Pengajuan kuantitas barang yang melebihi penggunaan? Manipulasi kualitas barang? Manipulasi kualitas bangunan? Roboh? Begitu banyak korban bahkan ada sampai kehilangan kakinya? Ternyata dalam masalah ini begitu banyak korban. Apakah benar suaminya juga korban tapi kenapa ada kesalah pahaman sebesar ini? Masalah masalah ini seperti komedi putar mengelilingi kepala najwa hanya istighfar yg terus terlafazkan. Tubuh Najwa gemetaran "Ya Allah rumit sekali , bagaimana caraku mengatasinya? Jika memang suamiku melakukanya aku rasa harta kami pun tidak cukup mengganti kerugian perusahaan. Bagaimana dengan para korban itu?. Tidak, aq percaya kata terakhir abi.." batinya. "Pak Aswin apa yang harus saya lakukan? sebelum meninggal almarhum pernah berpesan bahwa dia bersih. Bisakah perusahaan menyelidiki masalah ini?"
Dengan emosi Aswin meninggikan suaranya "bagaimana penyelidikan berjalan lancar kalau..." dia tercenggang mengingat tadi mendengar kata alnarhum. "Tadi bu Najwa bicara siapa yang meninggal?"
"Suami saya pak, sebelum menghembuskan nafas terakhir beliau menyakinkan kami kalau beliau tidak ada sangkut pautnya dengan masalah ini. Supir saya mengatakan saat diperjalanan Beliau menuju area kunstruksi beliau sempat ksakitan. Dan supir kami menyarankan ke rumah sakit terlebih dahulu tapi ditolaknya, karna katanya suami saya harus meyelidiki sesuatu untuk mencari bukti. Sesaat setelahnya suami saya pingsan dan di bawa ke rumah sakit dan sore harinya meninggal😢😭😢😭". Sambil mengusap air matanya dia memohon pada Aswin supaya perusahaan menyelidiki kadus ini. "Tolong pak selidiki kasus ini".
Aswin mengusap wajahnya dengan kasar. Semua bukti yang ada menyudutkan Diki Candra meski hati kecil Aswin sebenarnya juga percaya bahwa Diki tidak mungkin melalukanya, tapi bagaimana dengan bukti-bukti itu. "Perusahaan pasti akan mengusut kasus ini tapi mohon kerja sama anda. kami akan mengusut asal kekayaan keluarga anda."
" Ya saya bersedia ini foto copy sertifikat tanah, dan BPKB kendaran yang ada" Najwa menyerahkn semuanya."Saya pamit undur diri termakasih atas waktunya"dan hanya dijawab anggukan oleh Aswin.
Beberapa hari berlalu setelah hari itu, panggilan ke kantor polisi sebagai saksi sudah Najwa penuhi dengan kesaksian yang apa adanya sesuai yang dia ketahui.
Dilain tempat dengan langkah lunglai Celyn menyusuri lorong sekolah. Sudah cukup dewasa bagi Celyn untuk memahami situasi saat ini. Celyn tau uminya diam-diam mencari pekerjaan. Setidaknya kalau dia tidak sekolah di sekolah swasta elit seperti ini bisa sedikit menghemat uang. Semalam Celyn sudah membicarakan niatnya tapi uminya kekeh menolak Celyn pindah sekolah. Tanpa terasa kaki Celyn sudah menapaki trotoar di jalan besar tempat biasa dia menunggu angkot.Sejak pak Slamet berhenti kerja Celyn memutuskan pulang pergi naik angkot.
Celyn bukan gadis glamour seperti yang ada di novel-novel, dengan sikapnya yang supel, wajah yang manis dan otaknya yang cerdas cukup membuatnya jadi primadona. Tapi dia selalu menjaga jarak dengan kaum adam, dan mereka juga sungkan dengan Celyn.
Sesampainya di rumah Celyn mengucap salam tapi tak ada yang membalas salamnya.Saat menapaki anak tangga dia melihat pintu ruang kerja abinya terbuka Celyn pun mengurungkan niatnya semula dan berniat memasuki ruang kerja abinya. Samar-samar terdengar isak tangis dari dalam ruang itu.
