sana.

"Gak ada orang, Bang. Lo mau mempermainkan Gua? Lo tau kan jadwal gua lagi padat sekarang?" ucap Annisa kesal dan membuat Irfan bangun dari duduknya lalu melangkah masuk ke dalam kamar.

Tok, tok, tok.

"Hei gadis, keluar kau sekarang juga atau saya dobrak pintu ini!" Teriak Irfan setelah menggedor pintu kamar mandi dan sukses membuat Annisa terkejut.

Pe-perempuan? Yang benar saja!. Batinnya.

"I-iya!" jawaban lirih terdengar dari dalam kamar mandi.

"Lo tunggu dia di sini dan sekalian bantu untuk memakaikan bajunya, habis itu lo periksa, pastikan kalau dia bukan wanita berpenyakit!" Ucap Irfan dingin.

"Iya, sana keluar lo! Awas aja lo macam-macam sama anak gadis orang, gue bilang tante baru tau rasa!" ucap Annisa kesal.

"Hmm." Deham Irfan keluar dari sana dan menutup pintu kamar.

Tak berapa lama Fajira keluar dengan wajah putih pucat dan terdapat memar di bagian bibirnya bekas tamparan keras Irfan semalam. Ia terkejut ketika melihat ada orang lain di dalam kamar itu. Tubuhnya meremang dan mematung.

Ap-apa dia Vina?.

Ia bingung harus bersikap bagaimana saat ini, jangankan untuk melangkah, mengangkat kepalanya saja ia tidak mampu.

"Siapa kamu?" ucap Annisa mendekat.

"Sa-saya Fajira, kak!" ucapnya menghindari sentuhan dari Annisa.

"Duduk dulu, yuk!" ucap Annisa lembut dan menyadari bahwa perempuan yang ada di depannya ini tengah ketakutan.

"Sa-saya," Ucap Fajira hendak berbicara kembali

"sudah, duduk dulu!" Cegat Annisa.

Ia membantu Fajira untuk duduk di atas kasur dengan lembut. Ia meringis menatap memar yang ada di tubuh gadis yang ada di depannya ini.

Dasar laki-laki, tidak bisakah sedikit lembut kepada wanita. Sok bilang masih perjaka padahal udah seganas ini masih saja mengelak. Bathin Annisa mengutuk Abang sepupunya itu.

"Jangan takut, saya seorang dokter. Hmm apa hubungan kamu dengan abang saya?" tanya Annisa dengan lembut, sementara Fajira hanya menggeleng dan menunduk.

"Lalu kenapa kamu bisa berada disini?" Tanya Annisa kembali.

"sa-saya hanya pengantar makanan dokter," Ucap Fajira dengan mata yang berkaca-kaca.

"Apa abang memesan makanan di tempat kamu kemarin?" Tanya Annisa menelisik.

"I-iya,"

"Terus?"

"Waktu saya mengantar makanan kemarin, saya melihat ada orang yang sedang kejar-kejaran dari ruangan ini. ketika hendak mengantarkan makanan, saya melihat ada laki-laki yang tengah terduduk di lantai sambil memegang kepala. Saya tidak tau apa yang terjadi. Ketika hendak membantunya saya malah di paksa un-untuk melayaninya dengan kasar!" ucap Fajira menangis tersedu.

"Kamu masih perawan?" tanya Annisa dengan hati-hati.

"Iya saya masih perawan, dan sekarang masa depan saya sudah hancur hiks,... hiks,..." Ucap Fajira semakin menangis.

Kasihan banget kamu harus bertemu dengan tuan muda yang gila itu!. Batin Annisa meringis.

"kita coba cek keadaan kamu ya. Ini ada baju, di pakai dulu. Saya keluar sebentar!" Annisa beranjak dari sana dan meninggalkan Fajira sendiri.

Aku kotor! aku seorang jalaang! hiks. Batin Fajira menangis.

