Bab 3

Hal tak terduga dan tak pernah Arfian bayangkan sebelumnya kini benar-benar terjadi. Kekecewaannya semakin bertambah banyak. Rena mengakui semuanya, wanita yang telah di nikahi nya itu tak menyangkal sedikit pun atas apa yang di katakan Arfian.

Rena menunduk dalam, dia tak berani memandang wajah pria yang sebentar lagi akan menjadi mantan suaminya itu. Dia tak bisa lagi bertahan dengannya karena merasa jika Ben, pria itu jauh lebih baik dari Arfian.

Di tambah Ben merupakan cinta pertamanya. Rena tak bisa melupakan pria itu dengan mudah.

"aku mencintai nya." Lirih Rena dengan suara yang nyaris tak terdengar. "maafkan aku Arfian."

Arfian menarik nafas dalam-dalam. Mengepalkan tangannya menahan emosi yang kapan saja bisa meledak.

"jadi..kau mengkhianati ku karena merasa dia jauh lebih baik?" Seperti biasa, Arfian selalu berhasil menguasai emosinya. Bicara dengan tenang seolah tak terjadi apa-apa.

Rena mendongak menatap wajah Arfian.

"ini salahku. seharusnya saat kau melamar ku dulu aku menolaknya. aku terlalu muda saat itu hingga rasanya sangat bahagia ada seorang pria yang menyatakan cinta dan mengajak ku menikah tanpa berpikir akan seperti apa kedepannya. aku hanya tergiur dengan uang mu dan kehidupan mewah." Rena mengatakan semuanya dengan begitu lancar.

"hahhahaa.." Arfian tertawa hambar, menertawakan dirinya yang begitu bodoh. "jadi kau menyesalinya sekarang?"

Rena kembali menunduk tak berani menjawab.

"lalu Echa? apa kau juga menyesal karena telah melahirkannya?"

"apa? tentu saja tidak. aku...."

"tentu saja kakak tidak akan menyesal karena Echa adalah putri mu dan pria br*ngsek itu." Tiba-tiba Rega datang dan menyela.

Melemparkan sebuah amplop cokelat keatas meja dengan marah. Dia sangat marah pada Rena sekaligus merasa malu. Tak menyangka kakak yang selama ini dia banggakan memiliki sifat buruk seperti ini.

"apa maksudmu?" Tanya Arfian dengan alis bertaut.

Sementara Rena sudah tegang, dia menatap adiknya memohon agar tak mengatakan apapun.

Rega tak peduli dengan isyarat yang di berikan Rena. Terlanjur kecewa dan tak ingin membohongi seseorang yang selama ini sudah baik terhadapnya. Arfian adalah sosok kakak ipar yang begitu dia hormati.

"maafkan aku karena ikut campur dalam masalah kakak." Ucapnya seraya menatap Arfian. "aku melakukan ini untuk memastikan jika Echa bukanlah kesalahan yang di buat kakak ku. tapi.. maafkan aku kakak ipar. Kakak bisa melihatnya sendiri."

"tidak. Rega, apa yang kau katakan."

"maafkan aku kakak. kau sudah sangat keterlaluan terhadap kakak ipar. jadi jangan salahkan aku melakukannya."

Arfian mengambil amplop itu lalu membukanya. Membaca setiap kata di atas kertas dengan seksama. Tangannya gemetar ketika membaca tulisan paling akhir. Tubuhnya mendadak lemas, dia tak bisa percaya ini. Bagaimana bisa, Rena melakukan hal sejauh ini. Mengkhianati juga membohonginya selama bertahun-tahun.

Rega merasa jika perbuatannya sudah benar. Saat dia di bar waktu itu tak sengaja mendengar Ben mengatakan 'jaga putri ku', hal itu membuatnya curiga dan segera melakukan tes DNA.

Hasilnya begitu mengejutkan. Dia sendiri bahkan hampir tak percaya dan mencoba menyangkal nya. Tapi, kenyataan tetaplah kenyataan.

"kau..." Arfian meremas kertas itu.

