BAB 3. Masih Kecil

Ernata terkejut mendengar pertengkaran paman dan tantenya, tubuhnya gemetaran saat melihat Jhon yang membentak istrinya dengan kasar, perlahan dia mundur untuk bersembunyi ke arah samping kursi ruang tamu.

Sekarang dia tahu, kenapa tantenya begitu kejam terhadap dia selama ini, begitu pun dengan Jhon, pamannya memang sering menghukum Ernata tapi hanya saat Jhon tahu kalau Ernata melanggar semua peraturan-peraturan yang Jhon buat.

Namun, pada saat Ernata mau menurut dan tidak melanggar peraturan dari pamannya, dia mendapatkan kasih sayang yang lebih dari pamannya, bahkan Jhon lebih sayang kepada Ernata dari pada Monica.

"Baik kalau kamu seperti ini sama aku, lebih baik aku angkat kaki dari sini. Kamu urus aja anak dari perempuan yang kamu cintai itu," gertak Rose.

"Ok, ok, ok ... sekarang mau kamu apa?" tanya Jhon yang merasa kesal dengan sikap sang istri.

'Ck! Ternyata dia masih mau mempertahankan aku,' gumam Rose dengan wajah sedikit tersenyum.

"Baik, aku akan memaafkan kamu atas tamparan yang kamu kasih ke aku, tapi aku mau kamu menghukum anak tengkik ini di depan mataku," ucap Rose yang tidak terima.

"Untuk apa aku menghukumnya?" tanya Jhon yang begitu heran dengan sikap Rose.

"Karena dia tidak masuk ke Gereja tadi, terus untuk ini." Rose memperlihatkan sebuah video kepada Jhon.

Jhon marah besar, ketika melihat video yang memperlihatkan Ernata sedang menangis sembari bersholawat, dia langsung melirik ke arah keponakannya yang melihatnya dengan ketakutan.

"Ampun Om, ampun ... sakit." Ernata berusaha melepaskan cengkraman dari pamannya. Namun, sang paman tidak menggubrisnya.

Tangan Ernata diseret paksa dari ruang tamu hingga ke kamar mandi, tubuhnya di hempaskan begitu saja hingga lutut Ernata membentur lantai sampai berdarah.

"Kapan kamu akan berubah Ernata, om sayang sama kamu tapi kamu tidak mau mendengarkan apa kata om." Jhon menyiram tubuh Ernata dengan air secara terus menerus.

Rose tersenyum senang melihat anak yang dia benci di siksa oleh pamannya sendiri. 'Rasakan itu.'

"Ampun Om, ampun ... salah Ernata apa Om? Ernata hanya enggak mau memeluk agama lain selain Islam, Om." Ernata memeluk kaki Jhon.

"Om cuma mau, kamu nurut sama om, nata." Jhon menyingkirkan tangan Ernata dari kakinya.

"Tapi ... om, setau Aini ...." ucapan Ernata terhenti saat rambutnya mendapat jambakan dari pamannya.

"Maksudnya, Ernata om. Setahu Ernata, setiap agama tidak mengajarkan kekerasan om. Apa lagi dengan anak seusia Ernata dan juga tidak ada pemaksaan dalam menganut apapun om," ucap Ernata yang mencoba menyadarkan pamannya.

"Kamu berani menasihati saya? Kamu pikir, mentang-mentang kamu sudah mulai tumbuh dewasa kamu boleh semau kamu? Hah!" bentak pamannya.

"Gak om, Ernata salah ... Ampun om, Ernata gak ngulangi lagi om." Ernata terus memohon kepada sang paman.

"Om gak mau sampai kasar ke kamu, tapi kalo kamu terus melanggar aturan, om akan kasih hukuman lebih dari ini," ancam pamannya yang di anggukan oleh Ernata.

"Puas kamu?" tanya Jhon kepada istrinya tanpa melihat dan langsung pergi meninggalkannya.

**********

Rumah Omah Lopez.

