5. Gara-gara Yoyo

...Happy Reading...

Jika kita memiliki permasalahan, janganlah menghadapinya dengan amarah. Sebaiknya, tenangkan diri karena amarah akan membuat kita tidak bisa berpikir dengan tenang.

Bahkan bisa jadi, apa yang kita lakukan tidak tepat. Sebaiknya redam amarah, kemudian berusaha menyelesaikan setiap permasalahan dengan pikiran tenang dan rileks sehingga kamu bisa mengambil tindakan yang tepat.

Setelah merasa tenang Samuel keluar dari kamar kakaknya, dia berulang kali menghela nafas agar pikirannya kembali tenang, karena tanggung jawabnya sebagai presiden direktur cukup berat, dulu kakaknya mengambil alih perusahaannya setelah ayah Samuel meninggal, namun sekarang saat kakaknya juga pergi menyusul ayahnya, semua tanggung jawab dia sendiri yang memikulnya.

Niat hati hanya ingin mencari ibunya, namun dia malah kembali terjebak dalam kenangan masa lalunya, ditambah lagi dia melihat pemandangan yang aduhai sekali, membuat mata dan otaknya tidak sinkron sama sekali, sebelum dia pergi Samuel pergi kekamar Yoyo untuk melihat keadaannya.

" Yoyo... "

" Jangan buat mainan bedaknya."

" Nanti tumpah sayang.." Rinjani mencoba meraih bedak ditangan Yoyo.

" Enggak kak... aku hanya ingin memakainya saja." Ucap Yoyo dengan senyum jahilnya.

" Yoyo..."

" Kak Niar sudah capek mengejarmu!" Niar sudah ngos-ngosan main kejar-kejaran dengan Yoyo.

" Dasar kakak jelek!"

" Sini kalau berani?" Ejek Yoyo melihat Niar memegang perutnya untuk mengatur nafas.

" Dasar Oneng!"

" Makanya rajin-rajin olah raga luu."

" Masak ngejar bocil aja elu kuwalahan, haha.." Rinjani ikut tertawa melihatnya.

" Enak aja luu!"

" Gw nggak sempet olahraga!"

" Banyak tugas menanti." Niar malah menyerang Rinjani dengan menggelitikki pinggangnya.

" Hahaha... ampun Niar!" Rinjani tertawa geli.

" Yoyo... tolong kakak!" Rinjani pura-pura minta tolong dengan Yoyo.

Weeeeeeerrrrrrrr...

Yoyo menaburkan bedak satu botol kearah Niar, dengan seketika kepala dan wajahnya berselimut bedak putih.

" Yooyoooooooo...!" Teriak Niar dengan kesal.

" Hiiiiiiii....!"

" Ada Hantuuuuuuuuu...!" Teriak Yoyo pura-pura ketakutan melihat wajah Niar yang sudah seperti mummi.

" Hahahahaha..."

" God Boy Yoyo..!"

" High five dulu kita!" Rinjani malah bertos ria degan Yoyo yang sudah berjingkrak-jingkrak diatas kasur sambil tertawa riang.

Tanpa diduga Samuel tersenyum melihat tingkah kocak mereka bertiga, sudah lama sekali dia tidak tersenyum, dunianya terasa begitu kelam, hanya pekerjaan saja yang ada diotaknya, karena hanya itu yang bisa mengalihkan pikirannya tentang kejadian buruk yang menimpanya.

" Daddy.." Yoyo tanpa sengaja melihat Samuel disamping pintu.

" Daddy are you smile?" Yoyo berlari kearah Samuel.

" Why not?" Samuel berjongkok dan menangkap Yoyo kedalam pelukannya.

" Ssstt..."

" Lihatlah pria itu, dia pasti bahagia melihat kita disiksa!" Umpat Niar berbisik kepada Rinjani.

" Kita..?"

" Elu aja kali, haha.." Rinjani tersenyum sambil menjulurkan lidahnya.

" Resek luu..!" Umpat Niar sambil membersihkan rambutnya yang terkena bedak bayi satu botol, wajahnya memang sudah seperti hantu sekarang.

" Daddy.."

" Aku ingin ikut ke kantor!" Pinta Yoyo dalam pelukan Samuel.

" Kenapa?"

