Tanisha tidak menghiraukan ucapan Devan. Dia lebih menikmati udang asam manisnya yang terasa begitu lezat di dalam mulutnya. Setelah lembut kemudian ia telan. Tanisha memasukkan kembali makanan itu. Namun, sebelum sampai di depan mulutnya, Devan tiba-tiba berdiri dan mencondongkan tubuhnya ke depan. Tepat di hadapan Tanisha. Bahkan wajah mereka kini terlalu dekat.
"Apa yang Kakak la-mmhh...," tidak pernah Tanisha duga, kalau pria yang ada di hadapannya ini akan melakukan hal ekstrim seperti ini pada dirinya.
Tanpa aba-aba ataupun meminta ijin kepada Tanisha, Devan langsung menyerang bibir Tanisha. Ia sesap dengan lembut bibir bagian luarnya. Lalu menggigit lembut bibir bagian bawah Tanisha.
Setelah terbuka sedikit, Devan langsung mencoba untuk masuk dan mulai mengoyak yang ada di dalam sana. Bahkan Devan merasa tidak jijik untuk menyesap sisa bumbu udang asam manis yang masih melekat di dalam mulut Tanisha.
"Manis," ucap Devan setelah melepas pagutannya dari bibir Tanisha. Ibu jarinya mengusap sudut bibirnya yang terdapat sedikit bumbu udang asam manis tersebut.
Tubuh Tanisha membeku, seakan tidak bisa ia gerakkan. Dia merasa sangat shock dengan apa yang barusan terjadi padanya. Pria yang ada di depannya itu dengan santai nya mengambil ciuman keduanya, setelah yang pertama terjadi di sebuah restoran dulu. Dan dengan orang yang sama pula.
Devan tersenyum melihat ekspresi Tanisha yang begitu menggemaskan menurutnya. Lalu ia mendekatkan wajahnya kembali, seraya berbisik.
"Mau lagi?" bisik Devan sembari mengedipkan sebelah matanya.
Dan bisikan Devan itu membuat Tanisha sadar seketika dari lamunannya. Tangannya dengan cepat mendorong tubuh Devan agar wajahnya menjauh darinya. Devan semakin terkekeh melihat sikap Tanisha. Apalagi gadisnya itu mengusap bibirnya dengan kasar menggunakan selembar tisu basah yang tersedia di meja mereka.
"Apa yang Kakak lakukan!" Tanisha menatap tajam ke arah Devan. Dia sangat marah kali ini. Bisa-bisanya pria itu berbuat sesuka hatinya saja.
"Membuktikan kalau kamu tidak akan bisa menolak ku, Sayang. Dan sekarang sudah terbukti, kan? Kamu nggak bisa lari lagi dariku," ucap Devan tanpa merasa bersalah sedikit pun kepada Tanisha.
Emosi Tanisha meningkat, ia mengambil gelas yang berisikan jus jambu merah miliknya, lalu mengarahkan tangannya ke depan. Tepat di depan wajah Devan.
Byuurr!!
Semua jus yang tersimpan di dalam gelas itu, berpindah melayang menuju wajah Devan. Sontak, apa yang dilakukan Tanisha itu membuat Devan kaget. Dia tidak pernah berpikir kalau gadisnya akan semarah ini terhadapnya.
"Jangan samakan aku dengan perempuan lain. Ingat itu!" pekik Tanisha kemudian menyambar tas yang ia simpan di kursi sebelahnya, lalu beranjak dari sana. Meninggalkan Devan dengan sejuta rasa penyesalan.
Devan tidak pernah memikirkan konsekuensi seperti apa yang akan dia dapat setelah mencium Tanisha. Dia hanya ingin menunjukkan kalau dirinya menaruh rasa terhadap perempuan itu. Namun, cara yang dipakai oleh pria yang jasnya berubah menjadi merah bagian atas nya itu ternyata salah besar. Devan sangat menyesali perbuatannya.
"Sial! Bakalan lebih sulit lagi untuk mendapatkannya. Aku pikir, dia sama kayak perempuan lain yang sangat suka dicium. Ternyata dia memang berbeda. Aku tidak akan melepaskannya dengan mudah." rutuk Devan pada dirinya sendiri.
Setelah membayar di kasir, Devan bergegas mengejar Tanisha keluar dari cafe tersebut. Tali semuanya sudah terlambat. Di luar cafe tidak terlihat akan keberadaan Tanisha. Gadisnya itu sudah pergi dari sana.
"Aargghh!!" Devan melayangkan pukulannya ke udara. Dia merasa benar-benar sebagai manusia terbodoh malam ini.
Makanya Bang, jangan napsuan kek gitu🙈
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
suharwati jeni
nyosor aja sih
2024-03-31
1
Katherina Ajawaila
dasar devan, main aji mumpung aja, sosor kaya soang
2024-03-17
0
Nuryanti Ajah
langian main sosor2 ja udh kaya bebek
2022-11-25
0