Suasana sangat bersahabat dengan alam. Terasa semilir angin sejuk masuk meraba leher setiap insan. Terlihat Galih, Gita dan Dendi sedang berdiskusi dengan pemilik vendor yang sedang mereka datangi. Meneliti barang dan menanyakan harga yang akan mereka sepakati.
"Baiklah Pak, saya setuju," ucap pemilik vendor tersebut.
"Oke baiklah, saya juga setuju," jawab Galih dan mengankat tanganya ke pada pemilik vendor tersebut untuk berjabat tangan.
"Den, tolong siapkan berkasnya. Jika sudah selesai cepat kembali ke mobil biar kita tidak sampai malam disini," ucap Galih kembali.
"Baik Pak," jawab Dendi mengajak pemilik vendor untuk melakukan transaksi.
Galih keluar dari tempat tersebut berjalan keluar untuk merasakan angin dingin yang sejuk dengan pemandangan kebun teh yang indah, Gita ikut menyusul Galih. kesempatan seperti ini tidak akan ia lewatkan begitu saja.
"Kamu mau makan apa ?"tanya Gita.
"Aku rindu masakan istriku." jawab Galih apa adanya.
Gita mencoba menahan sesak di dada nya, ia mencoba untuk tetap bersabar dan bersikap wajar.
"Memangnya tadi kamu tidak dimasaki nya ?"
"Dari kemarin malam sampai ke pagi tadi Difa enggak sempat masak, aku sengaja enggak ngebangunin dia tadi pagi. Karna ia terlihat sangat lelah," Ucap Galih tersenyum mengingat pergulatan mereka berdua tadi malam.
Dada Gita semakin terasa sesak mendengar Galih begitu romantis membicarakan istrinya.
"Kita drive true saja makan dimobil, aku ingin cepat pulang, ingin bertemu Nadifa." Ucap Galih menoleh ke arah Gita. Gita hanya diam terpaku, ia tetap berwajah tampak biasa walau hatinya meraung cemburu.
Galih kembali memutar arah meninggalkan pemandangan indah dan suasana syahdu ke arah mobil untuk kembali pulang ke kantor.
****
"Nasi goreng cumi saja kalau begitu,"
Malik memesan menu, ia memesan dua nasi goreng, ya----memesan yang satu lagi untuk Nadifa sebagai tanda terima kasih karna sudah membantunya.
Lalu menoleh ke hadapan Nadifa yang sedang fokus mengetik, diiringi senyum tanda bangga.
Dari arah lain, Dania berjalan terburu buru dengan nafas tersengal-sengal masuk kedalam ruangan dan menduduki meja. membuat kaget Nadifa yang ada disebelah mejanya.
"Minum dulu Mba," Nadifa memberi air minum dibotol kemasan kepada Dania. Tanpa menjawab Dania langsung meminumnya dengan cepat.
"Makasi ya Dif, capek banget aku buru-buru kesini, enggak enak kalo lebih dari jam 12 belum sampai kantor,"
"Gimana urusan Anak nya Mba, Lancar kan?"tanya nadifa.
"Alhamdulillah lancar, tetap saja pas mau naik bis Anak ku nangis-nangis memaksaku untuk ikut, ya gini deh nasib ibu karir," Dania menghela nafas.
"Permisi mba," OB muncul ditepi pintu ruangan mengisyaratkan kedatangannya kepada orang yang ada didalam.
"Iya Mas," jawab Dania.
"Saya mau antar makanan buat Ibu Nadifa," jawabnya.
Nadifa menoleh ke arah OB dan kaget.
"Saya belum pesan makan siang Mas, mungkin salah kali ya, "Nadifa menimpali.
"Tapi kata Pak Malik, yang satu buat Ibu Nadifa," OB kembali meyakinkannya.
Dania kaget dan menoleh cepat ke arah Nadifa seraya meminta penjelasan akan hal ini. Nadifa pun ikut terperangah dengan mulut menganga, merasa tidak menyangka.
"Ini Bu nasi goreng nya, yang satu ini saya mau antar ke Pak Malik," ujar OB.
"Makasi ya Mas," jawab Nadifa, Dania masih terlihat bingung dan kaget.
"Kok bisa Pak Malik beli kan kamu makan siang, Dif?" tanya Dania heran. Nadifa tidak begitu menggubrisnya, ia masih asyik membuka sterofoam yang berisi makanan kesukaannya.
"Wah! nasi goreng cumi Mba, ayo kita makan berdua Mba,"
"Aku tanya kamu enggak Jawab," tanya Dania lagi.
"Itu tanda terimakasih saya ke pada Nadifa, tadi dia sudah bantu saya pada rapat bersama Presiden Direktur." Malik menyelak pertanyaan Dania. Setibanya berdiri di meja mereka, tanpa mereka tau kapan malik tepatnya sudah berada disitu.
"Maaf saya hanya beli satu, saya fikir kamu engga jadi masuk Nia," ucap Malik lagi.
"Makasi ya Pak , maaf merepotkan Pak Malik sudah baik memesankan saya makanan,"ucap Nadifa.
"Eh iyaa Pak, enggak apa-apa," Dania malu.
"Tapi pak, ini sudah dibayarkan yah ?" ledek Nadifa sambil tertawa lebar.
"Baru saya mau bilang, saya yang pesankan makanan, Nadifa tinggal bayar sekaliN punya saya," jawab Malik bercanda, semuany pun jadi tertawa bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
Heny Ekawati
gita pelakor lo gk nyadar ap
2021-06-20
0
Laras Kasih
Ujian setiap manusia itu pasti selalu ada. Yg nikah punya masalah sendiri, yg jomblo apalagi wkwkwk. Yg penting dijadikan pelajaran setiap masalahnya, n jangan menyerah 💪😉
2021-03-12
3
Elly Kurnia
masa orang yg alim gini malik nadifa bisa slingkuh???
2021-01-15
3