Ia hanya bisa menahan isaknya yang terdengar sangat putus asa. Setelah beberapa lama Annisa kembali masuk dan memeriksa bagaimana kondisi Fajira saat ini.

"Kamu gak apa, istirahat yang banyak dan penuhi asupan gizi kamu ya" ucap Annisa tersenyum.

"Terima kasih!" Ucap Fajira sudah merasa lebih tenang

Tok, tok, tok.

"Cha bawa dia keluar!" Suara bariton milik Irfan terdengar dari luar dan sukses membuat Fajira kembali ketakutan.

"Dokter, tolong bawa saya dari sini! Saya tidak mau bertemu dengan dia. Tolong bawa saya keluar dari sini dokter, saya mohon!" Ucap Fajira kembali histeris.

"Iya, nanti kamu akan di bawa pergi dari sini. Sekarang ayo kita keluar dulu." Fajira patuh mengikuti langkah kaki dokter itu walapun masih terasa sangat sakit pada daerah terlarangnya.

Fajira menunduk tanpa mau melihat siapa yang tengah berada di depannya. Ia bersembunyi di belakang tubuh Annisa yang lebih tinggi, agar bisa menghalangi pandangan laki-laki keparat itu.

"Duduklah!" ucap Annisa menyuruh Fajira duduk di atas sofa ruangan itu.

"Siapa nama kamu?" tanya Irfan dingin.

"Fa-Fajira," Ucapnya menahan tangis.

Irfan mengeluarkan cek di sana dan meletakkannya di atas meja.

"itu cek untuk kamu, sebenarnya saya rugi karna kehadiran kamu disini. Saya rugi waktu, rugi uang, juga keperjakaan saya juga sudah kamu renggut. Ini cek ambil saja, dan setelah ini jangan pernah hadir dalam hidup saya. Jika benih itu tumbuh di dalam rahim kamu gugurkan segera. paham!" Ucap Irfan sarkas.

Semua orang terdiam mendengarkan ucapan Irfan.

Hiks bapak pikir saya sudah bolong!. bathin Fajira masih terisak

"Kamu antarkan dia pulang Cha, pastikan kehadirannya tidak menimbulkan kecurigaan karyawan disini!" tanpa menunggu jawaban dari Annisa, Irfan segera melangkah keluar di ikuti oleh Ray.

Sementara dokter muda itu menatap iba perempuan yang ada di sampingnya ini.

"kamu gak apa kan? Habis ini saya antar kamu pulang. Pakai masker dan topinya, agar tidak ada yang mengenali kamu nanti!" Ucap Annisa.

"Te-terima kasih kak!" Ucap Fajira memakai semua atribut itu.

Annisa membantu Fajira untuk keluar dari sana setelah perempuan itu siap untuk berjalan. Walaupun masih terasa sakit tetapi ia tetap memaksakan agar bisa keluar dari ruangan yang sudah merenggut masa depannya ini.

Sreek....

💖💖💖

TO BE CONTINUE

Terpopuler

Comments

Sri Puji

Sri Puji

yahh stupid man, yg slh siapa yg di skiti cpa mknya cinta orng tu jngn mlbihi cinta tuhan gliran di tinggal kya gk punya akal

2024-03-31

0

Putri Minwa

Putri Minwa

kasar banget Irvan, kasihan dengan Fajira

2023-08-21

0

Desy Helyana

Desy Helyana

ya Allah itu mulut laki, padahal jelas2 dia yg udah maksa, pengen aja gw remet, gemes bnr sama mulut nya