" Yoyo bisa bermain saja dirumah?"

" Daddy harus bekerja Yoyo." Samuel mengusap kepala Yoyo dengan lembut.

" Aaaaaaa... pokoknya Yoyo ingin ikut ke kantor with Daddy." Yoyo bersidekap melakukan aksi protesnya.

" Yoyo kan sudah ada temennya." Samuel mencoba memberikan pengertian, bisa kacau nanti kantornya kalau Yoyo ngamuk disana karena dia tinggal meeting.

" Yoyo... dirumah aja ya?"

" Kan sudah ada dua kakak yang menemanimu bermain?" Rinjani mencoba mendekat dan membujuk kearah Yoyo.

" Hmm... apalagi cantik-cantik lagi, hehe.." Ucap Rinjani tertawa geli sendiri, bahkan Samuel sampai meliriknya.

" Noooo...!"

" I want a day with dad." Ucap Yoyo tetep bersikekeh ikut ke kantor.

" Okey.."

" Tapi.. Daddy harus meeting nanti siang."

" Kamu main sama kakak itu ya?"

" Nggak boleh berantakin ruangan Daddy kayak kemarin!" Yoyo tidak akan berhenti merengek sampai keinginannya terpenuhi.

" Okey Dad!" Yoyo langsung kembali bersemangat.

" Promise?" Samuel memegang kedua pipi Yoyo yang mirip bakpao itu.

" Promise Dad!" Yoyo langsung memeluk Samuel dengan erat.

" Kamu ikut kami ke kantor." Samuel menunjuk Rinjani yang terbengong melihat sepasang anak dan ayah itu.

" Dan kamu... bersihkan kamar Yoyo!" Samuel menunjuk Niar.

" Kamu nggak usah ikut ke kantor!" Samuel tidak sempat menunggu Niar kalau harus bersih-bersih dulu, karena bajunya pun dipenuhi bedak.

" Baik pak." Niar tersenyum bahagia tiada tara, ada hikmah tersendiri dibalik nasip sialnya, dia jadi tidak usah repot-repot jagain Yoyo dikantor nanti.

" Sialll..."

" Harusnya gw ikut mandi bedak saja tadi." Umpat Rinjani dengan kesal, saat Samuel sudah berjalan meninggalkan ruangan.

" Haha... dewi fortuna sedang berpihak di gw dong!"

" Baek-baek luu jagain anak orang!"

" Gw pulang duluan cuy...!"

" Saturday night nih, bisa pergi ngecas awal gw nanti, sudah lowbat nih, hihihi..." Niar tertawa bahagia melihat Rinjani yang melotot kearahnya.

Akhirnya Rinjani turun mengikuti Samuel dan Yoyo dengan segala umpatan dan cacian, namun hanya terdengar didalam hati saja.

" Jani.." Weni memanggil Rinjani dengan membawa satu set rantang ditangannya.

" Iya tante." Jawab Jani dengan senyuman.

" Ini bekal untuk kalian."

" Yang paling atas buat Yoyo ya."

" Mereka belom sempat sarapan tadi."

" Tante titip Yoyo ya?"

" Dia memang terlihat nakal, tapi sebenarnya dia anak yang baik."

" Dia hanya kurang kasih sayang seorang ibu."

" Hmm... ini salah kami juga, terlalu sibuk mengurus pekerjaan." Weni menghela nafasnya saat melihat dua pria kesayangannya sedang berjalan menuju mobil.

" Iya tante...."

" Yoyo sebenarnya juga anak yang pintar."

" Bahkan mungkin lebih pintar dibanding anak seumurannya." Rinjani ingin sekali bilang kalau Yoyo pintar mengerjai orang dewasa, namun dia masih sayang pekerjaannya.

" Emm.. tante, sebenarnya----" Jani ingin sekali menanyakan tentang mommy Yoyo, tapi si macan tutul tampan itu sudah menjerit dari arah pintu.

" Hei... cepatlah!"

" Apa yang kau lakukan disana!" Teriak Samuel dari arah pintu.

" Aah... Ya!"

" Maaf tante... lain kali, kita bisa ngobrol lagi."

" Permisi tante." Rinjani mengumpat sambil berjalan cepat menuju mobil presdirnya.

