Aaron yang saat ini berada dalam sel nya masih tidak habis pikir tentang rencana David. Masa hukuman tinggal 6 bulan lagi, tapi ia malah berencana untuk kabur.
Seharusnya orang seperti dialah yang punya keinginan untuk kabur, karena memiliki masa hukuman selama 30 tahun.
Aaron berbaring di tempat tidurnya yang hanya selembar kasur tipis yang sudah buluk. Ia membolak balikkan tubuhnya, ia tak bisa beristirahat dengan baik, pikirannya masih memikirkan ide dari David.
"Aaron, apa kamu tidak bisa tidur?" tanya Allen.
"Ya, ada sesuatu yang sedang kupikirkan."
"Kalau kau butuh bantuanku untuk memecahkan masalahmu, beritahu aku. Aku akan dengan senang hati membantumu."
"Terima kasih Allen," ucap Aaron.
"Tapi aku tidak bisa melibatkan kalian dalam masalah ini. Ini hanya antara aku dan David," batin Aaron.
*****
Keesokan harinya, David kembali menghampiri Aaron saat mereka berada di lapangan. Itu adalah jam bebas mereka. Allen dan Jason yang melihat kedatangan David pun pada akhirnya menyingkir karena David mengusir mereka.
"Apa kamu sudah memikirkan tentang tawaranku?"
"Tawaranmu sangat beresiko bagiku. Apalagi hanya untuk sebuah informasi, yang mungkin tidak berguna untukku."
"Apa kamu yakin tidak berguna? Apa kamu tahu kenapa aku sampai berada di tempat seperti ini? tempat yang kubenci, tempat yang merenggut kebebasanku."
"Kau hanya perlu menunggu 6 bulan lagi, Dave," ucap Aaron.
"Tapi bagiku 6 bulan itu sangatlah lama, bagaikan 6 tahun. Kamu mengerti?"
David memberikan secarik kertas yang sudah ia remas remas kepada Aaron.
"Apa ini?"
"Ini adalah rencanaku dan jalur menuju pintu keluar. Beberapa hambatan juga kutulis disana. Kamu harus membantuku menyingkirkan hambatan hambatan itu."
"Kamu benar benar gila, Dave. Kalau kamu sampai tertangkap, maka masa hukumanmu akan bertambah lagi."
"Aku harus mengambil resiko. Hanya ada 2 kemungkinan, bebas atau tertangkap."
"Tapi kalau kamu menunggu 6 bulan lagi, kamu akan benar benar bebas seutuhnya."
"Aku tidak mau menunggu selama itu. Bantu aku kabur dari sini, dan aku akan menceritakan padamu semuanya." ujar David kemudian meninggalkan Aaron
Aaron yang masih memegang remasan kertas itu pun akhirnya kembali ke dalam sel. Ia masih bimbang dalam membantu David, tapi ia juga menginginkan informasi dari David.
Aaron membuka remasan kertas tersebut. Ia melihat begitu detailnya David menulis waktu dan tempat, serta hambatan yang mereka hadapi.
"Luar biasa kamu, Dave. Tapi ini sangat berbahaya karena kita harus melewati ruangan Dizon," Aaron kembali meremas kertas tersebut setelah membacanya.
"Apa yang sedang kamu pikirkan, Aaron?" tanya Allen yang baru saja masuk ke dalam sel mereka.
"Tidak ada. Oya, ada sesuatu yang ingin kutanyakan."
"Apa itu, katakanlah."
"Apa Dizon selalu berada di sini?"
"Maksudmu?" tanya Allen.
"Apa Dizon selalu berada di penjara ini untuk mengawasi kita?"
"Ya, ia selalu berada disini. Kalau tidak salah, setiap 1 bulan sekali ia akan pergi ke Kota New York untuk melaporkan semua kejadian dan hasil pengawasannya di sini ke pusat."
"Apa kamu tahu setiap tanggal berapa ia pergi?"
"Hmmm .... kalau aku tidak salah, ia selalu pergi di awal bulan. Tapi tanggal persisnya tidak tahu, karena para penjaga disini juga merahasiakannya demi menjaga ketenangan. Mereka takut jika kita tahu Dizon tidak ada, maka kita akan berulah dan membuat ricuh penjara ini."
"Aku mengerti."
"Apa kamu sedang merencanakan sesuatu?" tanya Allen.
"Tidak, kenapa?"
"Jika kamu merencanakan sesuatu yang buruk, sebaiknya kamu hentikan, karena Dizon akan memastikan setiap orang yang punya rencana buruk, akan berakhir dengan mengenaskan."
