"Pak Malik kayanya udah datang nih, pasti lagi ke Mushola,"
Nadifa melihati arlojinya yang sudah menunjukan pukul 07:45 Wib. "Sebelum ruangan ramai, lebih baik aku Duha dulu."
Nadifa bangkit meninggalkan meja kerjanya.
Ia berjalan masuk kedalam lift untuk turun ke lantai dua menuju mushola. Seperti biasa ia akan mendapati kembali Malik disana.
"Oh benar sudah datang,"
Terlihat Malik sedang berseru dalam dzikirnya. Menuangkan rasa letih yang ada di dalam hidupnya tertuang di atas sajadah.
Ia sangat rupawan, tampandan berkarisma, menjadi atasan yang sangat dihormati oleh bawahan.
Disela-sela dzikir, ia kembali mendengar ada seorang wanita yang sedang mengaji dengan suara indah.
lagi-lagi ia menoleh, didapati nya wajah Nadifa yang sedang menunduk membaca Al-Quran. Ia menoleh agak lama tanpa menciptakan suara apa-apa. Kemudian beranjak meninggalkan Nadifa seorang diri disana.
***
Nadifa sudah kembali di meja kerjanya. lain hal dengan Dania yang masih belum kelihatan batang hidungnya. Semua rekan kerja disekelilingnya sudah mulai berdatangan.
Didalam ruangan ini dicampur dua Divisi, ada Divisi akuntasi dan Divisi penawaran barang tetapi, tetap dalam pengawasan kepala divisi Akutansi yaitu Malik Gunawan.
Malik terlihat masih memperdalam hasil laporan yang dibuat oleh Nadifa.
Membolak-balik kan laporan dan melihatnya beberapa kali. lalu ia meraih gagang telpon untuk menelpon nadifa dimejanya.
"Assalammualaikum Difa, bisa ke ruangan saya sebentar?"ucap Malik sambil menoleh ke arah Nadifa mereka saling bertatapan karna ruangan malik hanya terbuat dari kaca transparan.
"Waalaikumsallam, baik Pak,"
Nadifa pun lalu bangkit, berjalan masuk kedalam ruangan.
"Permisi Pak,"
"Ayo duduklah Dif,"
"Gimana Pak ? apakah ada revisi dengan laporan yang saya buat ini ?"
"Saya takjub Dif, semua ini isinya sangat detail sekali. Saya tidak perlu membuka dokumen-dokumen lainya sebagai penyerta," jawab Malik.
Nadifa pun langsung bernafas lega dan panjang, diselingi senyuman indah sambil terus memandangi wajah atasannya yang sangat berkarisma itu.
"Oh iya, biar kamu semakin baik kinerjanya, ikut dampingi saya rapat sebentar lagi ya. Hitung-hitung kamu tau siapa saja pimpinan kita," ajaknya santai.
Tetapi lain hal dengan Nadifa yang tidak santai sama sekali, ia gugup dan gelisah. Semua raut wajah itu keluar muncul menghiasinya dan Malik pun faham seketika.
"Tidak apa-apa, kan ada saya, cukup temani saya saja." ucap Malik memberikan semangat penuj.
"Iya baik Pak," Nadifa menjawab pelan.
"Sekarang saja kita pergi ke ruang rapat, biarkan kita yang menunggu mereka,"
Malik dan Nadifa melangkah bersamaan keluar menuju meja rapat dilantai satu. Semua mata karyawan yang ada diruangan tertuju pada ke akraban mereka.
"Apa yang harus aku jawab nanti ya, jika jawaban ku bodoh nanti bagaimana?" batin Nadifa semakin gugup tidak bisa hilang.
Nadifa dan Malik duduk berdampingan di meja panjang yang berisi 8 kursi. Ruang rapat yang sangat lega dan elegan. Dipojok kanan terdapat foto bersama antara semua Direksi, dilihatnya ada wajah Malik ditengah- tengah mereka.
Malik tetap fokus ke semua laporan yang sudah dibuat baik oleh Nadifa.
"Kamu sudah pernah kerja sebelumnya ya ?" tanya Malik menatap langsung ke wajah Nadifa. Melihati kedua bola mata Nadifa yang cantik menenangkan jiwa.
"Iya Pak, saya pernah bekerja sebelumnya lalu saya keluar dan bekerja disini,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
Herniyanti
penasaran dengan judulx,,
2020-09-02
0
Darnishdd Nis Hdd
smg nadifa dan Malik tetap berada d jln yg benar
2020-07-27
3
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
lanjut semangat thor
2020-07-12
0