Monica yang berada di rumah sang nenek sedang berusaha untuk menghubungi nomor mantan kekasihnya yang masih dia cintai, dia terus memperhatikan layar ponselnya yang terhubung dengan suara sambung ke nomor ponsel mantannya.

"Ya, hallo?" tanya dari seorang seorang laki-laki tersebut.

Debaran jantung Monica langsung berdegup kencang, ketika orang yang dia rindukan menjawab panggilan telepon darinya. Perasaannya begitu senang sampai dia sulit untuk menjawab sapaan dari mantannya.

"Halo?" tanya pemuda itu kembali dari seberang telepon.

"Aneh," ucap pemuda itu yang di dengar oleh Monica.

"Monica ini kamu kan? Kalo kamu ganggu aku terus, aku bakalan benci sama kamu," tebak Frans yang begitu benar.

"Beb, maafkan aku ... aku cuma gak mau putus dari kamu, kita balikan lagi ya?" Monica memberanikan diri untuk berbicara.

'Ternyata benar ini Monica, bukan Ernata. Oh iya, kenapa juga berharap bahwa Ernata?' batin Frans.

"Maaf Monic, kita sudah putus, ngertikan?" tanya Frans agar Monica mau memahami hubungan mereka.

"Kenapa? Aku masih sayang sama kamu, beb. Aku janji akan merubah sifat aku gak akan kaya anak kecil lagi," paksa Monica yang tidak terima dengan keputusan Frans.

"Apa kamu sudah punya wanita baru beb?" Monica langsung meninggikan nada bicaranya.

"Monic, sekali lagi ya ... gue tegasin ke loe. Kalo kita uda putus, jangan panggil aku beb lagi, ok! Dan satu lagi, mau gue punya cewek lagi atau gak, itu urusan gue ... bukan urusan loe. Ngerti!" bentak Frans dengan kasar.

"Kok kamu, jadi kasar sama aku? Emang aku salah, kalau aku masih cinta sama kamu?" Monica mulai merasa panas dengan ucapan dari mantannya.

"Karena loe gak bisa dibilangin," bentak Frans yang sudah emosi tingkat dewa.

"Ok, aku terima kita putus, tapi ... aku masih mau kita berteman," pinta Monica yang berbohong.

Belum sempat Frans menjawab permintaan dari Monica, dia sudah mematikan sambungannya terlebih dahulu, Monica sangat kesal dengan sikap kasar Frans, dia berfikir bahwa mantannya memutuskan hubungan karena ada pihak ketiga.

"Halo? Fans?" panggil Monica yang mengetahui Frans mematikan sambungan teleponnya.

"Anyying tuh si Frans." Monica melempar ponselnya ke atas tempat tidur.

"Siapa sih, cewek yang sudah buat Frans berubah? Liat aja nanti, kalau gue sampai tau tuh cewe ... bakalan abis sama gue! Kelar hidup loe!" umpat Monica yang berbicara sendiri.

***

Dua hari kemudian.

Apotik.

Sepulang sekolah, Ernata menyempatkan untuk mampir ke sebuah apotik, membeli obat luka untuk dirinya sendiri. Namun, selang beberapa menit kemudian, namanya dipanggil oleh seseorang yang sudah dia kenal.

"Ernata!" panggil seseorang, Ernata pun langsung menengok ke arah yang memanggil namanya.

"Oh, hay," jawab Ernata singkat.

"Kamu beli apa? Apa ada yang sakit? Apa kamu sakit? " tanya beruntun Frans, sambil langsung memegang kening Ernata.

Sontak Ernata pun langsung refleks menghindar untuk di sentuh.

" Loh kenapa? Apa aku tak boleh menyentuh mu? " heran Frans.

" Engg... Engg, itu akuuu hanya saja, Sorry Frans.. " jawab ragu Ernata

"Oh mungkinkah dia trauma? Kasian," gumam Frans yang teringat kata oma Rienza.

"I'm sorry bee... " pinta Frans.

