Tidak lama kemudian Nadifa keluar dari lift berjalan terburu-buru menuju ruangan kerjanya. Ia sama sekali merasa tidak enak, karena semua karyawan sudah kembali duduk dimeja kerja mereka masing-masing.
Brugg..!
Tas Nadifa diletakan dimeja, mengagetkan Dania yang sedang mengetik.
"Lama sekali, Dif?"
"Iya Mba maaf, kami keasikan makan siang,"
"Oke, baiklah," Dania memaklumi.
Malik yang sekarang sudah fokus mengetik laporan kerja dan kini sudah mampu melupakan Nadifa sekejap. Ia tidak sadar jika Nadifa sudah kembali.
Lain hal dengan Nadifa, ia masih tersenyum melihati Malik yang sedang duduk tegap menatap layar komputernya.
"Dia sedang serius," dalam hati Nadifa terus melihat ke arah Malik didalam ruangan kaca.
"Baiklah, aku kembali mengerjakan tugas yang ia beri tadi pagi," ucap nya kecil sambil melihat beberapa file dikomputernya.
kring kring kring.
Dering HP Malik terdengar, Malik bangkit mengambil HP yang ada disaku celananya.
Istriku.
nama tersebut yang menelpon dirinya.
"Assalammualaikum, ia Bun,"
"Waalaikumsallam Ayah, Bunda mau ngabarin, hari ini aku pulang cepat mau bawa Aisyah dan Letta ke salon," ucap Kinanti ditelepon
"Siap baiklah, insya allah jam 5 aku sudah dirumah," jawab Malik sambil memutar kepalanya menoleh ke arah meja Nadifa.
Lalu muncul raut wajah bahagia dari matanya dan diringi senyum yang mengembang karna dilihatnya pujaan hati sudah duduk manis kembali.
dia sudah kembali rupanya
"Baik bun, kamu jangan lupa makan ya. waalaikumsallam," Malik memutuskan sambungan telepon bersama Kinanti.
Kini Malik terus menoleh melihati sang pujaan hati yang berjarak 5 meter dari hadapanya. Ia senyum-senyum sendiri menikmati rasa bahagia dihatinya.
Jangan lama lama dan masuk kedalam perasaan itu Malik, kamu bisa bahaya.
Semua karyawan yang berada didalam ruangan ini bekerja dengan tenang tanpa mengeluarkan kata-kata sedikit pun, mungkin jika ada lalat suaranya akan nyaris terdengar kencang didalam sini.
Sekali lagi Nadifa mengangkat wajahnya dan tegak lurus melihati Malik yang sedang duduk menyandarkam kepala dibangku kerjanya. Ia terlihat memejamkan matanya sambil menaruh ke dua tangan dibelakang kepala.
"Dia lelah sepertinya," ucap Nadif. Lalu ia mengambil HP nya, menyalahkan kamera dan meng zoom nya sampai terlihat wajah malik yang sedang bersandar.
Cekrek cekrek
Dambil gambarnya berkali kali, Nadifa melihati gambarnya yang sedikit agak buram.
"Gagah," senyum Nadifa.
Meletakan HP nya dimeja dan kembali meneruskan pekerjaanya.
Ia kembali fokus mengerjakan tugas laporan yang diminta oleh malik tadi pagi.
Waktu terus berjalan, langit bergerak menjadi sendu dan menepi mengisyaratkan keadaan sudah mulai sore. Semua karyawan mematikan komputer,membereskan pekerjaan mereka dan bersiap-siap pulang.
"Kamu engga siap-siap,Dif?" tanya Dania membereskan tas nya, Nadifa tidak menoleh ia masih fokus mengetik.
"Pulang duluan saja mba, aku masih disini sampai magrib kayanya,"
"Jangan terlalu lelah Dif, besok lagi kan bisa,"
Dania tidak mengerti bagaimana watak dan sikap Nadifa jika sudah berkaitan dengan pekerjaan. Ia akan konsisten dalam menyelesaikannya secepat mungkin.
"Hehehe iya Mba, kebetulan aku mau dijemput," jawab Nadifa berdalih.
Malik pun sudah menggendong tas ransel kerjanya, berjalan keluar ruangan dan menuju meja Nadifa.
"Kamu jadi mau lanjut Dif ?" tanya Malik dengan senyum menarik hati.
"Iya Pak jadi," jawab Nadifa cepat dengan wajah memerah memendam rasa yang sama seperti yang Malik rasakan. Mereka saling menatap satu sama lain dalam waktu 5 menit.
"Aku duluan ya Dif, Pak," ucap Dania bangkit mengagetkan lamunan mereka berdua.
Malik dan Nadifa mengangguk. Diruangan ber AC itu sudah sepi tinggalah mereka berdua disini.
"Kamu enggak apa-apa disini sendirian?" tanya Malik meyakinkan Nadifa.
"Iya Pak enggak apa-apa. Biar cepat kelar, Pak Malik pulang saja,"
Malik tersenyum dan mengangguk.
"Ya sudah kamu hati-hati disini ya, kalau ada apa-apa hubungi saya saja." ucap Malik.
"Baik Pak, hati-hati dijalan ya. Jangan ngebut-ngebut," ucap Nadifa perhatian.
Malik pun tersenyum riang kembali, hatinya bergejolak menahan rasa senang dan bahagia karna perhatian yang hadir untuknya. lalu Malik menggerakan kakinya untuk membawa dirinya keluar ruangan meninggalkan Nadifa.
Nadifa pun kembali mengerjakan tugasnya dikomputer sembari menyetel mp3 lagu di hp nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
Heny Ekawati
waduh ternyata nadiga ganjen juga tuh
2021-06-20
0
Endah Siau
Nadifa malik sama punya rasa beda sama galih cuma gita aja yg nyosor
2021-06-07
1
Kirny Razaq
gimana thor sholat rajin ngaji juga pinter tapi kenapa og masih nglirik laki orang....hadewwwwww.....gk pantes bgt...
2021-04-28
0