Munajat Cinta

Munajat Cinta

1. Part 1

...Berdosakah Mencintainya?...

Sinar mentari yang menyengat tak menyurutkan langkahnya untuk segera menemui orang tuanya. Dalam kerapuhan jiwanya, ia terus menggerakkan tubuhnya ke tempat pembaringan terakhir mereka yang terkasih. Spanduk bertuliskan TPU Muslimin tersebut menari-nari di atas kepalanya.

Langkah wanita muda itu kian tak bertenaga. Air matanya senantiasa terlahir dari ke dua belah mata indahnya. Wajahnya memerah menahan sakit batinnya, juga panasnya sinar mentari yang tak bersahabat. Air matanya kian deras mengalir ketika ia telah berada di hadapan makam orang tuanya. Ia tersungkur dalam larut lemahnya. Di antara makam orang tuanya, ia menangis sejadi-jadinya. Tangisannya agaknya dapat mengusik ketenangan penghuni makam lainnya.

"Ibu... orang kayaitu menyakiti hati Annisa!" teriaknya seraya menunjuk ke suatu arah entah keman. "Hati Nisa sakit karena lidahnya. Apa salah Annisa, Bu? Di mana salahnya? Apa jatuh cinta salah, Ibu? Berdosakah bila wanita miskin ini mencintai pria seberharga putranya? Kalau semua itu adalah sebuah kesalahan dan dosa yang nyata, maka putrimu ini tetap akan jatuh cinta dan mencintainya, Ibu. Bagiku, ini bukanlah sebuah kesalahan ataupun dosa. Aku hanya tidak tahu diri saja." keluhnya tak tertahankan.

"Ibu, tidak bisakah sekejap saja datang padaku? Mengecupku, memelukku erat, menguatkanku yang rapuh kini. Hatiku mempercayai bahwa Ibu selalu melakukannya dengan cara yang tak kutahu.

Tapi, tubuhku ini tak mempercayainya sebelum aku benar-benar dapat merasakannya. Tidak bisa, kah, Bu?" tuturnya sesak lalu merebahkan kepalanya di atas nisan ibunya, Fatimah binti Suherman.

Wanita muda itu tiba-tiba teringat sesuatu. Ia segera bangkit, lalu beralih menghadap makam ayahandanya. Secarik kertas berharga hampir saja terlupakan olehnya. Padahal hal itulah tujuan awalnya datang menyambangi kedua orang tuanya.

"Ayah...." sapanya berkaca-kaca. Semua perasaan ada dalam kalbunya.

"Lihat, Ayah! Nisa berhasil. Putrimu berhasil. Ayah berhasil. Kita berhasil, Ayah. Coba liat, Ayah!" ucapnya seraya memperlihatkan selembar kertas hasil UKDI ( Uji Kompetensi Dokter Indonesia)-nya penuh kebanggaan.

"Sekarang putrimu ini adalah seorang dokter. Dokter... Annisa... Fatarani..." Annisa mengeja namanya.

"Begitulah semua orang akan memanggilku. Mereka akan memanggil putri Ayah begitu. Lihatlah baik-baik, Ayah! Impian kita sedikit demi sedikit terwujud, Ayah. Perhatikan seksama, Ayah!" pintanya menyesak dada.

"Seharusnya sudah sejak hasil ini Annisa terima 15 hari yang lalu, Annisa datang kemari. Seharusnya Annisa segera memberitahu Ayah, kan? Annisa salah, Ayah. Maaf, Ayah. Annisa masih harus disibukkan dengan persiapan internship dan hal lainnya." Annisa memaparkan penjelasannya detail.

"Oh ya, Ayah. Annisa ditempatkan di Riau. Jauh ya, Yah? Subhanallah, Yah. Annisa bareng lagi penempatannya dengan Zahara. Mungkin hanya beda desa saja," ceritanya kemudian.

Annisa mengukir senyum kecil di ujung ceritanya. Ia tak menyangka masih dapat bersama dengan sahabatnya itu, lagi. Semua itu tentunya bukanlah sebuah kebetulan semata. Ia percaya bahwa semua itu adalah takdir yang telah ditentukan Rabb-nya. "Semua ini karena Ayah. Selain karena Annisa ingin hidup di dunia kesehatan ini, Annisa juga melakukan semua ini karena Ayah," sebut Annisa.

"Tak boleh ada orang sakit yang tak terjamah pengobatan selama Annisa mengetahuinya. Annisa akan berusaha semampu Annisa, Ayah," ikrar Annisa.

"Sungguh menyedihkan hanya mampu mengurusi orang yang dicintai yang jatuh sakit tanpa bisa mengupayakan apapun. Seperti Ayah dulu." Annisa mengenang masa dulunya.

"Maafkan Annisa, Ayah!" ucap Annisa tercekat. "Dulu Annisa tak mampu mengupayakan pengobatan yang terbaik untuk Ayah. Maaf..." Annisa diam, berhenti bercerita, hanya tangis yang bergetar. "Ayah...." panggil Annisa lembut di tengah gemuruh hebat dalam dadanya, lalu pembicaraannya mengarah ke topik lain. Air matanya mengalir lagi.

