Dania dan Nadifa lalu berjalan keluar, meninggalkan ruangan Malik. Dalam hati Nadifa ia sangat senang dan beruntung mendapati atasan yang sangat ramah dan baik hati.
"Baik kan orangnya ? ganteng lagi," ucap Dania menggodai Nadifa.
Nadifa hanya tersenyum tipis membayangi wajah Malik kembali. Dimana umur mereka terpaut dengan selisih yang amat jauh.
Semua karyawan bekerja dengan rapih dan tenang. Angin semilir pun terdengar sangat jelas diruangan ini. Karna keheningan yang tecipta diantara mereka.
Mereka sangat fokus !
Kedua bola mata Nadifa yang hitam pekat tidak terlepas dari layar komputer. Begitu pun Dania yang tengah sibuk dengan headset ditelinganya karna harus menelpon beberapa vendor rekanan.
Nadifa cukup cerdas. Ia mampu dengan cepat menyesuaikan diri dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Langsung mengerti alur pekerjaanya wajar saja karna sebelumnya ia pernah bekerja serta mempunyai cukup pengalaman dibidang ini.
Hari semakin siang matahari semakin naik ke peraduan tetapi panas diluar tidak bisa menyentuh dalam nya kantor mereka yang terlalu dingin karna AC.
Waktu menunjukan pukul 12:00 Wib. Itu tandanya waktu ishoma sudah dibunyikan
Dania menoleh.
"Difa, kita ishoma yuk. Kamu mau makan apa ? kita gofood saja," ajak Dania yang berada dimeja sebelah, tetap masih fokus menatap layar komputer.
"Enggak usah Gofood Mba, makan sama aku aja, kebetulan tadi Difa masaknya banyak,"
"Waww aku enggak nih ngerepotin kamu terus dari kemarin,"
"Aku malah seneng banget, ya udah aku shalat dulu ya mba, Mba masih haid kan?
"Iya gih kamu shalat dulu, aku tunggu disini,"
"Oke deh aku turun ya mba," Nadifa bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu keluar.
Ketika Nadifa sudah sampai didepan mushola terlihat Malik sedang memakai kaos kaki dan sepatunya kembali, dia sudah terlebih dahulu menyelesaikan shalat.
Malik tersenyum melihat Nadifa yang baru datang dan duduk disampingnya melepaskan sepatu.
"Dania enggak ikut sama ...kamu ?" sambil menyengitkan dahi karna masih tidak hafal dengan nama Nadifa
"Saya Nadifa Pak..panggil saja Difa. Mba Dania masih datang bulan, Pak,"
"Oh iya baiklah. Lusa saya mau rapat berkaitan laporan akhir tahun dengan Presiden Direktur. Saya harap kamu dan Dania bisa membantu merekap semua laporan, paling lambat hari ini bisa?"
Nadifa terdiam dan menarik nafasnya pelan. Ia bingung harus menjawab apa, tetapi karna atasan nya ini sangat baik, ia sigap langsung menanggapi.
"Baik Pak insya allah siap," jawab Nadifa.
Malik pun mengangguk mantap dan pamit untuk berlalu.
*****
"Kenapa sih Pak Malik, kalau nyuruh kerjaan itu mendadak terus. Kita kan jadi harus lembur sampai malam. Mana besok anaku ada acara, aku kan harus ngepaking kebutuhan nya dulu," gerutu Dania tidak henti-henti, sambil membereskan arsip-arsip yang ada di dalam map.
"Aku saja yang lembur Mba, Nggak apa-apa kok, lagian suamiku pulang malam, insya allah laporan bisa kelar malam ini." Nadifa berdalih, ia sengaja untuk menawarkan dirinya. Ingin mengalah untuk Dania.
"Enggak apa-apa Dif ? kamu masih baru sudah lembur dan aku tinggal. Tapi kalau aku perhatiin kamu udah cukup lihai dan menguasai laporan ini dengan cepat." Dania menghela nafasnya ,"Hmmm, kayak nya aku aman nih kalau ninggalin kamu," ujar Dania mantap.
Nadifa hanya tersenyum dengan cantik, ia begitu senang ketika keahliannya telah diakui dengan baik.
Dari arah ruangan kaca, terlihat Malik sudah bersiap-siap untuk pulang kerumah, membereskan meja kerjanya yang berisi beberapa lembar dokumen dan memasukannya ke dalam tas kerja.
"Bawa saja lah kerumah," ucapnya.
Ia terus melangkah kan kaki nya, berjalan keluar ruangan lalu menghampiri meja Dania dan Nadifa.
"Kita siap besok rapat dengan pimpinan, ya," Malik menyemangati mereka berdua.
"Maaf Pak laporan belum selesai semua, tetapi Nadifa udah bersedia untuk lembur dan menyelesaikan laporan sampai malam ini, dia lebih faham dan kerjanya cepat," Dania meyakinkan agar dirinya lolos malam ini untuk tidak lembur. Mengingat dia harus paking untuk acara anak nya tamasya besok.
Nadifa mengangguk mantap. Dia merasa energinya baru keluar kembali.
"Iya Pak saya bersedia, insya allah kelar hari ini,"
"Baiklah kalau begitu Difa, kalo ada apa-apa tolong telepon saya. Kalau sudah capek, pulang saja ya. Jangan sampai larut malam sendirian disini."
Nadifa mengangguk cepat, kesempatan bekerja lebih baik tidak akan ia lewatkan.
"Oke saya pulang duluan ya," Malik berjalan kembali
"Baik Pak hati-hati,"
Belum melangkah sampai ke pintu luar, Malik pum menoleh kembali melihati Nadifa yang masih juga melihati dirinya.
"Hati-hati disini sampai malam ya, Dif" ucap Malik penuh perhatian, memberikan senyuman tiada henti kepada dirinya.
"Baik sekali ya, bahkan selama bekerja aku belum pernah diperhatikan seperti itu nya oleh atasan sendiri. Membuat semangat jiwa dalam menyelesaikan laporan ini semakin meruah ruah..baiklah aku selesaikan"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
h a y u
Aku bacanya dag dig dug... krna ada unsur selingkuh gitu.. agak2 memberanikan utk baca
2021-07-12
0
Laras Kasih
Roman2nya benih benih cinta mulai tumbuh nih..wkwk
2021-03-11
1
Nafiza
naga naganya ada "something" nih diantara mereka 🤔
2021-02-20
0