"Bee? " heran Ernata

"Maksud aku panggilan sayang ke seorang teman, " elak Frans.

"Ooww... Kalau kakak ngapain disini?" tanya Ernata yang menebak kalau frans lebih tua dari dia.

"Oh, Aku di suruh mama buat beli obat, kebetulan mama lagi kurang sehat. "

"Atas nama nomor 023" suara dari apotik pun memanggil nomor Ernata.

"Oh, ia kak, aku duluan ya... Salam buat mama kakak, semoga cepat sembuh, " doa Ernata

" Thanks ya bee. " gombal Frans.

Sesampainya di depan apotik, Ernata pun bingung harus naik apa sedangkan duitnya sudah abis buat beli obat salep untuk mengobati luka bakarnya di kaki.

Mau tidak mau Ernata pun jalan kaki untuk pulang kerumah, pelan pelan dia berjalan sambil menahan sakit di kakinya akibat luka bakar yang di berikan oleh tantenya tanpa sepengetahuan pamannya.

Tak lama kemudian suara klakson motor pun berbunyi.

Tin... Tin... Tinnn...

Ernata pun minggir karena pikiran dia, dia berjalan terlalu tengah.

Tinn.....

Ernata pun kesal dan menengok kebelakang. Ya itu adalah frans yang sengaja mengerjai Ernata.

"Hayo naik, aku antar kamu pulang." ajak Frans.

"Gak usah kak. Rumah ku deket ko. " tolak Ernata

" Deket dari mana ? Lumanyan loh, kan kaki mu juga sakit sepertinya," melihat kaki Ernata yang jalannya agak pincang.

Ernata pun langsung melihat ke kakinya, dia terkejut karna ada darah yang keluar.

"Astagfirullah alazim" sontak Ernata kaget tanpa dia sadari Frans pun mendengar ucapan Ernata.

"Kenapa bee? Oh my god kaki mu berdarah bee, ayo cepat naik aku antar kamu kerumah sakit " turun Frans dari motornya.

"Gak usah ka، gak apa apa kok. Cuma luka kecil " jawab Ernata sambil berpegangan di pundak Frans yang sudah berjongkok melihat kakinya.

" Luka kecil gimana" Frans pun langsung menggendong Ernata untuk duduk di belakang.

" Aakkhhh astag....ga... kakak" Ernata pun langsung memgganti kalimatnya takut ketahuan sama Frans lagi.

"Astagfirullah maksudnya?" membenarkan kalimat Ernata. Membuat Ernata hanya menutup mulutnya dengan kedua tanganya. Frans pun mengidupkan motornya.

Sesampainya di Rs,

" Lain kali jangan sampai di biarkan terlalu lama luka nya ya " nasihat dari dokter. sambil membalut luka Ernata.

" Ya dok " ucap Ernata.

"Parah banget ya dok? apa gak seharusnya di rawat aja dok? " tanya Frans yang kawatir dengan keadaan Ernata.

" Tidak begitu parah, hanya saja kalau tidak di obati tepat waktu akan berakibakan sangat sakit, susah untuk berjalan. " ucap Dokter

"Jangan kawatir ini saya kasih obat yang ampuh untuk menyembuhkannya. dan jangan lupa untuk selalu ganti perbannya. " timpal dokter lagi.

"Apa ada yang perlu di tanyakan lagi? " ucap dokter.

"Tidak ada dok" ucap Ernata

"Baik kalau tidak ada yang di tanyakan lagi setelah ini boleh pulang " ucap dokter

"Trimkasih dok" ucap Frans.

Frans pun langsung menggendong Ernata ke dalam taxi yang sudah di pesankan Frans. Frans pun duduk di samping Ernata dan menaruh kaki Ernata ke pangkuannya.

"Ih ga usah kak. gak sopan. lagian kok kaka juga ikut naik taxi? motor kakak gimana " ucap Ernata melarang dan menanyakannya.