2022-09-12

1

lihat semua
Episodes
1 1. Rusaknya Makhkota Sang Ratu
2 2. Pertumpahan Darah
3 3. Dia Hadir!
4 4. Hari Baru, Kehidupan Baru
5 5. Anak genius
6 6. Apa Bunda Bahagia?
7 info
8 7. Rumah Untuk Bunda
9 8. Hanya Kamu Yang Bunda Miliki
10 9. Diskualifikasi?
11 10. Pembuktian!
12 11. Pertemuan Pertama
13 12. Apa Aku Harus Mencarinya? (irfan)
14 13. Sang Juara
15 14. Proyek Baru
16 15. Apa Aku Punya Ayah Bunda?
17 16. Aji Hanya Mau Bunda
18 17. Aku Harus Mencarinya (Irfan)
19 18. Agen Pulsa
20 19. Aku Menyesal (Irfan)
21 20. Kontrak Kerja Sama
22 21. Apa dia mengenaliku?
23 22. Aku ketahuan!
24 23. Hari Pertama Sekolah
25 24. Pindahkan kantor Pusat Ray! (Irfan)
26 25. Aji Gak Suka Sama Om Itu Bunda!
27 26. Launching Produk.
28 27. Jangan Sakit-Sakit
29 28. Tolong Jauhi Anakku!
30 29. Cerdas Namun Sadis
31 30. 12 Milyar
32 31. Aku Menemukanmu (Irfan)
33 32. Apa Fajri Anakku?
34 33. Jangan Takutkan Apapun
35 34. Dia Ayah Aji Sayang.
36 35. Jangan Tinggalkan Aji lagi Ayah
37 36. Kehangatan
38 37. Ayo Cium Ayah Bunda
39 38. Balasan Untuk Irfan
40 39. Restu Mama
41 40. Usapan Lembut Fajira
42 41. Morning Kiss
43 42. Proyek Memikat Hati Fajira
44 43. Aji Mau Naik Kelas Lagi Bu
45 44. Kebersamaan part 1
46 45. kebersamaan Part 2
47 46. Kebersamaan Part 3
48 47. Kebersamaan Part 4
49 48. Kembali Pulang
50 49. Hari Yang Indah
51 50. Rencana Pernikahan
52 51. Uji Coba Proyek Baru
53 52. Bertemu Mama Mertua
54 53. Kelakuan Irfan
55 54. Jangan Sampai Fajri Tau Perbuatanmu
56 55. Kesedihan Fajri
57 56. Kecemburuan Irfan
58 57. Irfan VS Vino
59 58. Wedding Day
60 59. Malam Pertama
61 60. Firasat Irfan
62 61. Viral
63 62. Kecemburuan Fajri.
64 63. Aku Percaya Padamu, Mas
65 64. Apa Yang Terjadi?
66 65. Pencarian Fajira Part 1
67 66. Irfan Sakit
68 67. Pencarian Fajira Part 2
69 68. Kondisi Fajira
70 69. Pencarian Fajira Part 3
71 70. Siapa Sebenarnya?
72 71. Kembali Pulang
73 72. Kesakitan Yang Berujung Kenikmatan
74 73. Mau Punya Anak Lagi
75 74. Rencana Baru Fajri
76 75. Kabar Bahagia
77 76. Ada Apa dengan Hanna? (Fajri)
78 77. Hormon Ibu Hamil
79 78. Aji Akan Menjadi Seorang Abang
80 79. USG Pertama
81 80. Kerinduan Fajira
82 81. Hari Bahagia Fajri
83 82. Lomba Cerdas Cermat