Deghhh ....
Jantung Aaron seperti berhenti mendengar perkataan Allen. Ia tidak mau berakhir mengenaskan ataupun mendapatkan tambahan masa hukuman karena ia harus menemukan siapa dalang di balik kasus yang menimpanya. Ia tak mau selamanya mendekam di dalam penjara.
Aaron pun akhirnya membuat keputusan bahwa ia tidak akan membantu David untuk kabur. Jika ia mau kabur, ia bisa mencari orang lain untuk membantunya.
*****
Aaron melemparkan kertas tersebut kepada David.
"Kamu kerjakan sendiri atau cari orang lain yang mau membantumu," ujar Aaron.
"Jadi kau tidak akan membantuku?"
"Tentu saja tidak, apalagi jika itu berdampak buruk bagiku."
"Terserah padamu kalau begitu. Tapi ingatlah! saat aku berhasil keluar nanti, aku akan menertawakanmu dari luar sana. Aku sudah berusaha membantumu, tapi kau sendiri yang menolak."
Aaron pun meninggalkan David. Ia yakin ia sudah membuat keputusan yang tepat.
Beberapa hari kemudian,
Suara sirene bergema di seluruh lorong penjara. Para penjaga berlarian kesana kemari, memeriksa setiap sel yang ditempati oleh para tahanan. Para tahanan pun menjadi ricuh dan membuat suasana semakin berisik.
Sel Aaron, Allen, dan Jason juga tak luput dari pemeriksaan. Para penjaga bukan hanya memeriksa secara umum, tapi mereka memeriksa hingga ke bawah tempat tidur dan tempat tempat yang mungkin bisa digunakan untuk beraembunyi.
Setelah beberapa lama, akhirnya bunyi sirene berhenti. Sel sel para tahanan pun kembali dikunci dan terlihat mereka melakukan penjagaan yang sangat ketat.
"Mungkin ada yang kabur," ucap Jason sekenanya.
"Kabur? apa orang itu sudah gila? Ia mau kabur dari penjara milik Dizon," ucap Allen.
Aaron langsung memikirkan David. "Apa kamu benar benar melakukannya? apa kamu berhasil? sampai sampai para penjaga mencarimu kemana mana."
Mereka akhirnya berhenti berbicara karena para penjaga mulai memukul besi ruang sel mereka dan meminta mereka untuk diam.
*****
Hari demi hari, Aaron benar benar tidak melihat keberadaan David. Sosoknya sudah tidak kelihatan.
"Mungkin dia berhasil keluar, seperti keinginannya," batin Aaron sambil tersenyum pahit.
"Aku tidak pernah melihat temanmu lagi, Aaron. Siapa namanya?" tanya Allen.
"David?"
"Ya, itu namanya. Kemana dia?"
"Mungkin dia sudah bebas," jawab Aaron asal.
"Tidak mungkin." jawab Allen
"Mengapa?"
"Dia masuk kesini setelah diriku dan bisa dibilang kejahatannya lebih parah dariku."
"Kamu mengetahui kejahatan yang ia lakukan?"
"Tentu saja. Setiap tahanan yang baru masuk kesini pasti akan menjadi bahan pembicaraan, tak terkecuali dirimu."
"Lalu, apa kejahatan yang ia lakukan?" tanya Aaron penasaran.
"Ia hampir membunuh atasannya sendiri."
"Pembunuhan?"
"Ya, tapi untung saja atasannya tidak mati, sehingga ia tidak didakwa sebagai pembunuh."
"Apa kamu tahu nama atasannya?" tanya Aaron.
"Hmmm .... siapa ya? aku tidak terlalu ingat. Mungkin kau bisa tanyakan pada Jason. Jas, apa kau ingat siapa nama atasan yang hampir dibunuh oleh David?"
"Tidak. Aku tidak ada waktu untuk mengingat hal seperti itu," jawab Jason.
Allen pun hanya mengangkat bahunya, menandakan bahwa mereka tidak tahu.
"Siapa yang akan dibunuh oleh David?" batin Aaron, "dan apakah dia keluar untuk menyelesaikannya?"
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Note 2
aaron percuma km pinter jk ikut bntu david kbur lbh baik diam aja
2024-09-13
0
Mr.VANO
apa louis yg mau di bunuh david krn ingkar janji,,,,jabatan Aaron mau di kasihkan ke david
2023-03-13
0
Dhika Ahmad
komen itu memang repot.....harus ngetik dulu.....makanya yang like dan baca banyak tapi yang komen gak ada.....w
2022-08-20
3