Cinta Untuk Luna

Cinta Untuk Luna

Impian Yang Hancur

"Apa maksudmu, Ge? Hubungan kita bukan kisah satu atau dua hari. Kita sudah menjalaninya lebih dari dua tahun, dan sekarang kau ingin mengakhirinya begitu saja," isak Luna lirih.

Bulir-bulir bening tampak sudah menggenang di pelupuk mata Luna, dan perlahan mulai menitik. Bagaimana tidak, 2-tahun bukanlah waktu yang singkat, dan selama itu dia sudah mencoba untuk menjadi yang terbaik untuk Geovanni kekasihnya.

"Di mana janjimu, Ge? Kau sudah janji untuk mengenalkanku kepada orang tuamu saat aku lulus kuliah. Sekarang nyatanya apa? Kelulusanku tinggal sebulan lagi, tapi bukannya memberikan kabar bahagia, kau malah memberiku kabar terburuk sepanjang hidupku," imbuh Luna lagi.

Geovanni Morelli, pria itu hanya bisa menatap kosong pada Luna, menatap penuh penyesalan dan dosa, karena tidak mampu mewujudkan impian yang selama ini mereka bangun.

"Apa karena kau orang kaya, lalu keluargamu tidak merestui kita? Aku tidak mengharapkan hartamu, Ge. Aku bahkan tidak peduli jika kau jatuh miskin karena dibuang oleh keluargamu, karena bagiku yang terpenting hanyalah bersamamu, kebersamaan kita. Hanya itu yang aku inginkan, Ge."

Luna mendesahkan napas yang terasa begitu sesak sebelum melanjutkan. "Ya, memang kedengarannya aku adalah wanita yang sangat egois. Aku bisa dengan lancang mengeluarkan pernyataan untuk memintamu meninggalkan keluargamu, tapi apa itu salah? Apa aku salah telah meminta orang yang aku cintai untuk tetap bersamaku?"

"Lun ...." Geovanni menatap Luna dengan lembut. "Ini tidak ada hubungan dengan keluargaku, aku yang memilih jalan ini karena kita memang tidak akan bisa bersama."

Luna menggelengkan kepala. "Sshh ... kau bahkan tidak mau mejelaskan alasan, mengapa kau ingin mengakhiri hubungan kita."

Luna menghela napas dalam-dalam, lalu berdiri dari tempat duduknya. "Baiklah, Ge. Karena ini adalah keinginanmu, aku menyerah. Aku sadar pada kenyataannya, bahwa kita tidak akan pernah bisa memaksa siapa pun untuk mencintai kita."

Luna meraih tas'nya, lalu berjalan cepat meninggalkan cafe. Kemana Luna akan pergi? Dia akan ke tempat di mana dia bisa menumpahkan seluruh kesedihannya, dia tidak boleh terlihat lemah di depan pria yang sudah mencampakkannya seperti sampah.

Sementara itu Geovanni menatap kepergian Luna penuh luka, hatinya teriris melihat wanita yang sangat dia cintai menjadi tersakiti. Namun, dia tidak memiliki daya apa pun, dia tidak mampu melawan takdir yang maha kuasa.

"Maafkan aku, Lun. Aku bukan lelaki sejati, karena tidak mau menjelaskan alasan yang sebenarnya kepadamu. Tapi menurutku ini adalah jalan terbaik, aku hanya tidak ingin kamu terluka lebih dalam. Aku akan selalu berdoa untuk kebahagiaanmu Lun, aku berharap akan ada seorang pria yang mengantikanku, untuk memberikanmu cinta yang lebih besar dari yang aku berikan," lirih Geovanni.

Setelah itu dia pun pergi meninggal cafe, dengan perasaan yang tak kalah hancurnya dengan Luna.

***

Luna tiba di apartemen sahabat terbaiknya, di sinilah tempat Luna mengadu dalam segala keluh kesahnya. Mungkin salah satu yang membuat Luna tidak ingin mengakhiri hidup, adalah karena dia masih memilik Rara sebagai sahabatnya.

Keluarga Luna? Oh, Tuhan. Cukup! Jangan bahas keluarga Luna, karena itu akan membuat semangat hidup Luna kembali hilang. Bahkan Luna bisa menyelesaikan pendidikannya tidak lain karena bantuan Rara. Kehidupan Rara sangat sempurna bagi Luna, selain baik hati dan pintar, Sahabatnya itu juga terlahir dari keluarga kaya raya.

Hanya satu yang mungkin akan menjadi kekurangannya, Rara tidak bisa memilih pasangan yang tepat. Luna sudah berkali-kali mengingatkan Rara, bahwa kekasihnya bukan pria baik-baik, tapi sampai sekarang sahabatnya itu tidak pernah mau mendengarkan kebenaran yang disampaikan Luna.

Oh, God. Mengapa malah kembali membahas pasangan, apa bedanya Luna dan dengan Rara, bahkan Luna baru saja dibuang oleh kekasihnya. Sungguh, dalam skala satu sampai sepuluh, Luna sepertinya hanya diberikan satu keberuntungan oleh sang pencipta, yaitu dia diberikan kecerdasan dan bakat yang luar biasa. Selain itu tidak ada lagi, hanya kemalangan demi kemalangan yang menghiasi hidup Luna.

"Ra, apa kamu nggak ada janji dengan Rian?" tanya Luna, setelah dia membagi segala keluh kepada Rara.

Rara menggelengkan kepalanya. "Nggak ada, ayo aku temani jalan-jalan untuk menenangkan diri."

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu

2023-04-12

1

Gauri Utama

Gauri Utama

Baru tau kalo mereka ternyata saling kenal dr jaman kuliah.. Kirain kenalnya pas acara Rara Sean

2023-01-11

0

Maia Mayong

Maia Mayong

lnjut ke luna

2022-07-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!