84 83. Terjadi Lagi
85 84. Usaha Vino
86 85. Derita Irfan
87 86. Dua Pria Possesif
88 87. Possesifnya Fajri
89 88. Gelembung Sabun
90 89. Semua Tergantung Kamu, Mas!
91 90. Permainan Baru Fajri
92 91. Siap Dia?
93 92. Tidak Tahu diri
94 93. Kekhawatiran Yang Berlebihan
95 94. Kajahilan Fajri
96 95. Kejahilan Fajri Part 2
97 96. Keadaan Sherly
98 97. Bertemu Kembali
99 98. Bertemu Kembali 2
100 99. Ikatan Bathin
101 100. Nasib Sherly
102 101. Fajri Sakit
103 102. Nanggung
104 103. Kelakuan Irfan
105 104. Tanpa Keburikan
106 105. Selangkah Menuju Masa Depan
107 106. Sulitnya Menjaga Seorang Irfan
108 107. Nama Dede Bayi
109 108. Seonggok Tepung
110 109. Drama Irfan dan Fajri, lagi?
111 110. Kelakuan Ibu Hamil
112 111. Perlakuan Irfan
113 112. Permintaan Irfan
114 113. Gelar Baru Fajira
115 114. Penguntit
116 115. Mak Comblang
117 116. Terkejut
118 117. Keadaan Fajri.
119 118. Kekecewaan Fajira
120 119. Perdebatan
121 120. Kunjungan Hanna
122 121. Sikap Dewasa Fajri
123 122. Kunjungan Guru Fajri
124 123. Permintaan Maaf
125 124. Rencana Ray
126 125. Makan Malam
127 126. First Kiss
128 127. Janji Fajri
129 128. Kembali Ke Sekolah
130 129. Semoga Berjodoh
131 130. Jawaban Riska
132 131. Penguntit
133 132. Kamu Lemah Mas!
134 133. Saling Memaafkan
135 134. Quality Time
136 135. Ketegangan
137 136. Lega
138 137. Pulang Kampung
139 138. Kenangan Fajira
140 139 . Janji Dua Pria Tampan
141 140. Kedatangan Tamu Tak Di Undang
142 141. Dua Pilihan
143 142. Kebenaran
144 143. Penangkapan Sandi
145 144. Kakak Lebih Cantik
146 145. Kemenangan Hanna
147 146. Tanda-tanda
148 147. Kecemasan
149 148. Welcome To The World
150 149. Ivanna Hanindya Dirgantara
151 150. Kekhawatiran Fajira
152 151. Rencana Masa Depan Fajri
153 152. Peresmian Rumah Sakit (S1 End)
154 153. S2 : Drama Adik Kakak.
155 154. S2 : Suara Merdu Ivanna
156 155. S2 : Membujuk Ivanna
157 156. S2 : Pergi Ke Sekolah
158 157. S2 : Mengunjungi Ayah
159 158. Ibu dan Anak
160 159. Senjata Makan Tuan
161 160. Cemburunya Ivanna
162 161. Masuk Sekolah
163 162. Ibu-ibu Rempong
164 163. Aku Tidak Peduli
165 164. Kepanikan
166 165. Ivanna Sakit
167 166. Berkunjung ke Perusahaan Fajri
168 167. Jarum Besar
169 168. Q Time Ibu dan Anak