"maafkan umi bi.... hiks umi ngak bisa ngembaliin nama baik abi... hiks... semua ini... hiks... semua hasil kerja keras abi selama belasan taun ini... hiks akan disita. Bagaimana dengan anak-anak... hiks.. kuatkan hamba ya Allah... kini yang tersisa hanya rumah di kampung."
duk....
Najwa menoleh ke asal suara, nampak Celyn yang mematung dan dua buah buku yang terjatuh di lantai. " Sudah pulang nak ? kenapa pulangnya seawal ini baru jam sebelas..." Najwa bangun dari duduknya menghampiri Celyn.
Setelang mencium tangan uminya mereka berpelukan saling merengkuh memberi kekuatan satu sama lain. "Umi jangan sedih semua akan baik-baik saja. Kita bisa tinggal di kampung biarkan Salwa pindah sekolah di kampung. Kita bisa bekerja untuk masa depan Salwa"
Mendengar kata-kata anaknya Najwa merasa jadi orang tua yang gagal. Ingin rasanya dia bekerja , bating tulangpun tak apa agar anak-anak tetap bisa menikmati hari-hari seperti sedia kala. Tapi apalah daya di umurnya yang sudah mengijak kepala empat sulit baginya mendapatkan pekerjaan. Keahlian khusus pun dia tak punya. Tangisnya pecah
Celyn membimbing ibunya untuk duduk di kursi kerja abinya. " Umi terimakasih selama ini umi dan abi selalu mengajarkan kami untuk mandiri dan saat ini itu sangat berguna. Celyn siap mendampingi Umi untuk membangun masa depan kita mulai dari nol"
Najwa membelai puncak kepala hingga ke-dua pipi Celyn lalu mengecup puncak kepala Celyn.
"Semoga Allah selalu memudahkan urusanmu nak. Umi bangga telah melahirkan anak sesalehah dan secantik Celyn. Kecantikan yang luar dalam. Maafkan umi ketika gadis seusiamu hanya tau sekolah, main dan shoping, Celyn harus mengecap pahitnya kehidupan" kembali dia mengecup puncak kepala Celyn.
r8
Celyn menampakan senyum termanisnya "Celyn lah yang lebih bangga punya a'bi sama umi, karna di luar sana banyak orang tua yang memanjakan anaknya dengan tumpukan harta. Tanpa mereka sadari anak-anak mereka hanya pandai menggunakan uang dan kekuasaan. Tapi umi dan abi lain kalian mengajari kami tentang ilmu dunia dan akherat, mendsiplinkan kami akan hak dan kewajiban. Bahkan yang sangat berguna untuk saat ini kalian mengajarkan kami apa itu ilmu ikhlas. Terima kasih umi..."lalu mencium kedua telapak tangan Najwa. ''Sudah adegan melownya yuk udah hampir masuk waktu zduhur."
"Ya udah sana bersihkan dulu badan kamu terus kita ajak bi Inah dan mpok Atik berjamaah" Najwa bangkit dan mereka keluar menuju kamar masing-masing.
Di ruang kecil berukuran 2×5 yang dijadikan musola, mereka shalat berjamah. Setelah shalat Najwa meminta bi Inah dan mpok Atik menunggu di ruang makan. Dirumah ini tidak ada istilah pembantu makan di belakang , mereka makan di meja yang sama. Hanya saja ART dan supir selalu segan untuk bersama dengan majikan di jam makan malam khususnya mereka memilih makan setelah majikan.
Setelah menyempatkan membaca beberapa ayat Al Qura'n Najwa turun . Di meja makan sudah ada Celyn dan kedua ARTnya yang memang sedang menunggu kedatanganya. Najwa duduk diantara mereka. " mpok tolong ambilkan dua piring lagi" ujar Celyn. Meski kebingungan karna tadi dia sudah menyiapkan piring untuk kedua majikanya ini, dia tetap berjalan ke dapur dan mengambil dua piring lagi.
Setelah menerima piringnya Celyn menaruh piring tersebut di depan bi Inah dan mpok Atik. Dan berkata "bik untuk pertama dan terakhir kalinya ayo kita makan sama-sama.''
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Sarni Slamet
semangat thor
2021-12-22
1