"Motor ada temen kakak yang akan bawa, Gak apa apa, kamu tuh ya kaya tinggal dimana aja, jujur aku respect sama kamu. kamu sopan, tutur kata kamu juga sopan. baik, cantik lagi. cuma ada 1 kekurang nya. "

"Apa itu kak? " tanya nya penasaran.

"Kurangannya adalah... bukan pacar aku" ejek Frans.

"HAH.! " ketawa singkat Ernata dengan wajah datar.

"Tuh kan ngeselinya keluar. " kecewa melihat ekspresi Ernata.

"Abisnya gak lucu banget. " sambil mengipas ngipas kakinya yang perih.

"Kok kamu bisa sampai terluka begini si bee? " tanya Frans penasaran.

"Ceroboh" jawab singkat Ernata

"Kenapa? gak mau cerita sama aku? , kalau aku bilang aku tau semua ini. ini semua pasti gara gara mama nya Monica, iya kan? " tepat sasaran Frans.

"Ko dia bisa tau si" gumam Ernata.

" Come on bee, jangan ada yang kamu tutupi dari aku, dari pertama omah Rienza nyuruh aku buat lindungi kamu, aku uda jatuh cinta sama kamu bee. aku tau semua yang mereka lakukan pada mu. " mencoba jujur sama Ernata.

"Jadi itu alesan kamu tadi membenarkan kalimat istigfar aku? " tanya Ernata.

"Iya"jawab singkat Frans.

" Maaf ka tapi aku masih kecil buat pacaran. lagian dalam ajaran agama aku, tidak memperbolehkan untuk pacaran." memperjelas maksud Frans.

" Agama apa? islam? oh no bee. kamu sendiri aja sekarang bukan islam dan kamu di Prancis bukan di negara Indonesia. " pertegas Frans.

"Maaf tuan dan nona kita sudah sampai. " ucap pak sopir.

Kata kata frans barusan membuat Ernata sedih, sebelum turun Ernata berkata pada Frans.

" Maaf kak, tapi aku gak ada rasa ke kamu, aku cuma nganggep kamu sebagai kakak ku gak lebih, dan untuk melindungi ku trimakasih, aku gak minta bantuan ke kakak buat melindungi ku. cukup tuhan yang menjadi penolong ku. "

Ernata pun keluar dari mobil dan berjalan dengan pincang. Frans pun bergegas membantu Ernata tapi di tepis oleh Ernata. pamannya pun keluar bersama Monica, saat ini Monica lagi di rumah ayah dan mamanya.

"Oh jadi ini, perempuan ****** kamu beb? " sindir Monica ke Frans.

" Dari mana saja kamu nat? kenapa kaki kamu? "tanya pamannya dengan sedikit marah apa lagi melihat pulang bersama seorang laki laki.

"Aku terjatuh om" jawab singkat Ernata.

"Kena karma deh si ****** nya, " timpal Monica yang ditatap sinis oleh Frans.

Ernata pun langsung di gendong oleh pamannya untuk masuk kedalam.

" Ini terakhir kalinya saya melihat kamu dekat dengan anak saya dan keponakan saya. paham! " tegas Jhon.

Bersambung.......

Terpopuler

Comments

Keysa_Bom

Keysa_Bom

apapun sih Monica gaje banget Lo 😤😤😤

2022-07-08

0

atalim

atalim

semangat ernata

2022-07-01

1

Alriani Hespiapi

Alriani Hespiapi

saya salut Ernata,iman nya kuat,teguh pada pendirian,tapi nasibnya membuat kita sedih dan kasihan padanya