" Tumben... mau ngasih tumpangan!" Weni sedikit mengerutkan keningnya saat Rinjani masuk kedalam mobil Samuel, karena biasanya kalau baby sisternya pasti naik mobil terpisah bersama sopir lainnya.

Sesampainya dikantor Rinjani langsung mengajak Yoyo duduk disofa didalam ruangan Samuel.

" Yoyo.."

" Kita sarapan dulu ya?" Rinjani langsung membuka rantang yang dibawanya tadi.

" Nooo..!"

" Yoyo tidak lapar!" Yoyo menggelengkan kepalanya dengan cepat, dia memang paling susah untuk sarapan.

" Yoyo sayang.."

" Sarapan itu penting lho?" Rinjani berbicara selembut mungkin, apalagi didepan presdirnya, dia harus menahan emosi sebisa mungkin.

" Enggak mauk..!" Ucap Yoyo tetap menolak sambil bersidekap dengan bibir kecilnya yang mengerucut.

" Yoyo... kamu harus sarapan sayang?" Samuel akhirnya berjalan mendekat dan duduk disebelah Yoyo.

" Nooo Dad!"

" I'm not hungry and thirsty!" Ucap Yoyo tetap tidak memperdulikan mereka.

" Emm..Yoyo sayang.."

" Apa cita-citamu kalau sudah besar nanti?" Rinjani mencoba mencari cara lain untuk membujuk anak kecil, karena dia sering melihat tetangganya yang sudah punya anak.

" Ingin seperti Daddy!" Ucap Yoyo yang sontak membuat Samuel mengusap rambut keriting Yoyo dengan senyum tipis.

" Owh begitu?"

" But.. being like dad is not easy!"

" Harus butuh tenaga untuk bekerja."

" Lihat itu, banyak pekerjaan yang menumpuk dimeja Daddy Yoyo kan?"

" Kalau nggak kuat, Yoyo nggak akan bisa seperti Daddy?" Jani bahkan memamerkan lengan lurusnya itu.

" Yoyo mau kuat!" Ucap Yoyo langsung menatap Jani dengan semangat.

" Really?" Jani akhirnya tersenyum melihatnya.

" Really!" Yoyo mengganguk dengan mantap.

" Kalau begitu lets go kita sarapan."

" Aaak dulu sayang..?" Rinjani menyuapi Yoyo dengan telaten, bahkan Samuel tertegun melihat cara Jani merayu Yoyo.

" Daddy nggak sarapan?" Tanya Yoyo melihat ayahnya hanya tertegun melihatnya.

" Owh iya.."

" Ini sarapan untuk bapak." Rinjani mengambilkan rantang kedua yang berisi sarapan untuknya.

" Hmm.." Samuel hanya menggangukkan kepalanya saja.

" Makan dong Dad!"

" Masak cuma Yoyo aja yang makan?" Ucap Yoyo protes.

" Nanti Daddy makan sayang.. kalau kamu sudah selesai makan." Samuel memang belum merasa lapar.

" Kakak.."

" Suapin Daddy juga dong?" Ucap Yoyo yang sontak membuat mereka menolak bersamaan.

" NOO..!" Entah punya keberanian dari mana Jani bisa berteriak seperti itu.

" Kalau nggak mau, Yoyo juga nggak mau makan!" Yoyo langsung berdiri diatas sofa melakukan unjuk rasa.

" Jangan gitu dong sayang?" Rinjani langsung kalah telak dengan seorang bocah.

" Kalau begitu suapin dong!" Ucap Yoyo dengan santainya memerintah.

Astaga... anak ini benar-benar ajaib!

Umpat Rinjani sambil menghela nafasnya perlahan.

" Baiklah.. kalau itu mau Yoyo." Rinjani langsung mengambil rantang didepan Samuel.

" Aaaa... dulu dad.." Rinjani menyuapkan bubur ayam itu kemulut Samuel.

" Buka mulut Dad!" Perintah Yoyo saat Samuel hanya terpaku melihat Rinjani yang sudah tersenyum canggung itu.

" Heemm.." Akhirnya Samuel membuka mulutnya dan menerima suapan dari Rinjani dengan canggung juga.

" Hahaha.."

" Daddy makannya kayak anak kecil."

