"Mom," ucap Andrew.
"Ya, sayang," jawab Sarah.
"Aku bosan di sini."
"Apa kamu kekurangan uang, sayang? Apa kamu tidak bersenang senang?" tanya Sarah.
"Tentu saja aku bersenang senang. Tiada hari akan kulewatkan tanpa hal itu. Tapi aku ingin pulang, Mom."
"Sebentar lagi ya, sayang. Setelah masalah di sini beres, Mommy sendiri yang akan menjemputmu pulang. Yang harus kamu lakukan hanya santai dan bersenang senang."
"Tidak perlu, Mom. Aku bisa pulang sendiri. Jangan menganggapku anak kecil terus."
"Tentu saja Mommy tidak menganggapmu anak kecil. Tapi saat ini sebaiknya kamu tetap berada di sana, sampai perusahaan MonPro kembali stabil. Setelah itu kamu harus kembali dan mengambil alih semuanya. Mengerti?"
"Kenapa harus aku, Mom? Bukankah ada Kak Edward yang menjalankannya?"
"Edward hanya akan memegangnya sementara waktu, sampai kamu kembali. Perusahaan MonPro sepenuhnya adalah hak mu. Mommy tidak akan rela jika perusahaan itu dikuasai oleh orang lain."
"Kak Edward adalah kakakku, Mom. Bukan orang lain."
"Sudah cukup Andrew! Mommy tidak mau lagi mendengar celotehanmu yang membuat kepala Mommy pusing. Kamu ikuti saja apapun yang Mommy katakan. Mengerti?!"
"Baiklah, Mom."
*****
"Argghhhh!!!" suara erangan kesakitan terdengar di penjara Raikers. Beberapa kali teriakan dan rintihan kesakitan terdengar.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Allen mengintip dari balik jeruji. Ia penasaran akan apa yang sebenarnya sedang terjadi, tapi ia tidak bisa keluar karena pintu sel telah terkunci.
"Sudahlah Al. Sebaiknya kamu istirahat. Tak ada gunanya kamu mencari tahu. Sebaiknya kita berkelakuan baik agar bisa secepatnya keluar dari sini," ucap Aaron sambil merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur yang hanya memiliki kasur tipis itu.
Sepanjang malam, teriakan dan rintihan itu terdengar berkali kali. Allen tiba tiba saja merinding dan membuatnya tak bisa tidur. Matanya tak mau terpejam, keingintahuannya begitu besar.
Sebaiknya besok aku mencari tahu apa yang sebenarnya telah terjadi.
Keesokan harinya, Allen benar benar mencari tahu apa yang terjadi semalam, yang sangat amat mengganggu jiwa dan tidurnya.
Sambil melahap makanan yang ada di hadapannya, ia mulai bercerita pada Aaron dan Jason.
"Semalam ternyata ada yang berusaha mencuri kunci pintu sel dan berniat kabur lagi," ucap Allen sambil berbisik.
"Namun pada akhirnya ia tertangkap dan dihukum di sini, di ruang makan ini," Allen mulai bergidik ngeri sambil menceritakannya.
"Dizon menggunting jarinya satu persatu, hingga habis, kemudian membakarnya. Setelah itu, ia memaksa tahanan itu untuk memakan jari jarinya sendiri," Allen kembali melahap makanannya.
"Dari mana kamu mendapatkan informasi itu?" tanya Aaron, sementara Jason hanya diam mendengarkan.
"Tentu saja dari para sipir penjara yang mulutnya tidak bisa diam. Oya, aku juga akan memberikan kalian berita bahagiaku."
"Apa itu?" timpal Jason.
"Lusa aku sudah boleh keluar dari tempat ini, aku bisa bebas," ujarnya bahagia.
"Aku mengucapkan selamat untukmu Al," ucap Aaron.
"Aku akan menunggu kalian di luar sana. Aku rasa kita bisa menjadi sahabat."
Sebuah senyum tipis terulas di bibir Aaron. Ia juga berharap ia akan segera keluar dari penjara ini, untuk membalaskan dendamnya pada orang yang telah membunuh keluarganya dan juga menyakiti sahabatnya.
*****
2 hari kemudian,
Allen sudah mengganti pakaiannya. Menggunakan kemeja warna biru dan celana jeans, serta sebuah tas ransel yang berisi peralatan pribadinya.
"Terima kasih kalian sudah mau menjadi temanku selama aku berada di dalam sini," ucap Allen sambil merangkul Aaron dan Jason.
"Berhati hatilah di luar sana. Dan jangan pernah kembali," pesan Aaron.
"Tentu saja, aku tidak akan kembali kemari. Aku akan menunggu kalian berdua di luar sana."
"Selamat Al," Jason merangkul Allen dan menepuk bahunya, "Aku pasti akan merindukan celotehanmu yang mengganggu tidurku," Allen pun tertawa mendengarnya.
"Aku pamit dulu," Allen pun meninggalkan sel tahanan mereka bersama, dan mengikuti seorang petugas berseragam yang menjemputnya.
Allen harus pergi ke bagian administrasi terlebih dahulu untuk menandatangani beberapa berkas yang menyatakan kebebasannya.
"Betapa menyenangkannya bisa bebas," ujar Aaron pelan, tapi masih bisa didengar oleh Jason.
"Tenanglah. Aku yakin kamu juga akan segera bebas. Apalagi pengacaramu akan melakukan segala cara untuk membebaskanmu, bukan?" tanya Jason.
"Ya, ia sedang mengajukan untuk mengadakan sidang ulang, setelah ia berhasil mengumpulkan bukti bukti."
"Kalau begitu, kamu hanya perlu menunggu, dan tidak berbuat aneh selama di dalam sini. Aku yakin Dexter ataupun David seperti berencana untuk membuatmu terus berada di sini."
Deghhh ....
"Kenapa kamu berkata seperti itu?" tanya Aaron.
"Selama ini aku diam, tapi aku memperhatikan setiap gerak gerik para tahanan di sini. Kamu harus berhati hati Aaron, aku bisa merasakan ada hal yang sedang mereka rencanakan."
"Aku mengerti, Jas. Terima kasih atas perhatianmu padaku."
"Sama sama. Kalau begitu aku akan istirahat dulu sebelum waktunya kita bekerja," ucap Jason.
Jason naik ke atas tempat tidurnya, sedangkan Aaron hanya terduduk di sebuah kursi di semping meja kecil. Ia memikirkan perkataan Jason tadi. Di dalan sini ia harus benar benar berhati hati jika ingin keluar.
Ia mengeluarkan secarik kertas dan juga sebuah pensil dan mulai mencoret coret di atasnya. Menelisik kembali kejadian demi kejadian, mulai dari ia bekerja di MonPro, hingga ia harus berakhir di dalam penjara.
*****
Jangan lupa buat
**LIKE
VOTE
KOMEN
BINTANG 5
FAVORIT**
I love you all readers.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Ita rahmawati
ternyta si andrew gk sejahat emaknya,,berarti sarah nih yg busuk 🤔
2024-05-29
0
Mr.VANO
cerita novel keren,,,
2023-03-14
1
═ NISA ═
mampir thor .....
2023-03-11
1