Sebulan kemudian.
Geovanni terbaring lemah di atas brankar, di sinilah dia menghabiskan hari-hari selama sebulan ini. Di dalam sebuah ruang rawat presidential suite.
Tanpa terasa air mata Geo berlinang dengan sendirinya. Terlahir dari keluarga kaya raya, tidak menjamin Geo memiliki kesahatan dan umur yang panjang, sejak kecil dia sudah didiagnosis memiliki kelainan paru-paru. Berbagai pengobatan modren dan terbaik, sudah dilakukan oleh keluarga untuk kesembuhannya.
Tapi sayang, hasilnya nihil. Tidak ada satu hal pun yang bisa membuat penyakitnya sembuh, bahkan kini kanker paru-paru yang dia derita sudah stadium akhir. Dokter pun sudah memberitahu bahwa waktu Geo sudah sangat dekat.
Untuk itulah Geo menemui Luna sebulan yang lalu, dia memutuskan untuk mengakhiri jalinan kasih antara dia dan Luna, karena sadar waktu kepergiannya sudah dekat.
Luna tidak pernah tahu penyakit yang menggerogoti Geo. Setiap kali mereka hendak bertemu, Geo akan meminta dokter pribadinya untuk menyuntikkan obat pereda sakit dosis tinggi. Itulah mengapa Gio selalu terlihat baik-baik saja saat bertemu luna.
Geo tidak pernah ingin gadis yang sangat dia cintai itu terluka karena penyakit yang dideritanya. Itulah sebabnya Geo merahasiakan semuanya dari Luna. Bahkan dia tidak memberikan alasan apa pun saat memutuskan Luna, dia menyimpan dan menanggung sakitnya sendiri.
"Mom, tolong panggilkan Gio, aku ingin bertemu dengannya," ucap Geo dengan susah payah.
"Tunggu sebentar, Nak." Mommy Delia menyeka air matanya, lalu berjalan keluar ruangan untuk menelpon putranya yang satu lagi.
***
Dering ponsel tiba-tiba membuyarkan lamunan Gio, selama sebulan ini dia larut dalam kesedihan, karena vonis dokter yang mengatakan perpisahan dengan kakak kembarnya akan segera tiba.
Jangan lupakan bayang-bayang wajah Luna yang juga menghantui pikirannya, dia masih tidak bisa melupakan gadis super power, yang bisa mengalah 4-orang pria sekaligus di malam itu. Gio benar-benar penasaran, bahkan dia sering memutar ulang rekaman CCTV saat perkelahian itu.
"Iya, Mom." Gio menjawab panggilan tersebut.
"Cepatlah ke rumah sakit, Geo ingin bertemu denganmu," isak Mommy Delia.
"Iya, Mom. Aku akan ke sana sekarang," sahut Gio cepat.
Gio memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana, dan langsung berangkat menuju rumah sakit. Tanpa diberitahu oleh Mommynya, Gio sudah tahu apa yang terjadi pada kakak kembarnya, yang membuat Mommynya menjadi begitu sedih.
Gio melajukan mobilnya menuju rumah sakit, dia tidak siap jika kenyataan buruk ini akan segera tiba. Dia tidak akan pernah siap berpisah dengan saudaranya itu, mereka sudah bersama sejak masih dalam perut.
Gio tiba di rumah sakit, dia mendapati keluarganya dalam keadaan murung, bukan hanya keluarga kecilnya, tapi seluruh keluarga besar. Bahkan keluarga Unclenya dari Indonesia juga sudah datang hari ini.
"Aku akan menemuinya," ucap Gio.
Tanpa menunggu jawaban dari keluarganya, Gio langsung mendekati brankar kakak kembarnya.
"Ge ...," ucap Gio lirih seraya meraih tangan kakak kembarnya.
Geovanni pun menoleh.
"Gi, waktuku sudah dekat. Tolong dengarkan perkataanku baik-baik, dan penuhi permintaan terakhirku ini," lirih Geo terbata.
Gio menggelengkan kepalanya. "Tidak, Ge ... tidak ada permintaan terakhir. Kau akan sembuh dan kita akan selalu bersama-sama."
"Gi, tolong dengarkan dan jangan potong ucapanku sebelum aku selesai," ucap Geo, yang membuat Gio terpaksa menganggukkan kepala.
"Gi, ada seorang wanita yang sangat aku cintai. Tolong lanjutkan perjuanganku, Gi. Gantikan posisiku di sampingnya, aku ingin dia bahagia walau tidak bersamaku, sayangi dia sepenuh hati seperti yang aku lakukan untuknya, Gi. Apa kau mau berjanji?" lirih Geo seraya memberikan sebuah cincin kepada adik kembarnya
Gio menerima cincin tersebut sembari mengganggukkan kepala, hanya anggukan biasa. Karena yang dia inginkan adalah kesembuhan saudaranya, tidak ada yang lain.
Tepat setelah itu Gio merasakan genggaman tangan Geo mulai melemah, Bersamaan dengan tertutupnya mata Geovanni.
"Dokter ...." Gio berteriak histeris, tubuhnya melemah saat itu juga, dan langsung terduduk di lantai.
Bersambung.
Note : Pertemuan Geo dan Luna di bab satu, aku ubah jadi sebulan sebelum kelulusan Luna, ya. Karena kurang tepat rasanya jika orang yang terkena penyakit kronis, masih terlihat baik-baik saja seminggu sebelum kepergiannya.
Terimaksih.
Jangan lupa like, vote, dan komen ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Gauri Utama
Ga di kasih tau namanya???
2023-01-11
1
Maia Mayong
knp nd sedih gini ...
trus gio , mnggnti kn peran geo gtu ... ap nti stlh ny gio akn crta tntng geo yg pnya skit ...
2022-07-24
0
Sri Ningsih
menyedih kan ...
2022-06-20
0