" Belepotan, hahaha..." Yoyo tertawa sambil menunjuk bibir Ayahnya yang tertinggal bubur dan daun sledri disana, karena saking canggungnya diapun tidak berasa.

" Pffftth.."

" Pak itu?" Jani menahan tawanya melihat area bi bir Samuel.

" Cantik." Ucap Samuel perlahan tanpa sadar.

" Yaa? kenapa pak?" Rinjani tidak begitu mendengarnya.

" Maaf.." Rinjani dengan cekatan mengambil tissu dan mengelap bibir Samuel dengan santainya dan saat Mata Rinjani menatap mata Samuel ternyata presdir tampan itu juga menatapnya dengan intens.

" Ciiieeeeee..."

" Kakak dan Daddy romantis banget deh, hahaha..."

" Eherm... eherm.." Akhirnya mereka berdua tersadar saat mendengar ledekan dari bocah yang terlihat dewasa sebelum waktunya itu.

Ketika kesehatan emosional kita dalam keadaan buruk, begitu juga tingkat harga diri kita. Kita harus memperlambat dan menangani apa yang mengganggu kita, sehingga kita dapat menikmati kegembiraan sederhana menjadi bahagia dan damai dengan diri kita sendiri. Untuk meningkatkan efektivitas kita, jadikan emosi lebih rendah dari sebuah komitmen.

..." Pejuang terbaik tidak pernah marah."...

..."Jika kamu membalas kemarahan dengan kemarahan bukankah kamu tidak lebih dari sebuah cermin keburukan."...

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya gaes?

Terpopuler

Comments

Dewi Kijang

Dewi Kijang

seru banget 😁😁😁😁😁😁

2022-02-22

0

seru banget, lucu, gemes🥰🥰

2022-01-29

0

Nes

Nes

seru nih di

2022-01-15

0

lihat semua
Episodes
1 1. Tuan Muda
2 2. Awal Yang Buruk
3 3. Perkenalan Ala YOYO
4 4. Kenangan Masa Silam
5 5. Gara-gara Yoyo
6 6. Kurang Kasih Sayang
7 7. Terpesona
8 8. Tuan Higienis
9 9. Kebahagiaan Yoyo
10 10. Presdir yang menyebalkan
11 11. Bantal Guling Hidup
12 12. Ingin pergi Tamasya
13 13. Semua karena UANG
14 14. Trauma Masa Kecil
15 15. Menyesal
16 16. Pencuri Hati
17 17. Tak Bisa Jauh Darimu
18 18. Ketahuan
19 19. Rebutan
20 20. Cemburu walau bukan siapa-siapa
21 21. Dinner Romantis
22 22. Pura-pura Manja
23 23. Geger Seisi Kampus
24 24. Jealous
25 25. Gadis masa lalu.
26 26. Curhat dong Bosque
27 27. Kekasih Bayaran
28 28. Hangatnya Pelukanmu
29 29. Bingung Sendiri
30 30. Gara-gara Bang Juki
31 31. Kalau memang jodoh, kamu bisa apa?
32 32. Bos Sableng Sinto Gendheng
33 33. Jinak-jinak Merpati
34 34. Jiwa menolak, tapi tubuh menerima
35 35. Coba-Coba Saja.
36 36. IDOLA SMA
37 37. Wuenak.
38 38. Ketahuan
39 39. Nakal
40 40. Calon Suami
41 41. Sidang
42 42. Duda rasa PERJAKA
43 43. One Step Again
44 44. Moment Lamaran
45 45. Moment Lamaran part 2
46 46. Dibalik Pintu Kamar
47 47. Mak Nyos
48 48. Nyonya Bramantyo
49 49. MALU
50 50. Kebelet Nikah
51 51. Patah jadi dua
52 52. Pasukan Ambyar
53 53. Curhatan Pria Tersakiti
54 54. Kangen-Kangenan
55 55. Kucing dan Tikus
56 56. Dosa Termanis
57 57. Wedding Day
58 58. Keluarga Pembunuh
59 59. Pahitnya Kenyataan
60 60. Terpuruk
61 61. Dokter spesial
62 62. Kesakitan
63 63. Perih
64 64. Nyaman
65 65. Hanya ingin Kau tau
66 66. Amarah Ibu
67 67. Bolehkah aku meminta hakku?
68 68. Pesona orang Ketiga
69 69. Pesona orang Ketiga part 2
70 70. Sah rasa Backstreet
71 71. Ibadah
72 72. Jebakan Batman
73 73. Pisang Goreng
74 74. Nasib Kang Pisang
75 75. Kecolongan Start
76 76. Apa ini Mimpi?
77 77. Jalan Mundur
78 78. Bikin Emesss..
79 79. Curi-Curi Kesempatan.
80 80. Nenekku Pahlawanku
81 81. Dilema orang Ketiga
82 82. Jaga Mata Jaga Hati
83 83. Cobaan Hidup
84 84. Tragedi Pertunangan
85 85. Vitamin Ori
86 86. Luluhnya hati seorang Ibu
87 87.Kisah Marvin dan Niar (Godaan Sang Mantan)
Episodes

