Siangnya, Alice berlari memasuki sebuah gedung pencakar langit yang berada didepannya.
Hari ini Jacob meminta Alice datang keperusahaannya untuk menandatangani kontrak kerja sama mereka yang tertunda.
Tentu tidak akan dia lewatkan karena pengusaha lain yang ikut dalam proyek itu mulai marah sebab proyek itu belum juga dijalankan, jika dia menunda lagi maka habislah sudah.
Sebelum datang keperusahaan Jacob, Alice pergi keperusahaan milik mendiang kakaknya untuk mengambil dokumen yang harus Jacob tanda tangani pada Jane.
Setelah itu barulah Alice pergi keperusahaan pria itu, Alice berjalan dengan cepat karena takut terlambat.
Bukan karena apa, jika dalam waktu satu jam Alice tidak datang ketempatnya maka Jacob akan berubah pikiran dan membatalkan kerja sama mereka.
Tentu hal itu membuat Alice harus berburu dengan waktu yang ada, pokoknya hari ini dia tidak boleh gagal untuk mendapatkan tanda tangan dari Jacob Smith.
Empat puluh menit telah berlalu dan waktunya sudah tidak banyak lagi, Alice mulai berlari kecil masuk kedalam perusahaan itu.
Saat pintu lift yang dia tunggu mulai terbuka, tiba-tiba seorang wanita cantik berdiri didepannya dan menghalangi langkah Alice.
"Sory madam, exscuse me." Alice berusaha melewati wanita itu karena dia benar-benar tidak punya banyak waktu lagi tapi wanita itu tidak membiarkannya lewat.
"What? Madam?"
Ternyata wanita cantik itu adalah Becca mantan pacar Jacob, Becca memalingkan wajahnya dan melihat kearah Alice dengan tajam.
Dia datang kesana karena ingin menemui Jacob, dia tidak terima diputus begitu saja hanya karena dia tidak mau menikah dengan pria itu.
Sudah beberapa hari Becca mencari Jacob tapi pria itu selalu menghindar darinya bahkan Jacob tidak mau menjawab panggilannya.
Becca masih menatap Alice dan melihat gadis itu dari ujung rambut sampai ujung kakinya.
"Hei siapa kau? Kenapa begitu kurang ajar? Beraninya kau memanggilku madam! Apa kau tidak tahu aku siapa?" maki Becca marah.
"Maaf Ms, aku sedang buru-buru. Jadi bisakah kau minggir?" pinta Alice.
Dia mulai panik karena benar-benar sudah kahabisan waktu.
"Kau pasti pegawai disinikan? Sebaiknya kau naik lift lainnya karena aku tidak suka satu lift dengan seorang pegawai." kata Becca menghina.
"Hah? Bolehkah aku memukulnya?" tanya Alice dalam hati.
Becca langsung masuk kedalam lift itu dan menutup pintunya, Alice benar-benar kesal tapi dia sedang malas berdebat.
Alice melirik jam dipergelangan tangannya, sepuluh menit lagi?
"Matilah aku." gumamnya.
Saat itu ponselnya berbunyi, dengan cepat Alice langsung menjawabnya.
"Sayang, sisa sepuluh menit lagi waktu yang aku berikan kenapa kau belum juga datang? Apa kau tidak mau melanjutkan kerja sama ini?" terdengar suara Jacob diponselnya.
"Jacob, beri aku waktu. Aku sudah dibawah tapi sorang wanita aneh menahanku." jelasnya.
"Wanita aneh?" Jacob sangat heran.
"Jangan banyak alasan sayang, aku beri kau waktu dua puluh menit lagi tapi jika dalam waktu itu kau belum tiba diruanganku maka perjanjian kita batal." Jacob langsung mematikan ponselnya dan tersenyum puas.
"Apa? Dasar iblis!" gerutu Alice kesal.
Tidak mau membuang waktu lagi, Alice segera memutar langkahnya dan berlari menuju anak tangga. Bagaimanapun caranya dia harus tepat waktu.
Lima menit telah berlalu, kaki Alice mulai pegal karena berlari menaiki setiap anak tangga yang ada. Alice menghentikan langkahnya untuk mengatur nafasnya yang mulai tersengal-sengal.
"Dasar pria perhitungan!" makinya.