2022-06-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. PROLOG
2 Bab 2. Masa kecil Ernata
3 BAB 3. Masih Kecil
4 Bab 4. Permintaan Terakhir
5 Bab 5. ayah kandungnya
6 Bab 6. Ayat Suci
7 Bab 7. Gatot
8 Bab 8. My Darling
9 Bab 9. Panti Asuhan Cinta Kasih
10 Bab 10. Panggil Nama
11 Bab 11. Galih Pratmajaya
12 Bab 12. Khitbah
13 Bab. 13 Otw Calon Istri
14 Bab 14. Harus Ikhlas
15 Bab 15. Veby
16 Bab 16. Kuasa sang maha Esa
17 Bab 17. In sya allah Jodoh
18 Bab 18. Kekonyolan Ernata
19 19. Kandidat
20 Bab 20. Kue Berbentuk Lope
21 Bab. 21. PENGUMUMAN
22 Bab 22. Panggil aku Mas
23 Bab 23. Kitbah Ammar dan Aini
24 Bab 24. Marah nya Ammar
25 Bab 25. Sah...? Sah....!
26 Bab 26. Resepsi Pernikahan
27 Bab 27. Malam Pertama
28 Bab 28. Awal cerita aku kamu dan dia....
29 Bab 29. Aku Ikhlaskan
30 Bab. 30. Akad Nikah dengan Nabila
31 Bab 31. Malam pertama Nabila dan Ammar
32 Bab 32. I am yours and you are mine
33 Bab 33. Frans si biang ke-rok.
34 Bab 34. Pengawal Pribadi
35 35. Madu..? Tawon...?
36 36. Veby is back
37 37. Come Back to Jakarta
38 38. Seblak
39 39. Ku tunggu janda Mu
40 40. Tertangkapnya Monica
41 41. Cemburu Frans
42 42. Merebut kembali
43 43. Ciuman ala ponsel
44 44. Cinta dan Benci
45 45. Terungkap Rey.
46 46. Perkelahian Sengit
47 47. Aini sakit part 1
48 48. Aini sakit part 2
49 49. Membuang Rasa Cinta
50 50. Bule Ed-dan
51 51. Saling Sindir.
52 Bab 52. Bertemu Rey
53 Bab 53. Lari Pagi
54 Bab 54. I Love You
55 Bab 55. Minta Penjelasan
56 Bab 56. Kenzo
57 Bab 57. Bunda..?
58 Bab 58. Tercabik cabik
59 Bab 59. Cuek bebek
60 Bab. 60. Salah Target
61 Bab. 61 Roti sobek
62 Bab 62. You're Amazing
63 Bab 63. Ana Uhibbuki fillah
64 Bab 64. Gagal move on
65 Bab 65. No..! Veby
66 Bab 66. Are you okay?
67 Bab 67. Bunda Ismi
68 Bab 68. Target 1
69 Bab 69. Target 2
70 Bab 70. Terbongkar Hamil.
71 Bab 71. Trimester pertama
72 bab 72. Dilema Ammar.
73 Bab 73. Terbongkarnya Rahasia.
74 Bab 74. Siraman 4 bulanan.
75 Bab 75 Aa...?
76 Bab 76. Dede Utun
77 Bab 77 . Somse
78 Bab 78. Sepasang
79 Bab 79. Berpisah?
80 Bab 80. Frustasi Ammar 1
81 bab 81 Frustasi 2
82 Bab. 82 Kakek Ammar
83 Bab 83 Sugar daddy Ammar
84 Bab 84. Istri atau Simpanan?
85 Bab 85. Hal yang menantang
86 Bab 86. Kepergian Aini
87 Bab 87. Perilaku Nabila
88 Bab 88. Pertemuan Robbet 1
89 Bab 89. Pertemuan Robbet 2
90 Bab 90. Terpesona Roy
91 Bab 91. Kencan
92 Bab 92. Saham untuk Roy
93 Bab 93. Naoumi samaran
94 Bab 94. liontin A&A
95 Bab 95. Kecelakaan Tunggal
96 Bab 96. Tuduhan Nabila
97 Bab 97. Lupa Kamar
98 Bab 98. Siuman