Rena langsung bangkit dari duduknya dan berlutut di hadapan Arfian.

"maafkan aku. tapi aku mohon jangan sampai echa..."

Brak...

Arfian berdiri dengan marah hingga kursi yang di duduki nya terjatuh. Dia tak bisa lagi berada terlalu lama di sini. Sudah sangat muak dan begitu kecewa. Terlebih dia begitu terpukul atas kenyataan yang baru saja terungkap.

Putri kecilnya yang dia cintai sepenuh hati rupanya bukan putri kandungnya. Kekecewaannya terhadap Rena semakin bertambah. Dengan kebenaran tentang siapa Echa, membuktikan bahwa istrinya itu sudah menyelingkuhi nya selama itu.

Rega memandang Rena dengan jijik. Tak ada lagi rasa hormat dalam dirinya.

"kau keterlaluan kak." Ujar nya. "aku kecewa." Lanjutnya lalu pergi meninggalkan Rena yang meraung di sana.

...****************************...

"nenek, kenapa mommy dan Daddy lama sekali?" Echa cemberut kesal karena sudah dua jam lebih menunggu mereka tak kunjung datang.

Rada mengelus kepala Echa lembut. Dia mendadak gelisah saat hanya melihat Arfian yang datang. Wajah pria itu terlihat sangat serius dengan aura gelap yang mengelilingi nya.

"Arfian... bagaimana?" Tanya Rada hati-hati.

Arfian tak menjawab, dia langsung memeluk Echa erat. Rasanya begitu berat mengetahui jika putri kecilnya ini bukanlah darah dagingnya. Matanya terpejam, baru kali ini air mata menetes dari pelupuk matanya.

"Daddy.. menangis?" Tanya Echa. Arfian menggeleng pelan.

"hanya kelilipan debu." Bohongnya.

Meski pun tahu jika Echa bukanlah putrinya tapi Arfian tak bisa menghilangkan rasa cintanya begitu saja. Echa adalah hidupnya. Arfian tak bisa menerima kenyataan pahit itu.

"Arfian..." Rada menyentuh pundak Arfian. "apa yang kalian bicarakan? apa Rena...."

"mamah, biar aku yang jelaskan." Sela Rega.

Dia baru saja tiba beberapa menit setelah Arfian.

"kak, kau bawa Echa ke kamar. biar aku yang menjelaskan semuanya pada mamah."

"hum..." Arfian hanya berdeham pelan, dia mengangkat tubuh Echa lalu membawanya masuk kekamar.

Gadis kecil itu hanya diam memperhatikan wajah Arfian, lalu memeluk lehernya sambil berbisik pelan.

"apa Echa nakal Daddy?"

"tidak. Echa putri Daddy yang paling baik."

"lalu kenapa Daddy menangis?"

Arfian menghela nafas panjang, dia tak bisa membohongi Echa. Putri kecilnya ini sangat pintar di usia mudanya.

"Daddy hanya..." Arfian mendudukkan Echa di kasur. "besok Daddy akan pergi, jadi Echa baik-baik ya sama mommy dan nenek juga uncle Rega." Suara Arfian bergetar menahan tangis.

Echa menggeleng cepat. Memeluk Arfian kuat.

"Daddy jangan pergi. Echa ga mau di tinggal. Echa ikut ya...ajak Echa ya Daddy?" Mohonnya dengan berurai airmata.

Selama ini Echa memang tak pernah jauh dari nya. Kemanapun dia pergi, Echa selalu ikut.

"tidak sayang. kali ini Daddy tak bisa ajak Echa."

"tapi Kenapa?" Isaknya. "benarkan karena Echa nakal?"

Rasanya sulit bagi Arfian melihat Echa seperti ini. Dia terus memeluknya erat seolah hari esok tak akan ada lagi.

"Echa janji, tak akan nakal. echa juga akan menuruti semua apa kata Daddy."

Hati Arfian semakin terasa di sayat mendengarnya. Tapi, sekeras apapun gadis ini memohon tak mungkin baginya untuk mengajaknya bersama. Echa bukan putrinya, dia tak boleh egois.

