Hati Aaron sangat bersuka cita. Baru saja Elbert datang dan memberitahukan kepadanya bahwa ia akan menjalani sidang ulang atas kasus yang menimpa dirinya. Ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Bagaimanapun, ia harus mematahkan segala tuduhan kepadanya agar ia bisa segera bebas dan mencari kebenaran atas kasus ini.
Senyum terus menghiasi wajah Aaron dari sejak kedatangan Elbert, hingga malam mereka kembali ke sel untuk beristirahat.
"Selamat, Aaron. Aku mendoakan agar kamu segera bebas."
"Terima kasih, Jas."
Aaron sudah menyusun semua kronologi sejak ia bekerja di MonPro hingga saat ini. Ia sudah menyerahkan semuanya pada Elbert. Elbert juga berjanji akan mempelajarinya kembali dan mencocokkan semuanya dengan apa yang ia temukan.
Baru saja Aaron ingin merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, Ia mendapati sebuah kertas terselip di bawah bantalnya.
Ia membukanya dan membacanya,
Mulailah dari yang terkecil, maka kamu akan mendapatkan tangkapan yang besar.
Aaron membolak balikkan kertas tersebut, berusaha mencari tahu siapa yang mengirimkan catatan kecil tersebut untuknya.
"Jas, apa ada yang ke sini tadi?"
"Ke sini?" tanya Jason.
"Ya, adakah seseorang yang mencariku saat aku keluar?"
"Dari tadi aku membaca di atas sini. Tidak melihat siapapun. Aku juga sempat ketiduran sebentar. Ada apa memangnya?" jawab Jason.
"Oo tidak apa apa. Aku hanya ingin tahu apa ada yang mencariku," jawab Aaron.
"Kukira kamu memang sedang menunggu seseorang," Jason pun menutup buku yang dibacanya, kemudian membalikkan tubuhnya mengarah ke dinding dan mulai memejamkan matanya.
Sementara Aaron kembali membuka kertas itu dan membacanya sekali lagi dan lagi.
*****
2 minggu kemudian, sidang ulang atas kasus pembunuhan yang melibatkan Aaron, dan membuat dirinya menjadi tersangka utama, kini dibuka kembali.
Aaron saat ini sedang berada di ruang tunggu bersama dengan Elbert untuk membicarakan beberapa hal.
"Ingat Aaron, kamu hanya perlu menceritakan semua persis seperti apa yang kamu tulis. Catatan yang waktu itu kamu berikan padaku. Hanya saja yang perlu mereka tahu hanya bagian dimana hari pembunuhan itu terjadi," ucap Elbert.
"Ya, aku mengerti. Tapi berapa persen peluang kita untuk memenangkan sidang kali ini?" tanya Aaron.
"Seharusnya cukup besar karena bukti bukti yang kita miliki juga sudah lebih banyak dan lebih baik dari sebelumnya. Kuharap semua akan berjakan sesuai ekspektasi kita."
"Aku benar benar mengharapkan kebebasan, karena banyak hal yang harus kulakukan di luar sana."
"Aku mengerti. Ingat satu hal lagi, jangan menggunakan emosimu dalam persidangan kali ini. Kita harus bersikap tenang. Jika kamu mulai memunculkan emosi yang labil, tentu jaksa akan melihat ini sebagai peluang untuk kembali menjatuhkanmu," pesan Elbert.
"Ya, El. Terima kasih sudah mengingatkanku."
Salah seorang petugas mempersilahkan Elbert untuk keluar dari ruangan, karena persidangan akan dimulai sekitar 15 menit lagi.
"Aku akan menunggumu di ruang sidang. Semangat! Kita pasti bisa melewati ini bersama.'
Aaron mengangguk dan tersenyum pada Elbert, saat pengacara itu menepuk bahunya.
*****
"Ternyata mereka memang belum menyerah," ucap seorang laki laki.
"Apa yang ingin anda lakukan sekarang, Tuan?"
"Tidak ada. Mungkin sebaiknya kubiarkan saja. Kita lihat langkah apa yang akan ia ambil selanjutnya. Mungkin juga kalau ia keluar, aku akan lebih mudah menghabisinya. Oya, kapan jadwal sidang ulang yang akan ia lakukan?"
"Sidang akan diadakan siang ini, dan sesuai jadwal mungkin bisa dilakukan 2 sampai 3 kali sidang."
"Hmmm, kabari padaku apa hasil dari persidangan itu nanti. Aku akan mengambil tindakan setelahnya."
"Baik, Tuan."
Laki laki itu mengibaskan tangannya agar asisten pribadinya itu keluar dari ruangan.
Laki laki itu pun akhirnya duduk di sebuah sofa panjang sambil mengangkat kakinya. Ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Sayang, apa yang sedang kamu lakukan?"
" ... "
"Baiklah, aku akan menunggumu di tempat biasa. Kita akan menghabiskan waktu bersama."
" ... "
"Jangan khawatir. Bukankah kamu sudah sering melakukannya. Ingat, aku menunggumu. Ada hal penting yang harus aku diskusikan denganmu."
Sambungan ponsel tersebut terputus. Laki laki itu langsung menyambar jas yang tersampir di atas kursi, kemudian berjalan keluar ruangan.
*****
**LIKE
KOMEN
FAVORITE
BINTANG 5
VOTE
Thank you 🥰**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Ita rahmawati
edward nih kyknya yg ngejer aaron biar dipenjara trus dn dia yg udh bunuh istri aaron sm org² perusahaan yg udh tau busuknya dia 🤔🤔
2024-05-29
0
Mr.VANO
apa Edward yg mau Aaron mati
2023-03-14
0
Nuna min yoongi
apa mngkin ibunya Andrew kali yaa sama slingkuhan nya,atau bisa jdi Andrew bkn anak kandung piere 😂🤭
2022-12-23
1