99 Bab 99. Hidayah Nabila
100 Bab 100. Cemburu Roy
101 Bab 101. Calon istri Roy
102 Bab 102. Menunda perpisahan
103 Bab 103. Permintaan Maaf Nabila
104 Bab 104. Tahan Rindu
105 Bab 105. Ungkapan Nabila.
106 Bab 106. Sarah patah hati 1
107 Bab 107. Sarah patah hati 2
108 Bab 108. Surat Pengadilan Agama
109 Bab 109. Kelahiran si Kembar.
110 Bab 110. Fakta Ulfa part 1
111 Bab 111. Fakta Ulfa Part 2
112 Bab 112. Nama si kembar
113 Bab 113. Awal Kehidupan Baru
114 Bab 114. Malam yang di takutkan.
115 Bab 115. Permainan Panas Dingin
116 Bab 116. Gabriel Gadis Roy
117 Bab 117. Akal licik Roy
118 Bab 118. Cewek Loe Gue Tikung
119 Bab 119. Roy bukan Om Gabriel
120 Bab 120. Ke Gip Papih
121 Bab 121. Di permainkan oleh Ammar.
122 Bab 122. Bom atom
123 Bab 123. Pengalaman Baru bagi Gabriel.
124 Bab 124. Do you love me?
125 Bab 125. Virgin
126 Bab 126. Sayatan
127 Bab 127. Rencana menikah Roy
128 Bab 128. Drama Suami Istri
129 Bab 129. Saingan cinta
130 Bab. 130. Takut di rebut
131 Bab 131. Bakat terpendam Roy
132 Bab. 132. Kabar Duka
133 Bab 133. Drama cemburu.
134 Bab 134. Kejujuran Ammar tentang Nabila
135 Bab 135. Pernikahan Roy dan Gabriel
136 Bab 136. The First Night Roy
137 Bab 137. Kecurigaan Ammar.
138 Bab 138. Ketahuan Ammar
139 Bab. 139. Datang bulan
140 Bab 140. Bersayap or tidak bersayap
141 Bab 141. Terciduk Polisi
142 Bab. 142. Foto
143 Bab. 143. Hadiah dari ayah mertua
144 Bab 144. Kisah Rey bertemu wanita malam
145 Bab 145. Boooking tiga malam
146 Bab. 146 Ammar vs Aini
147 Bab 147. Baby sister si kembar
148 Bab 148. Rey kabur
149 bab 149. Wisuda
150 Bab. 150. Pertemuan keluarga Rey dengan Jasmine
151 Bab. 151. Rasa Rindu
152 Bab. 152. kekhawatiran Aini
153 Bab. 153. Bertemu Naura
154 Bab 154. Pertemuan Nabila dengan Abizar
155 Bab. 155. Pertemuan kembali dengan Nabila
156 Bab. 156. Abizar tahu latar belakang Nabila
157 Bab. 157. Kabar duka
158 Bab. 158. Harus Ihklas
159 Bab. 159. Pengajian
160 Bab. 160. Tangisan Naura
161 Bab. 161. Perasaan Nabila
162 Bab. 162. Bujukan Ismi
163 Bab. 163. Jenguk Naura
164 Bab. 164. Kesempatan.
165 Bab. 157. kegigihan Rahman
166 Bab. 166. Si kembar diculik
167 Bab. 167. pembalasan dendam Rose
168 Bab. 168. Balasan Rose
169 Bab. 169. Kebebasan Ammar dan Roy
170 Bab. 170. Keputusan Aini
171 Bab. 171. Fakta Khan
172 Bab, 172. Kedatangan Ammar
173 Bab. 173. Rahman terkejut Ammar lepas
174 Bab. 174. Rahman Nekat membawa Aini
175 Bab. 175. Merebut kembali istri tercinta
176 Bab. 176. Tertangkapnya Rahman.
177 Bab. 177. Memadu Rindu
178 Bab. 178. Happy Ending
Episodes

