chapter 4

Lengkap dengan seragam sekolah dan tas yang berada disisi tempat duduknya, kali ini andin memutuskan untuk berangkat sekolah mencari kebahagiaannya di sana

Di meja makan saat ini andin dan ayahnya hanya berjarak beberapa cm, meski tempat duduk andin didepan ayahnya andin tetap memasang wajah dingin, tidak hanya ada ayahnya melainkan juga ada johan yang duduk berhadapan dengannya.

Andin hanya melirik ayahnya sesekali dia mengutuk dalam hati kursi yang tertata di meja makan, yang hanya berjarak beberapa cm dari ayahnya.

Wira yang melihat wajah dingin andin membuat dirinya merasa bersalah, wira mulai menyentuh salah satu tangan andin yang berada diatas meja makan, mencoba membuka suara mencairkan suasana hening dimeja makan

“Andin.. pagi ini kamu ayah yang antar ya.." dengan suara lembut

"Tapi ayah minta maaf ya sayang ayah tidak bisa jemput kamu..” tambah wira sambil mengusap puncak kepala andin

“Sebenarnya ayah juga mendaftarkan les musik untuk kamu tapi ayah minta maaf karna tidak bisa mengatar kamu ketempat les barumu, ayah mau waktu senggang kamu di gunakan untuk hal positif” tambah wira dengan senyum diwajahnya mengira andin akan senang dengan tempat lesnya

Namun didalam hati, andin merasa.. ‘genap sudah seratus persen kadar kebencianku pada ayah’ batin andin

Andin yang emosi mulai menghirup nafas dalam dan membuangnya dengan kasar

“Sayang, ayah memberikan pelatihan musik ini, supaya kamu bisa melupakan kesedihamu sayang..

"Kamu tau ayah memilihkan tempat les yang.. perkataan wira terputus..

Belum selesai wira berbicara, dirinya dengan geram mengusap wajahnya dengan kasar

Ya andin yang saat itu marah langsung mengambil segelas susu yang berada dihadapannya dan langsung menyiramkannya pada wira ayahnya, johan yang melihat itu reflek berdiri dari duduknya, berbeda dengan wira yang masih terduduk kaget dengan sikap andin

“Andin kamu ini kenapa?..

“Jika kamu sudah tidak bisa dibilangin dengan halus, Apa kamu mau ayah hukum? ayah akan mengajari kamu dengan kasar.. bagaimana caranya menghormati orang tua” bentak wira dengan keras dan penuh penekanan membuat gema sampai memenuhi ruang makan

Para pelayan dan juga pembantu yang bekerja langsung bersembunyi tidak ingin melihat kejadian tersebut

Namun, cukup telinga yang mewakili.. untuk mendengarkan pertengkaran antara ayah dan anak itu

Mereka yang berada disana jelas kaget dengan sikap andin yang berani dengan ayahnya tanpa ada rasa takut, namun malah memasang wajah yang dingin

Johan yang melihat kemarahan wira langsung berjalan mendekati andin, digapainya badan andin untuk menggendongnya

“Kak sebaiknya untuk saat ini andin biar denganku, aku akan bawa andin pergi..

"Kakak juga sebaiknya segera ganti dan berangkat kerja.. aku meminta ijin untuk ini” perkataan johan jelas membuat wira sekaligus ayah dari andin lega sekaligus sedih akan sampai kapan andin seperti ini, tidak bisa memaafkannya.

Johan yang sudah menggendong andin hanya memohon melalui tatapan mata pada kakaknya agar dia tidak meneruskan amarahannya. Wira mulai terdiam menenangkan dirinya sendiri untuk menahan amarahnya

Wira mengangguk menyetujui keinginan johan, Bagaimanapun juga dirinya sangat menyayangi andin karna andin adalah anaknya, dan hanya tinggal dirinyalah orang tua andin satu-satunya

Andin yang berada dalam gendongan hanya diam, tanpa menunjukkan ekpresi sama sekali setelah membuat ayahnya marah, mereka yang sudah berada didalam mobil memilih saling diam. Johan yang menyetir mengarahkan mobilnya ke arah jalan yang berbeda dengan arah sekolahan andin

Johan merasa saat ini yang andin butuh hanya refreshing mengingat andin baru saja kehilangan keluarga yang paling penting dalam hidupnya

Tidak butuh waktu lama, merekapun akhirnya sampai. johan yang sudah mematikan mesin mobilnya kembali menatap andin berharap agar andin memberikan ekspresi layaknya seperti anak pada umumnya

“Mau masuk?" tanya johan

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***