Notifikasi adzan subuh dari HP Nadifa sudah selesai berbunyi, Nadifa dan galih belum juga bangun dari tidurnya.
Mereka tetap berpeluk satu sama lain. Galih yang memeluk berada tepat didada Nadifa.
Perlahan Nadifa membuka mata secara perlahan. Ia merasa dadanya sedikit sesak karna Galih tengah bertengger memeluk dirinya.
"Sayang bangun," ucap Nadifa dengan suara masih serak karna bangun tidur. Memindahkan badan dan kepala Galih ke bantal sebelahnya. Galih menggeliatkan badanya, membuka mata pelan-pelan yang masih pekat untuk dibuka.
"Ayo kita Shalat Subuh berjamaah," ajak Nadifa, Galih mengangguk mantap.
Mereka pun berdua turun beriringan masuk ke dalam kamar mandi untuk mengambil air wudhu.
Nadifa menyiapkan sajadah sarung dan mukena yang akan mereka pakai, timbul gurat senang terpancar dikedua wajah pasangan suami-istri itu. Di usia lims tahun pernikahan mereka tetap bermanja-manja dan romantis.
"Kamu buat sarapan aja yang enggak usah buat bekal makan siang," ucap suaminya yang masih tiduran diranjang sambil melihat ke acara televisi.
"Oh kamu mau makan siang diluar Mas ?"
Malik masih melihat acara televisi subuh. "Iyaa, sama kamu,"
"Maksudnya ?" Nadifa menyengitkan dahi dan berjalan duduk ditepi ranjang tepat dekat dengan kedua kaki suaminya.
"Iya aku mau ajak kamu makan siang, nanti aku jemput kamu ke kantor,"
"Hemmm," Nadifa berfikir lama.
"Kebetulan aku mau ke arah sana juga abis makan siang rencanya mau cek barang di vendor,"
"Oke baik sayang."
****
Malik yang sudah memandikan kedua anaknya dari kamar mandi bergegas mengeringkan tubuh mereka dengan handuk.
Memakaikan baju seragam sekolah, mereka terlihat masih menggigil karena dingin, masih bergelayutan dalam pelukanya.
Didapur, Kinanti tengah memasak omlete untuk mereka berempat.
Ia sudah berpakaian rapih dan berdandan cantik untuk berangkat ke Stasiun televisi. Menata menu sarapan yang disajikan di meja makan, susu dan air putih sudah tersaji untuk anak-anak dan suaminya.
"Ayo sarapan Ayah, Kakak dan Dedek," ucap Kinanti memanggil mereka.
Aisyah dan Letta keluar dari kamar sudah rapih dengan seragam sekolah juga bedak amburadul yang berada dikedua pipi mereka. Malik mendandani mereka sebisanya. lalu ia menyusul menghampiri mereka semua di meja makan.
"Kenapa kemeja maroon, dasinya hitam ayah," tanya istrinya.
"Baguskan,"
Kinanti menggelengkan kepala dan berdiri untuk membetulkan dasi yang terpasang dileher suaminya.
"Ya udah. Ayo sarapan, aku bekal saja ya. buru-buru mau ke kantor, ada siaran jam 8,"
Kinanti bangkit menciumi anak-anak dan suaminya.
Malik menggangguk dan duduk bersiap sarapan. Putri- putri mereka asyik sarapan dan sesekali meminum susunya.
"Bunda berangkat yah," Kinanti berlalu dari padangan mereka menuju garasi pergi bersama lajuan mobilnya.
"Habiskan yah nak, ayah antar kalian ke sekolah,"
"Kenapa bunda enggak pernah anter aku ke sekolah Ayah," tanya Letta dengan suara imut. dia memang sangat lucu berada di taman kanak-kanak, mendengar pertanyaan anak bungsunya, malik pun lirih tetapi ia tak mau menunjukan rasa sedihnya. Ia tetap bijaksana menyemangati kedua anaknya.
"Bunda sekarang sedang sibuk Nak, ditunggu orang banyak untuk memberikan informasi kepada seluruh orang di Indonesia. Kita harus mendukung bunda ya," jawab malik sangat penyayang dan sangat bijaksana.
Dirinya selalu memberikan aura positif untuk anak-anak mereka yang selalu protes terhadap kesibukan bunda nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
Fhebrie
tumbuh cinta krna malik merasa kesepian tp dia tidak menyadari krna sangat mencintai istriny makanya secara ga sadar pula malik mengagumi nadifa wanita cantik yg setiap hari bertemu dengannya
2021-10-04
0
Fatma ismail
malik keten bngt sih,,,pg pg dh mandiiin anak
2021-04-21
0
Bidadarinya Sajum Esbelfik
malik mncari perhatian wanita lain. 😌😌😌😌
2021-03-31
0