Suara besi beradu terdengar begitu memekakkan telinga dan itu terjadi berkali kali dalam sehari.
"Bangunnn!!! bangunn!!! dasar kalian pemalas!" beberapa penjaga penjara berteriak terus sambil memukulkan besi yang mereka bawa ke tiap sel penjara.
Aaron sudah bangun sejak tadi. Sejak peristiwa malam itu, ia mengalami kesulitan untuk tidur, sehingga ia lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca buku.
Pintu sel sel penjara yang menggunakan sistem otomatis mulai terbuka, para tahanan pun keluar menuju ruang makan besar. Ruang makan ini terdiri dari meja dan bangku kayu berukuran besar dan panjang. Para tahanan akan berkumpul di sana saat makan.
Aaron pun keluar dari sel nya bersama dengan Allen dan Jason. Ketika mereka sudah sampai di ruang makan, mereka mengantri sambil memegang nampan untuk mendapatkan makanan mereka.
Saat selesai mereka pun menuju ke meja yang kosong. Tiba tiba segerombolan orang datang, kemudian mengangkat kakinya ke atas meja.
"Hei anak baru, apa kamu tidak ingin memperkenalkan diri?" ucap seorang pria bertubuh besar.
Aaron menatap laki laki itu lalu berdiri,
"Namaku Aaron, Aaron Bradley."
"Ouuu ....," ucap lelaki itu sambil menepuk pipi Aaron dengan tangannya, kemudian dengan sebelah kakinya ia menginjak kaki Aaron.
Aaron merasakan sakit, tapi ia berusaha menahannya.
"Seharusnya kamu berlutut di kakiku saat kamu memperkenalkan diri. Kamu tahu siapa aku?"
Suara hirup pikuk mewarnai ruang makan tersebut.
"Dexter, Ingat namaku D E X T E R, Dexter! Dan aku adalah bos disini," ucapnya.
Dari kejauhan,
"Aaron? Kenapa dia ada disini?"
Aaron yang tidak suka dengan sikap Dexter pun menatap matanya dengan berani. Aaron menghentakkan kakinya yang diinjak oleh Dexter dan membuat Dexter sedikit kehilangan keseimbangan.
Dexter yang marah langsung menendang meja yang digunakan oleh Aaron sehingga nampan nampan yang berada di atasnya berhamburan ke lantai. Keributan dan hiruk pikuk semakin membahana, membuat para penjaga penjara harus turun tangan.
"Ada apa ribut ribut?"
Penjaga itu, Opsir Dizon, dengan tubuh yang besar, menghampiri mereka berdua. Tatapannya begitu tajam, dengan tongkat dan senjata di pinggangnya.
"Dexter! kembali ke mejamu! dan kamu anak baru, jangan membuat keributan disini. Kalian semua, kembali sarapan. Atau aku akan mengambil semua makanan kalian dan tidak ada makanan untuk 2 hari. Mengertiii!!!"
Para tahanan langsung kembali ke meja masing masing. Sedangkan Aaron dan yang semeja dengannya harus mengambil kembali sarapan mereka. Tapi mereka mendapatkan jatah yang lebih sedikit karena makanan yang dibuat memang tidak terlalu banyak.
*****
Aaron yang saat itu tengah berbaring di dalam sel nya dan membaca buku, dikejutkan oleh bunyi tongkat penjaga yang dipukulkan ke besi sel nya.
"Aaron, ada tamu untukmu."
Aaron tidak banyak bertanya. Ia langsung meletakkan bukunya dan mengikuti penjaga itu. Ia tidak tahu siapa yang mengunjunginya karena jujur, ia hanya memiliki sedikit sekali teman.
Penjaga itu membukakan pintu, dan di ruangan itu ternyata ada Peter dan juga Elbert.
"Waktumu hanya 30 menit, mengerti?"
Aaron menganggukkan kepalanya.
Ia segera menghampiri Peter dan Elbert. Mereka pun berjabat tangan.
"Bagaimana keadaanmu Aaron?" tanya Peter.
"Seperti yang kau lihat, aku baik baik saja," jawab Aaron, "Apa yang membawa kalian kemari?"
Elbert membuka tas yang ia bawa dan mengeluarkan beberapa dokumen di dalamnya.
"Ada beberapa berkas yang harus kamu tanda tangani. Setelah ini, aku akan mulai membantumu mencari informasi mengenai malam saat kejadian itu. Bisakah kamu menceritakannya lebih detail lagi, sampai hal hal terkecil," ucap Elbert.
