Devan tersenyum melihat gadisnya yang salah tingkah seperti itu. Sampai-sampai melupakan kalau dirinya belum dibukakan pagar rumahnya. Devan tetap menunggu berdiri di luar pagar. Tak berapa lama, orang yang diyakini Devan sebagai bibi-nya Tanisha menghampiri dirinya.
"Maaf, Nak. Mari masuk," ucap bi Ijah membukakan pagar rumah tersebut dan mempersilahkan Devan masuk.
Sebelumnya, Tanisha sudah memberi tahu bi Ijah kalau dirinya berasal dari keluarga biasa saja. Dan bi Ijah di sini sebagai bibi-nya Tanisha, bukan sebagai asisten rumah tangga.
Itulah sebabnya Tanisha terburu-buru masuk kedalam rumah. Selain karena penampilannya yang hanya mengenakan kaos oblong dan celana pendek, Tanisha juga harus menjelaskan situasinya saat ini kepada bi Ijah, jika Devan datang kemari.
"Duduk dulu, Nak...," bi Ijah tak bisa melanjutkan ucapannya. Karena memang belum tahu nama pria yang kini berdiri di depannya.
"Devan, Tante," sambung Devan seraya mengangguk sopan ke arah bi Ijah.
"Oh... Nak Devan," ulang bi Ijah.
Sebenarnya bi Ijah merasa canggung, jika memanggil tamu dari nona mudanya ini dengan sebutan nama saja. Biasanya dirinya akan memanggil dengan sebutan 'Den' atau 'Non' kepada setiap tamu majikannya yang datang ke rumah ini.
"Tunggu sebentar, Bibi panggilkan Nisha dulu," ucap bi Ijah agak kaku saat menyebut nama nona mudanya. "Panggil Bibi saja," lanjut bi Ijah seolah mengerti tatapan Devan yang bingung saat dirinya menyebut 'bibi'.
Tak berapa lama dari perginya bi Ijah, terlihat ada gadis cantik yang sedang menuruni anak tangga dan berjalan menuju dimana Devan duduk. Ya, gadis itu adalah kekasihnya, Tanisha.
Devan dibuat terpesona oleh kecantikan yang dimiliki Tanisha. Dengan pakaian yang sopan, berlengan panjang, serta panjang rok selutut. Gadis itu mendudukkan tubuhnya di sofa yang terletak tidak jauh dari tempat duduk Devan.
"Maaf, Mas. Lama, ya?" ucap Tanisha sembari menyelipkan sebagian rambutnya ke belakang telinga. Kemudian Tanisha memalingkan wajahnya saat tidak sengaja tatapan mereka bertemu.
Sikap Tanisha yang malu-malu seperti itulah yang sangat disukai oleh Devan. Gadisnya itu terlihat begitu menggemaskan sekali menggoda di mata Devan.
"Cantik," ucap Devan tetap menatap lekat gadis yang duduk di hadapannya.
Hal itu semakin membuat Tanisha salah tingkah. Sebisa mungkin Tanisha menutupinya. Namun, mata elang Devan bisa dengan mudah melihat apa yang sekarang ini Tanisah rasakan.
"Nggak usah tegang seperti itu. Kayak nggak pernah di Apeli oleh kekasihnya, aja," goda Devan.
"Memang nggak pernah. Ini yang pertama," ucap Tanisha dengan suara lirih lalu memalingkan wajahnya. Dia cukup malu saat mengakui bahwa dirinya tidak pernah berpacaran selama ini.
"Serius?" Devan terkejut mendengar pengakuan Tanisha barusan. Bagaimana bisa gadis yang kecantikannya melampaui batas seperti Tanisha tidak pernah berpacaran sebelumnya.
"Iiihh.. Udah, ah! Nggak usah dibahas lagi," kesal Tanisha. "Mas mau minum apa? Nisha buatin." tanyanya kemudian. Dia sengaja mengalihkan topik pembicaraan mereka.
"Eits! Tunggu. Mas...?" Devan sedikit asing dengan sebutan seperti itu.
"Kenapa? Nggak mau Nisha manggil seperti itu?" tanya Tanisha dengan nada kesal.
"Bukan begitu, Sayang. Ini pertama kalinya aku dipanggil dengan sebutan 'Mas'." jelas Devan tahu kalau kekasihnya itu sedang kesal.
"Nggak suka?" tanya Tanisha lagi dengan nada ketus.
"Suka, sukaaa banget!" jawab Devan kemudian berpindah duduk di samping Tanisha.
"Udah, ya. Jangan ngambek. Ntar tambah jelek," bisik Devan lalu segera beranjak dari tempat duduknya. Mencoba pergi menjauh dari Tanisha, sebelum kekasihnya itu melayangkan sebuah cubitan panas ke perutnya. Seperti biasa yang dilakukan Tanisha ketika sedang kesal dengan Devan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Ney Maniez
🤭🤭
2022-10-24
1
Hani Hanifah
seru
2021-12-18
0
Hartin Marlin ahmad
cubitan yang bisa membuat devan rindu gak bisa tidur
2021-11-02
0