Tanisha pulang ke rumahnya dengan wajah cemberut. Dia masih merasa kesal dengan barusan yang terjadi kepadanya. Wajah ceria yang biasa Tanisha tampilkan saat masuk ke dalam rumahnya, kini berubah menjadi muram. Dan hal itu menyita perhatian Karina, mamanya Tanisha.
"Kamu kenapa, Sayang?" tanya Karina menghampiri putrinya yang duduk di sofa rumah tamu rumah mereka.
Karina membelai rambut panjang Tanisha dengan penuh kasih sayang. Memperhatikan wajah putrinya yang murung tidak seperti biasanya. Saat Karina menelisik wajah Tanisha dengan teliti, ada yang mengganjal di matanya. Bagian bawah bibir Tanisha terdapat sedikit luka. Dan itu terlihat sangat jelas oleh mata wanita paruh baya tersebut.
"Ini kenapa, Sha? Kok bisa luka seperti ini?" tanya Diana begitu panik. "Apa kamu habis berkelahi?" tebak Karina.
Putrinya itu, dari luar penampilannya sangat lemah lembut. Seperti perempuan yang mudah ditindas dan tak berdaya. Namun, dibalik penampilannya yang seperti itu, justru berbanding terbalik dengan kepribadian Tanisha.
Tanisha adalah gadis yang tegar, kuat, dan pemarah. Dan jika dia sudah marah, sifat aslinya akan keluar. Tanisha terkadang lupa menggunakan otaknya untuk berfikir, melainkan lebih suka menggunakan kekerasan. Tapi itu dulu. Sekarang gadis itu sudah sedikit berubah. Asal jangan sampai memicu kemarahannya lebih tinggi lagi.
"Berantem apa-an sih, Ma. Emang Nisha gadis apa-an?" Tanisha merasa karena diingatkan dengan kebiasaan dimasa lalunya.
"Ya, kan kamu dulu suka kayak gitu, Sayang." kata Karina semakin membuat Tanisha cemberut.
"Mama ini, anaknya sebel malah diledekin terus."
"Terus itu kenapa bibir kok sampe luka kayak gitu? Apa habis dicium sama kucing garong?" goda Karina lagi.
"Iya, Ma. Ngeselin banget dia!" jawab Tanisha dengan bibir yang manyun.
"Kamu beneran dicium sama laki-laki, Sayang?" Karina tidak menyangka kalau tebakannya itu benar. Tanisha mengangguk, kemudian beranjak dari ruang tamu meninggalkan mamanya yang masih terkejut dan pergi ke kamarnya sendiri.
Di dalam kamar, Tanisha tak kunjung bisa memejamkan matanya. Pikirannya teringat sama sosok laki-laki yang begitu menyebalkan menurutnya. Suka memaksa kehendaknya sendiri tanpa mendengar jawaban darinya. Namun, hal itu justru terlihat menarik di mata Tanisha. Lama memikirkan laki-laki perenggut kesucian bibirnya, akhirnya Tanisha bisa memejamkan matanya pada pukul satu dini hari.
Hari silih berganti. Sinar mentari berganti dengan sinar rembulan. Tanpa terasa, dua minggu sudah dari kejadian pada malam itu berlalu. Tanisha merasa ada yang berbeda dalam hidupnya akhir-akhir ini. Seperti ada sesuatu yang hilang dari kesehariannya.
Ya, semenjak kejadian pada malan itu, Devan tidak pernah muncul dalam kehidupan Tanisha. Sementara, Tanisha sudah terbiasa dengan kehadiran Devan dalam kesehariannya, meskipun pria itu sedikit menyebalkan dan selalu mengganggu pekerjaannya.
Di perjalanan pulang kerja kali ini, Tanisha sengaja tidak menghubungi sopir pribadinya untuk menjemput di persimpangan jalan yang tidak jauh dari tempat kerjanya.
Gadis itu berjalan dengan langkah lunglai. Hatinya merasa ada yang kosong beberapa hari terkahir ini. Pikirannya pun tak fokus pada keadaan sekitar, sehingga dia tidak sadar jika tas yang dia pegang direbut oleh dua pengendara motor yang melintas di dekatnya.
"Jambret! Tolong!" teriak Tanisha saat baru sadar jika tasnya sudah digondol oleh dua pengendara motor tadi.
Jempolnya mau sportif nggak? kalo sportif, aku kumat lagi nih🙈 Kalian tau kan, cara kerjaku seperti apa😌
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
bengong sih mana jalan kaki🤭🤭🤭
2024-03-25
1
Ney Maniez
😲😲
2022-10-24
0
Lisa Aulia
ah... ngapain jambret ada disitu...nggak tau apa aku lagi galau...😂😂😂😂😂bikin bad mood aja....
2021-11-24
0