"Ayah, Pak Tua itu jahat sekali. Ia menghempashan harga diri Annisa. Di matanya Annisa tak ada harganya, menghina Annisa seenaknya. Tanpa sadar ia telah menghina Ayah pula. Ia menghina setiap kucuran keringat, air mata, darah, kasih sayang, dan seluruh pengorbanan Ayah. Semua hal yang Ayah dan Ibu berikan untuk Annisa, dengan mudahnya si tua bangka kaya raya itu meludahinya. Sakit sekali hati ini, Ayah," papar Annisa dengan suara meninggi.

"Datanglah sekali saja, Yah! Datang dan ada di sisiku sekali ini saja," pinta Annisa menyesak dadanya. "Annisa tak yakin mampu menghadapi ini seorang diri," ucap lemah, melemahkan dirinya.

"Annisa sungguh mensyukuri nikmat Allah atas perasaan cinta yang disiapkan-Nya di hati ini atas Ayah, Ibu, Zahara, Keluarga baru Annisa, dan yang lainnya. Tetapi, Annisa mengkufuri cinta atas pria itu," tergugu Annisa menyuarakan isi hatinya.

"Tiap kali Annisa bertanya-tanya, mengapa cinta yang kukufuri dan ingin kusirnakan bisa datang, tumbuh dan hidup dalam hatiku dengan suburnya. Mengapa perasaan yang hanya akan mendatangkan sakit bagiku, baginya, dan orang lain yang tak merestuinya, Allah izinkan ada di sini?" tanya Annisa lirih, seraya menekan pelan dada kirinya.

"Wahai Allah! Aku tak bermaksud menyalahkan-Mu. Aku juga tak ingin perpikir buruk terhadap keputusan-Mu atas hidupku. Aku hanya minta agar Engkau membantuku agar aku mampu berdamai dengan diriku sendiri. Bantulah aku berdamai dengan hatiku ini, Allah!" Napasnya sesak mengutarakan pintanya pada Sang Penguasa.

"Ya Allah! Jika cintaku ini hanya akan membawa petaka baginya maka musnahkanlah kenangan atasku, cintanya padaku, dan keinginannya terhadapku. Buat saja dia lupa bahwa aku pernah ada dihidupnya. Buatlah kehadiranku dalam hidupnya tak ada artinya. Buatlah agar dia melupakan aku yang mencintainya seperti kecintaanku pada diriku sendiri. Aku mohon, ya Allah!" pinta Annisa berderai air mata.

"Tuhanku terkasih, haramkanlah air mata kesedihan hidup di hati dan di pipinya. Bahagiakanlah dia, Allah. Di manapun dia berada, apapun yang dia lakukan, dengan siapapun dia, maka buatlah dia bahagia, Allah. Lindungilah dia dari ketakutan dan kesedihan. Aku mohon!" do'a Annisa kembali menyesak dadanya.

"Bahagiakan dia, Allah! Karena Engkau Yang Menghendaki aku mencintainya hingga kucintai dia karena-Mu, maka bahagiakanlah dia. Bahagiakan pria itu, Allah!" lanjutnya makin menyesak.

Annisa menutup wajahnya dengan kedua belah tangannya. Terbayang wajah pria yang di cintainya dalam diamnya itu, hingga makin pilu hatinya. "Aku berlindung kepada-Mu dari kedukaan hati karena makhluk-Mu. Ridakanlah aku terhadap apa yang telah menjadi ketetapan-Mu terhadapku Allah," pinta Annisa untuk kebaikan dirinya. Annisa mengusap wajahnya yang basah, lalu tersenyum getir memandang kepala nisan orang tuanya.

"Annisa tidak apa-apa, Ayah. Ayah dan Ibu tak perlu mencemaskan Annisa," jawabnya seolah-olah orang tuanya bertanya sebelumnya.

"Allah kuasa mempergilirkan suka dan duka dalam kehidupan makhluk-Nya. Jika Allah berkehendak maka duka karena kehilangannya akan diganti-Nya dengan cinta yang lebih baik dari seseorang yang terbaik atas izin-Nya," ujar Annisa mengamini kekuasaan Tuhannya.

"Ayah.... Ibu.... kalau dipikir-pikir dia memang benar. Dia benar sekali!" ucap Annisa membenarkan kata-kata berbisa dari lisan Pak Muchtar. "Hanya saja aku yang miskin ini tak sudi ada yang mengataiku begitu, meskipun begitu keadaannya," lanjut Annisa berusaha melindungi harga dirinya.

"Ayah...Ibu... sungguh akan benar-benar membahagiakan jika kalian dapat hadir di acara wisuda Annisa besok. Datanglah, Yah, Bu. Annisa ingin kalian ada."

...*****...

...Bagaimana part 1 ini? Apakah kalian suka atau tidak? Jika suka alhamdulillah 😊...

...Dan jika tidak, maafkan aku. Karena alur kehidupanku memang seperti itu....

...Sehat selalu buat kalian....

...____________...

...With Love❤...

...Olivia Dewi...

🌷🌷🌷

Terpopuler

Comments

Sischa cintara

Sischa cintara

hadir kk😘 semangat kaja💪💪

2022-12-12

1

Nur hikmah

Nur hikmah

terharu.....sabar an nisa.......mmpir thor bawa like............

2021-08-29

1

Anti Veryanty S

Anti Veryanty S

semangat thor.
aku hadir mmbwa like.
yuk mapir juga di novel pertamaku.
mari saling mendukung.
💪💪🙏🙏😀

2021-08-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!