Updated 178 Episodes

1
Bab 1. PROLOG
2
Bab 2. Masa kecil Ernata
3
BAB 3. Masih Kecil
4
Bab 4. Permintaan Terakhir
5
Bab 5. ayah kandungnya
6
Bab 6. Ayat Suci
7
Bab 7. Gatot
8
Bab 8. My Darling
9
Bab 9. Panti Asuhan Cinta Kasih
10
Bab 10. Panggil Nama
11
Bab 11. Galih Pratmajaya
12
Bab 12. Khitbah
13
Bab. 13 Otw Calon Istri
14
Bab 14. Harus Ikhlas
15
Bab 15. Veby
16
Bab 16. Kuasa sang maha Esa
17
Bab 17. In sya allah Jodoh
18
Bab 18. Kekonyolan Ernata
19
19. Kandidat
20
Bab 20. Kue Berbentuk Lope
21
Bab. 21. PENGUMUMAN
22
Bab 22. Panggil aku Mas
23
Bab 23. Kitbah Ammar dan Aini
24
Bab 24. Marah nya Ammar
25
Bab 25. Sah...? Sah....!
26
Bab 26. Resepsi Pernikahan
27
Bab 27. Malam Pertama
28
Bab 28. Awal cerita aku kamu dan dia....
29
Bab 29. Aku Ikhlaskan
30
Bab. 30. Akad Nikah dengan Nabila
31
Bab 31. Malam pertama Nabila dan Ammar
32
Bab 32. I am yours and you are mine
33
Bab 33. Frans si biang ke-rok.
34
Bab 34. Pengawal Pribadi
35
35. Madu..? Tawon...?
36
36. Veby is back
37
37. Come Back to Jakarta
38
38. Seblak
39
39. Ku tunggu janda Mu
40
40. Tertangkapnya Monica
41
41. Cemburu Frans
42
42. Merebut kembali
43
43. Ciuman ala ponsel
44
44. Cinta dan Benci
45
45. Terungkap Rey.
46
46. Perkelahian Sengit
47
47. Aini sakit part 1
48
48. Aini sakit part 2
49
49. Membuang Rasa Cinta
50
50. Bule Ed-dan
51
51. Saling Sindir.
52
Bab 52. Bertemu Rey
53
Bab 53. Lari Pagi
54
Bab 54. I Love You
55
Bab 55. Minta Penjelasan
56
Bab 56. Kenzo
57
Bab 57. Bunda..?
58
Bab 58. Tercabik cabik
59
Bab 59. Cuek bebek
60
Bab. 60. Salah Target
61
Bab. 61 Roti sobek
62
Bab 62. You're Amazing
63
Bab 63. Ana Uhibbuki fillah
64
Bab 64. Gagal move on
65
Bab 65. No..! Veby
66
Bab 66. Are you okay?
67
Bab 67. Bunda Ismi
68
Bab 68. Target 1
69
Bab 69. Target 2
70
Bab 70. Terbongkar Hamil.
71
Bab 71. Trimester pertama
72
bab 72. Dilema Ammar.
73
Bab 73. Terbongkarnya Rahasia.
74
Bab 74. Siraman 4 bulanan.
75
Bab 75 Aa...?
76
Bab 76. Dede Utun
77
Bab 77 . Somse
78
Bab 78. Sepasang
79
Bab 79. Berpisah?
80
Bab 80. Frustasi Ammar 1
81
bab 81 Frustasi 2
82
Bab. 82 Kakek Ammar
83
Bab 83 Sugar daddy Ammar
84
Bab 84. Istri atau Simpanan?
85
Bab 85. Hal yang menantang
86
Bab 86. Kepergian Aini
87
Bab 87. Perilaku Nabila
88
Bab 88. Pertemuan Robbet 1
89
Bab 89. Pertemuan Robbet 2
90
Bab 90. Terpesona Roy
91
Bab 91. Kencan
92
Bab 92. Saham untuk Roy
93
Bab 93. Naoumi samaran
94
Bab 94. liontin A&A
95
Bab 95. Kecelakaan Tunggal
96
Bab 96. Tuduhan Nabila
97
Bab 97. Lupa Kamar
98
Bab 98. Siuman
99
Bab 99. Hidayah Nabila
100