170 169. Kejamnya Seorang Fajri
171 170. Savage!
172 171. Curhatan Fajri
173 172. Rindu
174 173. Teman Baru Fajri
175 174. Gemas
176 175. Bibit Unggul Irfan
177 176. Bobroknya Si Gadis Dingin
178 177. Ivanna dan Fajri
179 178. Lomba lagi?
180 179. Sponsor Olimpiade
181 180. Keringat Fajri
182 181. Lolos?
183 182. Kepala Batu
184 183. Ivanna Mengigau
185 184. Apa Yang Akan Terjadi?
186 185. Endorsment
187 186. Alasan
188 187. Beranjak Dewasa
189 188. Dokter Gila!
190 189. Zwetta Arnold.
191 190. Sifat Terpendam Ivanna
192 191. Kemarahan Fajri
193 192. Kejadian Malam Hari
194 193. Kehangatan
195 194. Kepulangan Fajri
196 195. Rencana Ivanna
197 196. Uji Coba Mobil Baru
198 197. Pertunangan Boy
199 198. Keberangkatan
200 199. Desa Selimut
201 200. Bertemu Kembali
202 201. Sakit
203 202. Tolong Jaga Kakak, Ku!
204 203. Kunjungan Safira
205 204. Pulang
206 205. Calon Kakak Ipar.
207 206. Rusuh
208 207. Jangan Ganggu Kakak Iparku (Ivanna)
209 208. Kedatangan Zwetta
210 209. Singa Betina
211 210. Hukuman Dari Ivanna
212 211. Kunjungan Safira
213 212. Fajri dan Safira
214 213. Ivanna vs Zwetta
215 214. Modus!
216 215. Kencan?
217 216. Tidak Romantis!
218 217. Jahilnya Safira
219 218. Bertemu Teman Lama
220 219. Jawaban Safira
221 220. Abang pilih kasih, Buna!
222 221. Meminta Restu Ibu Panti
223 222. Meminta Restu Ibu Panti 2
224 223. Lamaran
225 224. Lamaran 2
226 225. Tamu Tak Di Undang
227 226. Benarkah?
228 227. Hasil Tes DNA
229 228. Perdebatan
230 229. Hari Pernikahan
231 230. Merona
232 231. Malam Pertama
233 232. In The Morning
234 233. Digigit Harimau
235 234. Kesedihan Ivanna
236 235. Mas Aji?
237 236. Siapa Dia?
238 237. Tidak Boleh!
239 238. Wasiat Kakek
240 239. Wasiat Kakek 2
241 240. Ivanna vs Tono
242 241. Kamu bau, Mas! (Safira)
243 242. Ngidamnya Safira
244 243. Permak Tono
245 244. Tono vs Bryan
246 245. Tono yang Meresahkan
247 246. Kesempatan
248 247. Bertaruh Nyawa
249 248. Nama si Kembar
250 249. Empat Anak Lebih Baik
251 250. Newborn Photoshoot
252 251. Istri Sultan
253 252. Makan Malam romantis
254 253. Bonus Chapter
255 254. Bonus chapter
256 255. Bonus Chapter End
257 Terima Kasih
258 Novel Ivanna Sudah Terbit
259 novel terbaru hadir
Episodes

