"Kita pulang sekarang," ucap Devan seraya menghidupkan mesin mobilnya.
Setelah itu, Devan tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dan hal itu membuat Tanisha merasa tidak nyaman. Biasanya kekasihnya itu selalu bercerita tentang apapun itu yang menyangkut dirinya. Sungguh berbeda dengan saat ini.
Beberapa menit suasana menjadi hening. Hanya musik dari band lawas yang menemani mereka menuju jalan pulang ke rumah Tanisha. Tak berapa lama, mereka pun sampai di tempat tujuan.
"Aku tidak turun ya, Sayang. Ada sesuatu yang mendesak," ucap Devan sesaat setelah mematikan mesin mobilnya.
Kemudian mengecup singkat kening Tanisha, hal yang biasa ia lakukan saat mereka berpisah. Namun, kali ini sangat berbeda. Tidak ada senyuman manis yang terdapat di bibir Devan. Hal itu semakin membuat gugup.
Tanisha mengangguk, lalu keluar dari mobil kekasihnya. Ia tidak berani menanyakan perihal kesibukan Devan yang mendadak itu. Ia tahu, jika hari itu akan segera tiba. Karena tidak mungkin baginya terus menerus bisa menyimpan rahasia nya dari orang terdekatnya. Tanisha belum siap untuk menghadapi tibanya hari itu.
Devan bersikap cuek seperti itu saja sudah membuat hatinya terasa sakit. Lalu bagaimana jika Devan marah mengetahui rahasianya? Tanisha tidak busa membayangkan akan seperti apa rasa sakitnya nanti.
Setelah keluar dari perumahan Tanisha, Devan mengambil ponselnya dan segera melakukan panggilan keluar. Tak berselang lama, nada panggilan itu terhubung.
"Ya, hallo?" ucap seseorang dari seberang sana.
"Gue ada tugas buat, Lo!" ucap Devan.
"Katakan saja, Bro." sahut orang itu dari balik telpon.
"Cari tahu rumah pacar gue yang ada di perumahan Anggrek Permai. Lo tau, kan? Kalau tidak sembarang orang yang bisa masuk ke sana. Dan lo punya kenalan orang yang tinggal di sana," ucap Devan. Rasa penasarannya sudah tak bisa ia bendung lagi. Sudah terlalu lama ia menunggu kekasihnya untuk jujur, tapi hal itu sia-sia.
"Oh... Jadi lo belum tahu siapa pacar elo sampai sekarang?" tanya orang itu seraya terkekeh. "Gue kira lo udah tau. Makanya gue diem aja." imbuhnya lagi semakin membuat Devan penasaran.
"Maksud, lo?" tanya Devan sangat penasaran. Ternyata temannya ini mengetahui sesuatu.
"Gini aja. Cewek lo selalu nggak bisa lo ajak di hari rabu, kan?" tanya orang itu memastikan.
"Iya, dia selalu kerja lembur dan terkadang pulang pagi." jawab Devan.
"Kalau gitu, lo ikuti dia dari pagi sampai malem. Jangan lengah sedikitpun!" ingat orang itu. "Lo bakalan nemuin kenyataan yang nggak lo tau selama ini dari cewek lo," ucapan Bagas semakin membuat rasa penasaran Devan bertambah.
"Oke. Makasih ya, Bro." ucap Devan kemudian, lalu memutus sambungan telpon mereka.
Ya, orang yang ditelpon Devan yaitu Bagas, asisten Erlangga. Mereka kenal karena atasan mereka saling menjalin kerja sama. Karena seringnya melakukan rapat dan bertemu, membuta mereka semakin akrab.
"Maaf, Sha. Jika kamu tidak membohongiku dan mempertemukan ku dengan orang tuamu, aku tidak akan senekat ini. Ditambah tadi apa yang dikatakan oleh teman lamamu," ucap Devan sendiri sembari mengemudikan mobilnya menuju rumahnya.
Kebetulan besok adalah hari rabu. Devan segera meminta ijin pada Langit untuk tidak masuk bekerja, besok. Dia tidak akan menunda lagi untuk menemukan jawaban yang mengganjal di dalam hatinya selama ini.
Karena Devan begitu serius dengan Tanisha. Ia tidak ingin ada dusta diantara mereka. Devan sangat menjunjung tinggi sebuah kejujuran di dalam hubungannya. Meskipun itu nanti akan menyakitkan bagi kedua belah pihak.
Kurang baik apa, Yuta sama kalean🥱
Buruan like, komen, kasih gift dan vote, dongs🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
Devan, sabar jgn lngsung bubaran
2024-03-25
0
Ney Maniez
😲😲🤔🤔
2022-10-24
0
€nd@h
iya....iya......yuta emang baik hari orangnya....gak sombong dan rajin menabung🤭
2022-01-20
0