Dan disisi lain, Rada menangis keras begitu mendengar cerita Rega. Semua seperti pukulan besar baginya. Rena telah melakukan hal yang tak bisa di maafkan. Apalagi, putrinya itu sampai menipu Arfian soal kebenaran Echa. Dia sendiri bahkan tak pernah tahu soal siapa ayah kandung Echa sebenarnya.

Rena begitu rapi dan rapat menutupi semua kebohongannya hingga sampai bertahun-tahun.

"mamah, apa yang akan kita lakukan sekarang?"

"mohonlah pada Arfian untuk tidak menceraikan kakakmu. bagaimana nasib cucuku nanti."

Rega menarik napas dalam.

"mah, kita tak bisa memaksa kak Arfian untuk tetap bersama kakak. dia punya pilihan sendiri. sekarang yang harus kita pikirkan adalah Echa." Khawatirnya. "Echa masih kecil dan tak tahu apapun, bagaimana jika dewasa nanti dia tahu kebenarannya, jika ayahnya bukanlah...." Rega tak sanggup melanjutkan kalimatnya, dia begitu bingung sekarang.

...***************************...

Ben memeluk tubuh Rena, mencoba menenangkannya. Semua orang yang ada ruangan itu bahkan hanya terdiam tak tahu harus berkomentar seperti apa.

Mereka adalah teman-teman Ben dan Rena saat sekolah.

Semuanya tahu, jika Ben dan Rena sepasang kekasih sejak di zaman sekolah. Hanya saja orang tua Ben tak menyetujui hubungan antara keduanya hingga pada suatu hari Rena bertemu Arfian.

Sebagai palampiasan akan rasa sakit karena penolakan keluarga Ben dan demi janin dalam kandungannya, Rena menjalin hubungan dengan Arfian. Menyingkirkan siapa pun yang bisa mengalahkannya.

Memutuskan menerima lamarannya karena rasa marah pada Ben yang hanya diam tanpa melakukan apapun ketika orangtuanya meminta mereka untuk berpisah.

Dan hingga beberapa tahun mereka tak bertemu. Rena hampir melupakannya dan mulai mencintai Arfian dengan tulus. Tapi, suatu hari dalam perjalanan pulang dari rumah ibunya mereka di pertemukan.

Seperti sebuah lelucon hidup yang di tulis khusus untuk mereka. Rasa itu timbul kembali, Ben melupakan bahwa dirinya dulu lebih memilih kedudukan di banding Rena. Rena pun lupa jika dirinya sekarang adalah istri seseorang.

Mereka terlena kembali dalam cinta masa lalu. Ben bahkan terus memberikan perhatian khusus pada Rena begitu tahu jika suaminya jarang ada waktu untuk wanita itu.

Bertemu setiap hari juga saling menceritakan hidup masing-masing selama tak bersama.

"jangan takut, aku akan menikahi mu. kita pergi dari sini."

"tapi Ben, Echa..."

"dia putri ku, kita bawa dia."

Rena tak yakin putri nya itu mau ikut dengannya. Echa sulit dekat dengan orang asing.

"jangan lupa, Arfian sudah tahu kenyataannya. dia pasti tidak akan mau menerima echa."

Rena masih ragu. Arfian tak sekejam itu. Saat dulu tahu bahwa dirinya bukan seorang gadis lagi pun, pria itu menerimanya dengan tulus. Hanya saja Rena tak mengatakan bahwa dirinya tengah mengandung saat itu. Hingga Arfian berpikir jika Echa adalah darah daging nya.

...**********************...

Terpopuler

Comments

bundA&M

bundA&M

bikin emosi ampe ubun² ni mah thor kelakuan c rena

2022-01-11

0

ᐤ༺ Ⓡⓘⓢⓨⓐ🏹Hiat༻

ᐤ༺ Ⓡⓘⓢⓨⓐ🏹Hiat༻

jempol

2022-01-10

0

novi²

novi²

next thor semangat

2021-12-21

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 107 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!