Bab 100. Cemburu Roy
101
Bab 101. Calon istri Roy
102
Bab 102. Menunda perpisahan
103
Bab 103. Permintaan Maaf Nabila
104
Bab 104. Tahan Rindu
105
Bab 105. Ungkapan Nabila.
106
Bab 106. Sarah patah hati 1
107
Bab 107. Sarah patah hati 2
108
Bab 108. Surat Pengadilan Agama
109
Bab 109. Kelahiran si Kembar.
110
Bab 110. Fakta Ulfa part 1
111
Bab 111. Fakta Ulfa Part 2
112
Bab 112. Nama si kembar
113
Bab 113. Awal Kehidupan Baru
114
Bab 114. Malam yang di takutkan.
115
Bab 115. Permainan Panas Dingin
116
Bab 116. Gabriel Gadis Roy
117
Bab 117. Akal licik Roy
118
Bab 118. Cewek Loe Gue Tikung
119
Bab 119. Roy bukan Om Gabriel
120
Bab 120. Ke Gip Papih
121
Bab 121. Di permainkan oleh Ammar.
122
Bab 122. Bom atom
123
Bab 123. Pengalaman Baru bagi Gabriel.
124
Bab 124. Do you love me?
125
Bab 125. Virgin
126
Bab 126. Sayatan
127
Bab 127. Rencana menikah Roy
128
Bab 128. Drama Suami Istri
129
Bab 129. Saingan cinta
130
Bab. 130. Takut di rebut
131
Bab 131. Bakat terpendam Roy
132
Bab. 132. Kabar Duka
133
Bab 133. Drama cemburu.
134
Bab 134. Kejujuran Ammar tentang Nabila
135
Bab 135. Pernikahan Roy dan Gabriel
136
Bab 136. The First Night Roy
137
Bab 137. Kecurigaan Ammar.
138
Bab 138. Ketahuan Ammar
139
Bab. 139. Datang bulan
140
Bab 140. Bersayap or tidak bersayap
141
Bab 141. Terciduk Polisi
142
Bab. 142. Foto
143
Bab. 143. Hadiah dari ayah mertua
144
Bab 144. Kisah Rey bertemu wanita malam
145
Bab 145. Boooking tiga malam
146
Bab. 146 Ammar vs Aini
147
Bab 147. Baby sister si kembar
148
Bab 148. Rey kabur
149
bab 149. Wisuda
150
Bab. 150. Pertemuan keluarga Rey dengan Jasmine
151
Bab. 151. Rasa Rindu
152
Bab. 152. kekhawatiran Aini
153
Bab. 153. Bertemu Naura
154
Bab 154. Pertemuan Nabila dengan Abizar
155
Bab. 155. Pertemuan kembali dengan Nabila
156
Bab. 156. Abizar tahu latar belakang Nabila
157
Bab. 157. Kabar duka
158
Bab. 158. Harus Ihklas
159
Bab. 159. Pengajian
160
Bab. 160. Tangisan Naura
161
Bab. 161. Perasaan Nabila
162
Bab. 162. Bujukan Ismi
163
Bab. 163. Jenguk Naura
164
Bab. 164. Kesempatan.
165
Bab. 157. kegigihan Rahman
166
Bab. 166. Si kembar diculik
167
Bab. 167. pembalasan dendam Rose
168
Bab. 168. Balasan Rose
169
Bab. 169. Kebebasan Ammar dan Roy
170
Bab. 170. Keputusan Aini
171
Bab. 171. Fakta Khan
172
Bab, 172. Kedatangan Ammar
173
Bab. 173. Rahman terkejut Ammar lepas
174
Bab. 174. Rahman Nekat membawa Aini
175
Bab. 175. Merebut kembali istri tercinta
176
Bab. 176. Tertangkapnya Rahman.
177
Bab. 177. Memadu Rindu
178
Bab. 178. Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!