Galih berada diruangan bersama para atasannya, mejanya berantakan penuh berkas terlihat dipojok meja ada bingkai foto berisi gambar Nadifa dan dirinya.
Gelas berisi kopi pun terpakir disana. Ia tetap fokus mempelajari beberapa dokumen dalam map dimejanya.
Dari arah belakang dirinya datang lah Pak Laode bersama putra kecilnya yang sedang menangis menangis terisak.
Semua mata menoleh ke arah Pak Laode dan Anaknya. Membawa anak ke kantor memang,
sudah mereka wajari karna, Pak Laode sudah berpisah dengan istrinya satu tahun yang lalu. Ia membawa satu anak dari tiga anak yang ia miliki. Di rumah nya tidak ada pembantu sehingga ia menyiapkan semua kebutuhan putranya itu sendiri.
Galih menoleh dan membuka suara.
"Kenapa sayang?" tanya Galih ke arah Mario yang masih nangis terisak.
"Biasa Pak, nangis tidak mau sekolah," jawab Ayahnya. Galih bangun dari duduknya dan berjalan menuju Mario. Menggenggam tangan Mario dan membawanya pergi menuju meja kerja nya.
Pak Laode membiarkan itu, karena ia tau Galih dekat dengan Mario.
"Ayo duduk disini Nak," Galih memberikan bangku kosong disebelah bangkunya. Galih membuka laci mejanya memberikan 1 coklat kepada Mario.
"Coklat ini enak, Mario mau?" Mario mengangguk dan mengambilnya.
"Jangan menangis lagi ya, anak lelaki harus kuat dan mandiri. Karna kamu kelak yang akan jaga Papa," Galih menunjuk ke arah Pak Laode.
Galih mengusap ngusap rambut Mario. terlihat wajahnya menatap kerinduan ingin memiliki seorang anak seperti Mario. Dia merasa jika sudah punya anak dari awal pernikahan pasti anaknya sudah memasuki taman kanak kanak. Kesedihan ini lah yang selalu menghampiri setiap insan yang mendambakanya, namun semua ini sudah tercipta jalan hidup masing masing umatnya. kita sebagai hamba allah hanya bisa berpasrah dan berserah diri terus meminta dan berdoa.
bep bep bep.
Notifikasi WA Galih berbunyi
Gita :
Assalammualaikum Galih, maaf Gita sakit tidak enak badan, bisa nggak kamu antar aku pulang.
Galih:
Baik aku antar kamu pulang,"
Galih menutup layar HP nya dan bangkit dari duduknya, mengantar Mario ke meja Pak Laode.
"Saya keluar sebentar Pak, mau antar Gita. Dia sakit katanya,"
"Sakit apa Pak Galih," tanya Pak Laode.
"Saya juga belum tahu Pak, nanti mau diantar sekalian ke klinik," jawabnya lalu pamit pergi meninggalkam ruangan kantornya.
Galih berjalan menuruni tangga lantai dua turun ke lantai satu dilihatnya Gita sedang duduk lemas sembari membawa tas nya.
"Kamu sakit apa, Git ?" Galih khawatir menghampirinya.
"Aku mau istirahat saja dirumah, anterin aku ya," jawab Gita dengan lemah lesu.
"Ayo baiklah," Galih membantu Gita untuk berdiri keluar meninggalkan kantor dan masuk ke mobil Galih.
"Apa mau aku antar ke klinik?"
"Enggak usah, aku mau pulang aja," jawab Gita menyenderkan kepala nya ke jok bangku. galih tetap fokus mengemudi.
lain dengan Gita yang terasa bahagia dengan sakitnya itu tentu karena Galih perhatian dan mau mengantarkanya pulang.
15 menit berlalu.
Mobil Galih sudah terparkir dirumanya yang penuh akan kucing. Gita gemar memelihara kucing. Ia tinggal seorang diri, Orang tuanya kembali ke kota lain menghabiskan masa tua bersama disana.
Galih memapah Gita untuk duduk di sofa ruang tamu.
"Aku pesankan makanan ya, apa ada obat yang ingin ku belikan untukmu?" tanya Galih duduk disamping Gita.
Gita merajuk, langsung memeluk dada Galih, mencengkram dengan kuat tak mau lepas, Galih tampak kaget bukan main, dirinya tidak percaya dengan sikap Gita saat ini, mencoba melepas namun tak mampu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
Dian Novita sari
dsini gk ada pebinor,,, yg ada pelakor.
soalnya yg sya liat si difa jelas2 yg lbh perhatian kemalik.
ibarat kucing dikasih ikan asin yo gk akan nolak.
trs klo gita gk usah ditanya.
sedangkan pihak laki menurutku wajar sih.
dsaat istri mereka sibuk dgn dunianya eh ada sosok laen yg hadir.
yo wassalam....
2021-08-25
0
Heny Ekawati
dasar lo git lenjeh amat jdi cewek
2021-06-20
0
Deshasnita Suprapto
Itu knp kita udah nikah harus ada batas yg kita jaga jangan terlalu baik sama cwe atau cwo bisa jadi bumerang buat diri sendiri ...kita sendiri yg buat batas itu biar ngk ada mslh ke depan
2021-04-04
4