Alice kembali menaiki anak tangga dan terkadang Alice menghampiri Lift untuk melihat apakah dia bisa menaiki benda itu untuk sampai diruangan Jacob?
Tapi gedung itu terlalu tinggi karena memiliki puluhan lantai dan sialnya, ruangan pria itu terletak dilantai paling atas gedung itu.
"Semua ini gara-gara wanita tadi, jika bertemu lagi akan aku beri pelajaran." gerutu Alice dengan nafas yang terengah-engah.
Sedangkan saat itu Jacob, sudah menunggu Alice dengan tidak sabar. Dia memang sengaja mengisengi gadis itu dan sengaja memberikan waktu yang singkat pula, dia yakin Alice tidak akan sampai ditempatnya tepat waktu sehingga dia bisa memanfaatkan Alice. Tentu saja dia punya tujuan, jika tidak jangan panggil dia Jacob Smith.
Saat pintu ruangannya terbuka Jacob langsung melihat kearah pintu, dia kira Alice sudah tiba tapi wajahnya langsung terlihat tidak senang saat melihat siapa yang datang.
"Becca, untuk apa kau datang?" tanyanya.
"Hai honey, apa aku tidak boleh datang untuk menemui kekasihku?" Becca menutup pintu raungan itu kembali dan masuk kedalam.
Wanita itu mulai melangkah untuk mendekati Jacob.
"Becca, kita tidak ada hubungan apa-apa lagi dan jika kau tidak lupa, waktu itu aku sudah memutus hubungan kita dan aku rasa kau sedang tidak hilang ingatan bukan?" ujar Jacob dengan dingin.
"Jacob, itu kau yang memutuskan seenaknya dan aku tidak terima." jawab Becca cepat.
Jacob bangkit berdiri berjalan kearah pintu ruangannya dan membuka pintu itu.
"Aku tidak perlu persetujuanmu Becca, jika aku berkata sudah berakhir maka berakhir! Aku bukan orang yang suka menarik ucapanku dan sebaiknya kau pergi sebelum aku memerintahkan orangku untuk menyeretmu keluar!" ujarnya.
"Jacob, kenapa kau berubah begitu cepat? Kau tidak bisa memutuskan hubungan kita hanya karena aku tidak mau terikat tali pernikahan." Becca sungguh tidak terima diputus begitu saja.
"Sayang sekali, aku sudah katakan aku pria yang punya prinsip. Jika kau tidak mau menikah maka sana pergi, lagi pula aku sudah tidak membutuhkanmu lagi!" usirnya.
"Apa?" Becca tidak percaya mendengarnya.
Saat itu Alice muncul dari balik pintu yang terbuka dengan nafas yang terengah-engah.
"Akhirnya....aku tiba." katanya dengan nafas yang hampir habis.
Alice menunduk dan memegangi lututnya degan satu tangannya sedangkan tangan lainnya yang sedang memegangi dokumen dia letakkan didepan dadanya untuk mengatur nafasnya.
Senyum Jacob langsung mengembang diwajahnya saat melihat kemunculan gadis itu.
"Hei sayang, kenapa kau terlambat?" tanyanya.
Alice tidak menjawab karena sibuk mengatur nafasnya, dia memang sudah terlambat dua puluh menit karena sibuk bolak balik mengecek lift.
Entah kenapa lift yang berada diatas sangat lama untuk bergerak turun sedangkan yang dibawah sangat lama untuk bergerak naik, seolah-olah memang disengaja tapi untunglah disaat kakinya sudah tidak kuat, pintu lift terbuka disaat dia berdiri didepan benda itu.
Becca melihat gadis itu, gadis yang dia temui didepan lift tadi. Kenapa Jacob memanggilnya dengan begitu mesra?
"Honey, siapa gadis itu." tanya Becca penasaran.
"Calon istriku." jawab Jacob dengan santai.
"Apa?" tanya Becca dan Alice bersamaan.
Dengan nafas yang masih tersengal-sengal, Alice melotot pada Jacob dan Becca melotot pada Alice. Sedangkan Jacob, ya, cuek saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Ney maniez
🤦♀️😂😂
2023-06-28
0
Silla
jadinya plotot-plototan yak🤣
2023-01-06
0
Hershi Joenk
pasti bruba jadi siluman bianka itu...
2022-11-23
0