Malik masih berdiam diri terpaku menatap layar komputernya melihati angka saham perusahaan.
Sesekali pulpen yang berada ditanganya diketuk-ketuk kan dimeja. Ia memegang peranan penting dalam melaporkan segala sesuatu hal yang berkaitan dengan keuangan perusahaan.
Sesekali ia menoleh ke arah meja nadifa dan melihatnya agak lama. Nadifa yang sedang asyik mengerjakan tugasnya dan sesekali bercanda kecil dengan Dania.
"Manis nya dia." puji Malik, lalu ia mengambil gagang telepon dan menelpon ke meja Nadifa.
"Assalammualaikum ," ucap Malik melihat ke arah Nadifa. Nadifa yang kaget mendengar suara dibalik telepon, yang tidak lain adalah atasannya sendiri sedang menoleh kearahnya dari dalam ruangan kaca.
"Waalaikumsallam iya, Pak," jawab Nadifa mengangkat wajahnya melihat ke arah Malik sedang menelpon dirinya.
"Bisa keruangan saya dulu sebentar?" perintah Malik padanya.
"Baik Pak," Nadifa menutup telponya. Dania pun menoleh ingin tau siapa yang menelpon dirinya.
"Siapa, Dif ?"tanya Nadifa menyengitkan matanya ke arah ruangan Malik, terlihat Malik kembali fokus menatap layar komputer.
"Ohh," jawab Dania.
Nadifa pun berjalan menghampiri malik ke dalam ruangannya.
"Assalammualaikum Pak," Nadifa masuk dan duduk dibangku yang sudah disiapkan oleh Malik.
"Waalaikumsallam, terima kasih ya untuk mie gorengnya. Sangat enak tapi cukup pedas ya he he he," Malik meledek.
Nadifa mengangguk dan tersenyum melihat ke arah Malik. Malik yang gagah dengan badan tegap ideal menggoda kedua mata nadifa yang tidak mau lenyap untuk berhenti melihatinya.
"Begini Dif, saya ingin dibuatkan laporan yang ini, saya agak sedikit bingung kenapa masih ada selisih, padahal sudah dihitung hitung, kamu kesini kesamping saya," ajaknya Malik sambil memiringkan komputer untuk dinikmati berdua. Nadifa menggeser kursinya agar lebih dekat melihat komputer.
Dari arah luar dania terus melihati mereka berdua yang berada didalam ruangan.
"Dekat banget duduknya," ucap Dania terus memperhatikan mereka dari jauh.
"Oh mungkin ada kles disini Pak,"
Nadifa mulai menjelaskan dan memberikan ide.
Mereka antusias mencatat dan menulis serta mencari cari beberapa dokumen yang berhubungan dengan apa yang ingin mereka buat.
Sesekali tampak guyonan saling bersahut sahutan menyelimuti ruangan itu. Malik tanpak semangat kembali, mendapatkan ide dan terbantu akan hal itu. Sesekali ia melihati Nadifa, yang masih sibuk memberikan ide ide penyelesaian dari kles laporan tersebut.
Malik selalu menunjukan ekpresi mendengarkan dan mengiyakan apa yang Nadifa bicarakan.
"Setuju Pak , kalau begini saja ?" tanya nya Nadifa, tak ada sautan dari Malik, ia mulai mengangkat wajahnya dan apa yang terjadi Malik sedang melihati dirinya.
Nadifa menepuk membangunkan malik dari lamunan.
"Astagfirullohaladzim," Malik istigfarnya kaget.
Seketika ia mulai batuk tak tertahan, menahan malu teramat berat, dengan sigap Nadifa mengambilkan gelas berisi air minum kepada malik.
"Mi--num dulu Pak !" Nadifa memberikan air minum dengan mantap. Malik lalu meminumnya sambil terus menunduk menahan malu.
"Pak gini aja, Nadifa aja yang selesaikan ini sampai malam, sekalian nunggu dijemput suami," Nadifa memberi penawaran.
"Engga apa-apa Dif ? nanti kamu kecapean," jawan Malik. Mengelap bibirnya dengan tisu karena sehabis menenggak air putih dengan cepatnya tadi.
"Biasa kok Pak, Nadifa mah." Nadifa tertawa. lalu bangkit dan mencopot flasdish yang ada di CPU komputer Malik.
"Ya sudah makasih ya," jawab Malik.
Nadifa berlalu meninggalkan ruangan malik dan kembali duduk ke mejanya seperti semula.
Dania terus melihati Nadifa, ingin bertanya tapi tidak enak. Ia sangat ingin tau mengapa akhir-akhir ini atasanya sering melibatkan Nadifa dalam hal apapun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
Heny Ekawati
waduh yg perempuan di goda pebinor yg laki di goda pelakor semoga kuat ya galih dan difa
2021-06-20
0
Nur rikha
bibit 2 perselingkuhan
2021-05-29
0
Fatma ismail
curi curi kesempatan ,dn memberi peluang
2021-04-21
0