Devan terdiam tak menyahuti panggilan dari resepsionis. Mendengar nama gadisnya, hatinya terasa perih kembali. Ingatan akan kenyataan yang baru ia ketahui terlintas lagi di kepalanya. Entah mengapa, Devan masih belum siap untuk menemui Tanisha sekarang. Dia takut, jika nanti akan berkata kasar kepada Tanisha karena rasa kecewanya yang teramat sangat dalam pada gadis itu.
"Pak," panggil seorang resepsionis itu lagi.
Devan tetap terdiam, menyelami pikirannya yang kembali kalut. Sampai di panggilan yang ke-empat, Devan baru menyahuti panggilan resepsionis itu.
"Bilang saja aku sedang rapat," ucap Devan. Lantas ia tidak langsung menutup sambungan telponnya.
"Maaf, Kak. Pak Devan sedang ada rapat sebentar lagi. Kakak bisa kembali lagi besok," ucap resepsionis itu.
"Boleh saya ngomong sama dia?" tanya Tanisha.
Resepsionis itu sedikit ragu, tapi semenit kemudian memberikan ganggang telpon yang ia pegang sedari tadi kepada Tanisha.
"Halo, Mas," sapa Tanisha.
Nyesss...!!! Hati Devan bagai disiram air es saat mendengar suara Tanisha. Rasa kecewanya terhadap gadis itu tidak bisa Devan elak, meski dia sangat mencintai.gadisnya tersebut.
Devan mengambil napas panjang, lalu menghembuskan dengan pelan. Mengatur emosinya agar tidak meluap. Karena memang Tanisha belum tahu apa penyebab dia tidak menghubungi gadisnya itu dari semalam.
"Iya, Sayang," jawab Devan menekan rasa perih di hatinya. Sakit, sangat sakit, saat mengetahui orang yang kita cintai membohongi kita dalam jangka waktu yang lama.
"Mas sibuk? Kenapa nomornya tidak aktif? Nisha khawatir sama Mas. Soalnya dari kemarin Mas tidak ada hubungi Nisha," protes Tanisha kepada Devan dengan suara yang manja. Hal yang selalu Tanisha lakukan saat ngambek sama Devan.
Hati Devan bagaikan diremas-remas ketika mendengar suara manja kekasihnya itu. Ingin rasanya ia pergi dari ruangannya dan berlari menuju kekasihnya berada. Tapi, rasa kecewanya kepada Tanisha mampu menghalangi keinginannya.
"Maaf, Sayang. Aku sibuk kemarin dan hari ini juga ada rapat penting," bohong Devan. Tangannya meremas lembaran kertas yang ada di atas meja kerjanya. Baru kali ini Devan berbohong pada Tanisha.
"Oh... Gitu ya? Ya sudah kalau begitu, Mas. Aku pulang dulu. Sesibuk apapun, jangan lupa makan, Mas." Tanisha terlihat sangat kecewa dengan jawaban Devan. Tapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Hal yang ingin dia ungkapkan pun tidak jadi keluar dari mulutnya.
Kedua resepsionis itu menatap kasihan pada Tanisha. Gadis secantik ini aja ditolak sama atasannya, lalu bagaimana dengan gadis yang mempunyai porsi kecantikan standar?
Tanisha memberikan gagang telpon itu, lalu berterimakasih kepada dua resepsionis tersebut. Ia menatap ke bagian dalam perusahaan, sebelum beranjak dari sana. Meskipun berat meninggalkan perusahaan itu, karena belum sempat bertemu dengan Devan, Tanisha tetap melangkahkan kakinya menuju tempat parkir.
Tak ada raut ceria seperti biasa di wajah Tanisha. Langkahnya pun terlihat jelas kalau gadis itu sedang tidak bersemangat. Baru kali ini Devan bersikap seperti tidak memperdulikan nya. Tanisha tidak tahu apa penyebab sikap kekasihnya itu berubah. Bahkan barusan ia mencoba untuk mengirim pesan ke nomor Devan, tapi hanya centang satu.
Kemudian Tanisha masuk ke dalam mobil. Lekas, sang sopir pun melajukan mobilnya meninggalkan area perusahaan Bagaskara Corp.
Tanpa Tanisha ketahui, bahwa ada sepasang mata yang memperhatikan gerak geriknya sedari tadi. Tangan orang itu terkepal dengan erat, menahan sesuatu yang ingin dia lakukan.
"Maaf," ucap orang itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Ney Maniez
🤦♀
2022-10-24
0
Hartin Marlin ahmad
itu pasti devan karena terlalu kecewa makanya devan tidak mau menemuinya
2021-11-02
0
Alanna Th
iya nih, knapa novel yg udeh tmt sedikit y? aq jadinya baca yg ongoing, eeh klamaan aq tinggal dulu. mungkin kalo inget balik lg 😫🤫
2021-10-25
1