Updated 259 Episodes

1
1. Rusaknya Makhkota Sang Ratu
2
2. Pertumpahan Darah
3
3. Dia Hadir!
4
4. Hari Baru, Kehidupan Baru
5
5. Anak genius
6
6. Apa Bunda Bahagia?
7
info
8
7. Rumah Untuk Bunda
9
8. Hanya Kamu Yang Bunda Miliki
10
9. Diskualifikasi?
11
10. Pembuktian!
12
11. Pertemuan Pertama
13
12. Apa Aku Harus Mencarinya? (irfan)
14
13. Sang Juara
15
14. Proyek Baru
16
15. Apa Aku Punya Ayah Bunda?
17
16. Aji Hanya Mau Bunda
18
17. Aku Harus Mencarinya (Irfan)
19
18. Agen Pulsa
20
19. Aku Menyesal (Irfan)
21
20. Kontrak Kerja Sama
22
21. Apa dia mengenaliku?
23
22. Aku ketahuan!
24
23. Hari Pertama Sekolah
25
24. Pindahkan kantor Pusat Ray! (Irfan)
26
25. Aji Gak Suka Sama Om Itu Bunda!
27
26. Launching Produk.
28
27. Jangan Sakit-Sakit
29
28. Tolong Jauhi Anakku!
30
29. Cerdas Namun Sadis
31
30. 12 Milyar
32
31. Aku Menemukanmu (Irfan)
33
32. Apa Fajri Anakku?
34
33. Jangan Takutkan Apapun
35
34. Dia Ayah Aji Sayang.
36
35. Jangan Tinggalkan Aji lagi Ayah
37
36. Kehangatan
38
37. Ayo Cium Ayah Bunda
39
38. Balasan Untuk Irfan
40
39. Restu Mama
41
40. Usapan Lembut Fajira
42
41. Morning Kiss
43
42. Proyek Memikat Hati Fajira
44
43. Aji Mau Naik Kelas Lagi Bu
45
44. Kebersamaan part 1
46
45. kebersamaan Part 2
47
46. Kebersamaan Part 3
48
47. Kebersamaan Part 4
49
48. Kembali Pulang
50
49. Hari Yang Indah
51
50. Rencana Pernikahan
52
51. Uji Coba Proyek Baru
53
52. Bertemu Mama Mertua
54
53. Kelakuan Irfan
55
54. Jangan Sampai Fajri Tau Perbuatanmu
56
55. Kesedihan Fajri
57
56. Kecemburuan Irfan
58
57. Irfan VS Vino
59
58. Wedding Day
60
59. Malam Pertama
61
60. Firasat Irfan
62
61. Viral
63
62. Kecemburuan Fajri.
64
63. Aku Percaya Padamu, Mas
65
64. Apa Yang Terjadi?
66
65. Pencarian Fajira Part 1
67
66. Irfan Sakit
68
67. Pencarian Fajira Part 2
69
68. Kondisi Fajira
70
69. Pencarian Fajira Part 3
71
70. Siapa Sebenarnya?
72
71. Kembali Pulang
73
72. Kesakitan Yang Berujung Kenikmatan
74
73. Mau Punya Anak Lagi
75
74. Rencana Baru Fajri
76
75. Kabar Bahagia
77
76. Ada Apa dengan Hanna? (Fajri)
78
77. Hormon Ibu Hamil
79
78. Aji Akan Menjadi Seorang Abang
80
79. USG Pertama
81
80. Kerinduan Fajira
82
81. Hari Bahagia Fajri
83
82. Lomba Cerdas Cermat
84
83. Terjadi Lagi
85
84. Usaha Vino
86
85. Derita Irfan
87
86. Dua Pria Possesif
88
87. Possesifnya Fajri
89
88. Gelembung Sabun
90
89. Semua Tergantung Kamu, Mas!
91
90. Permainan Baru Fajri
92
91. Siap Dia?
93
92. Tidak Tahu diri
94
93. Kekhawatiran Yang Berlebihan
95
94. Kajahilan Fajri
96
95. Kejahilan Fajri Part 2
97
96. Keadaan Sherly
98
97. Bertemu Kembali
99
98. Bertemu Kembali 2
100
99. Ikatan Bathin
101
100. Nasib Sherly
102
101. Fajri Sakit
103
102. Nanggung
104
103. Kelakuan Irfan
105
104. Tanpa Keburikan
106
105. Selangkah Menuju Masa Depan
107
106. Sulitnya Menjaga Seorang Irfan
108
107. Nama Dede Bayi
109
108. Seonggok Tepung
110
109. Drama Irfan dan Fajri, lagi?
111
110. Kelakuan Ibu Hamil
112
111. Perlakuan Irfan
113
112. Permintaan Irfan
114
113. Gelar Baru Fajira
115
114. Penguntit
116
115. Mak Comblang
117
116. Terkejut
118
117. Keadaan Fajri.
119
118. Kekecewaan Fajira
120
119. Perdebatan
121
120. Kunjungan Hanna
122
121. Sikap Dewasa Fajri
123
122. Kunjungan Guru Fajri
124
123. Permintaan Maaf
125
124. Rencana Ray
126
125. Makan Malam
127
126. First Kiss
128
127. Janji Fajri
129