Updated 87 Episodes

1
1. Tuan Muda
2
2. Awal Yang Buruk
3
3. Perkenalan Ala YOYO
4
4. Kenangan Masa Silam
5
5. Gara-gara Yoyo
6
6. Kurang Kasih Sayang
7
7. Terpesona
8
8. Tuan Higienis
9
9. Kebahagiaan Yoyo
10
10. Presdir yang menyebalkan
11
11. Bantal Guling Hidup
12
12. Ingin pergi Tamasya
13
13. Semua karena UANG
14
14. Trauma Masa Kecil
15
15. Menyesal
16
16. Pencuri Hati
17
17. Tak Bisa Jauh Darimu
18
18. Ketahuan
19
19. Rebutan
20
20. Cemburu walau bukan siapa-siapa
21
21. Dinner Romantis
22
22. Pura-pura Manja
23
23. Geger Seisi Kampus
24
24. Jealous
25
25. Gadis masa lalu.
26
26. Curhat dong Bosque
27
27. Kekasih Bayaran
28
28. Hangatnya Pelukanmu
29
29. Bingung Sendiri
30
30. Gara-gara Bang Juki
31
31. Kalau memang jodoh, kamu bisa apa?
32
32. Bos Sableng Sinto Gendheng
33
33. Jinak-jinak Merpati
34
34. Jiwa menolak, tapi tubuh menerima
35
35. Coba-Coba Saja.
36
36. IDOLA SMA
37
37. Wuenak.
38
38. Ketahuan
39
39. Nakal
40
40. Calon Suami
41
41. Sidang
42
42. Duda rasa PERJAKA
43
43. One Step Again
44
44. Moment Lamaran
45
45. Moment Lamaran part 2
46
46. Dibalik Pintu Kamar
47
47. Mak Nyos
48
48. Nyonya Bramantyo
49
49. MALU
50
50. Kebelet Nikah
51
51. Patah jadi dua
52
52. Pasukan Ambyar
53
53. Curhatan Pria Tersakiti
54
54. Kangen-Kangenan
55
55. Kucing dan Tikus
56
56. Dosa Termanis
57
57. Wedding Day
58
58. Keluarga Pembunuh
59
59. Pahitnya Kenyataan
60
60. Terpuruk
61
61. Dokter spesial
62
62. Kesakitan
63
63. Perih
64
64. Nyaman
65
65. Hanya ingin Kau tau
66
66. Amarah Ibu
67
67. Bolehkah aku meminta hakku?
68
68. Pesona orang Ketiga
69
69. Pesona orang Ketiga part 2
70
70. Sah rasa Backstreet
71
71. Ibadah
72
72. Jebakan Batman
73
73. Pisang Goreng
74
74. Nasib Kang Pisang
75
75. Kecolongan Start
76
76. Apa ini Mimpi?
77
77. Jalan Mundur
78
78. Bikin Emesss..
79
79. Curi-Curi Kesempatan.
80
80. Nenekku Pahlawanku
81
81. Dilema orang Ketiga
82
82. Jaga Mata Jaga Hati
83
83. Cobaan Hidup
84
84. Tragedi Pertunangan
85
85. Vitamin Ori
86
86. Luluhnya hati seorang Ibu
87
87.Kisah Marvin dan Niar (Godaan Sang Mantan)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!