128. Kembali Ke Sekolah
130
129. Semoga Berjodoh
131
130. Jawaban Riska
132
131. Penguntit
133
132. Kamu Lemah Mas!
134
133. Saling Memaafkan
135
134. Quality Time
136
135. Ketegangan
137
136. Lega
138
137. Pulang Kampung
139
138. Kenangan Fajira
140
139 . Janji Dua Pria Tampan
141
140. Kedatangan Tamu Tak Di Undang
142
141. Dua Pilihan
143
142. Kebenaran
144
143. Penangkapan Sandi
145
144. Kakak Lebih Cantik
146
145. Kemenangan Hanna
147
146. Tanda-tanda
148
147. Kecemasan
149
148. Welcome To The World
150
149. Ivanna Hanindya Dirgantara
151
150. Kekhawatiran Fajira
152
151. Rencana Masa Depan Fajri
153
152. Peresmian Rumah Sakit (S1 End)
154
153. S2 : Drama Adik Kakak.
155
154. S2 : Suara Merdu Ivanna
156
155. S2 : Membujuk Ivanna
157
156. S2 : Pergi Ke Sekolah
158
157. S2 : Mengunjungi Ayah
159
158. Ibu dan Anak
160
159. Senjata Makan Tuan
161
160. Cemburunya Ivanna
162
161. Masuk Sekolah
163
162. Ibu-ibu Rempong
164
163. Aku Tidak Peduli
165
164. Kepanikan
166
165. Ivanna Sakit
167
166. Berkunjung ke Perusahaan Fajri
168
167. Jarum Besar
169
168. Q Time Ibu dan Anak
170
169. Kejamnya Seorang Fajri
171
170. Savage!
172
171. Curhatan Fajri
173
172. Rindu
174
173. Teman Baru Fajri
175
174. Gemas
176
175. Bibit Unggul Irfan
177
176. Bobroknya Si Gadis Dingin
178
177. Ivanna dan Fajri
179
178. Lomba lagi?
180
179. Sponsor Olimpiade
181
180. Keringat Fajri
182
181. Lolos?
183
182. Kepala Batu
184
183. Ivanna Mengigau
185
184. Apa Yang Akan Terjadi?
186
185. Endorsment
187
186. Alasan
188
187. Beranjak Dewasa
189
188. Dokter Gila!
190
189. Zwetta Arnold.
191
190. Sifat Terpendam Ivanna
192
191. Kemarahan Fajri
193
192. Kejadian Malam Hari
194
193. Kehangatan
195
194. Kepulangan Fajri
196
195. Rencana Ivanna
197
196. Uji Coba Mobil Baru
198
197. Pertunangan Boy
199
198. Keberangkatan
200
199. Desa Selimut
201
200. Bertemu Kembali
202
201. Sakit
203
202. Tolong Jaga Kakak, Ku!
204
203. Kunjungan Safira
205
204. Pulang
206
205. Calon Kakak Ipar.
207
206. Rusuh
208
207. Jangan Ganggu Kakak Iparku (Ivanna)
209
208. Kedatangan Zwetta
210
209. Singa Betina
211
210. Hukuman Dari Ivanna
212
211. Kunjungan Safira
213
212. Fajri dan Safira
214
213. Ivanna vs Zwetta
215
214. Modus!
216
215. Kencan?
217
216. Tidak Romantis!
218
217. Jahilnya Safira
219
218. Bertemu Teman Lama
220
219. Jawaban Safira
221
220. Abang pilih kasih, Buna!
222
221. Meminta Restu Ibu Panti
223
222. Meminta Restu Ibu Panti 2
224
223. Lamaran
225
224. Lamaran 2
226
225. Tamu Tak Di Undang
227
226. Benarkah?
228
227. Hasil Tes DNA
229
228. Perdebatan
230
229. Hari Pernikahan
231
230. Merona
232
231. Malam Pertama
233
232. In The Morning
234
233. Digigit Harimau
235
234. Kesedihan Ivanna
236
235. Mas Aji?
237
236. Siapa Dia?
238
237. Tidak Boleh!
239
238. Wasiat Kakek
240
239. Wasiat Kakek 2
241
240. Ivanna vs Tono
242
241. Kamu bau, Mas! (Safira)
243
242. Ngidamnya Safira
244
243. Permak Tono
245
244. Tono vs Bryan
246
245. Tono yang Meresahkan
247
246. Kesempatan
248
247. Bertaruh Nyawa
249
248. Nama si Kembar
250
249. Empat Anak Lebih Baik
251
250. Newborn Photoshoot
252
251. Istri Sultan
253
252. Makan Malam romantis
254
253. Bonus Chapter
255
254. Bonus chapter
256
255. Bonus Chapter End
257
Terima Kasih
258
Novel Ivanna Sudah Terbit
259
novel terbaru hadir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!