"Tentu saja aku akan menceritakan semuanya padamu. Aku ingin segera keluar dari sini dan mencari pembunuh keluargaku. Aku tidak akan pernah melepaskan mereka."
*****
Bughh .... bughhh .....
Darah segar menetes di atas pasir, di tengah teriknya mentari. Sebuah lapangan di sebelah bangunan utama penjara menjadi tempat pertarungan antara Dexter dengan Aaron.
"Dasar bocah tengik!! berani sekali kamu memukulku!" pekik Dexter.
Aaron mengusap darah dari sudut bibirnya yang tadi sempat terkena pukulan Dexter. Mereka kembali memasang kuda kuda. Para tahanan yang lain mengelilingi mereka samvil bersorak sorai.
"Ayo Dexter, jangan mau kalah!"
"Kamu pasti pemenangnya!"
"Kalahkan anak baru itu, Dex, dan beri tahu dia siapa pemimpin disini."
Teriakan teriakan menggema di lapangan yang penuh dengan pasir karena begitu teriknya matahari. Tubuh mereka masing masing sudah mengeluarkan peluh dan darah, tapi mereka tidak berhenti.
Para penjaga yang melihatnya pun pura pura tidak melihat. Biarkan saja mereka bertarung, jika salah satu diantara mereka atau keduanya mati, maka berkuranglah orang jahat dan tidak berguna di dunia ini. Begitulah yang mereka pikirkan.
Pertarungan terus terjadi. Kini Dexter memukul wajah Aaron dan mengenai tulang pipinya, kemudian ia mendorong Aaron hingga terjatuh lalu menindihnya dan kembali memukuli wajah Aaron.
"Berhenti!!" Dizon kembali berteriak, membuat suasana yang tadinya hiruk pikuk dengan teriakan menjadi senyap.
Dexter yang sedang memukuli Aaron pun berhenti dan bangkit.
"Bawa mereka berdua ke ruang hukuman!" teriak Dizon.
Beberapa penjaga langsung menghampiri dan membawa mereka. Sedangkan para tahanan lain mulai berkasak kusuk. Mereka tahu ruang hukuman milik Dizon adalah yang terburuk disana.
"Apa Aaron akan baik baik saja?" tanya Allen pada Jason.
"Tidak tahu, lagian kenapa dia harus meladeni Dexter. Lakukan saja apa yang Dexter inginkan, selesai," ucap Jason.
"Karena memang Aaron bukan tipe orang seperti itu. Dia akan berkata benar jika benar dan akan mengatakan salah jika salah," David yang berdiri tak jauh dari mereka pun mendekat dan menimpali.
"Sepertinya kau mengenalnya dengan baik. Oya, kau pernah bekerja di MonPro kan, sama seperti Aaron. Bagaimana sebenarnya hubungan kalian?"
"Lebih baik kalian tidak tahu. Lagipula ini bukan urusan kalian," jawab David sinis sambil melangkah pergi.
"Dasar! kita juga tidak bertanya pada dia pada awalnya. Benar benar menyebalkan!" ucap Allen.
"Kita kembali saja. Aku mau tidur," ucap Jason.
"Lalu bagaimana dengan Aaron?" tanya Allen.
"Aku tidak tahu. Apa kamu mau berurusan dengan Dexter dan Dizon? Apa kamu tidak pernah mendengar ruang hukuman Dizon. Kamu bisa berada di sana berhari hari tanpa makan dan minum."
"Hanya itu?"
"Dan kamu juga akan mendapatkan siksaan yang amat menyakitkan," ucap Jason menakuti Allen.
"Sialan kau!!! Jangan menakutiku, ayo kita kembali saja."
Jason tersenyum kecil menertawakan tingkah Allen.
"Dasar! penjahat penakut!" gumam Jason.
Sementara Dexter dan Aaron dibawa ke dalam ruang hukuman Dexter. Mereka dipisahkan, memiliki ruang sendiri sendiri.
"Hari ini tak ada jatah makanan bagu kalian berdua dan besok, siapkan diri kalian!! mengertiii!!!" teriak Dizon.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Mr.VANO
keras bangat ke hidupan Aaron,,,,org iri tmpt kerjaan biasany
2023-03-13
0
Elvi Nopricha
masih mereka,reka siapa dalang
2022-08-22
1
Dhika Ahmad
wah belum ada komen nih....pada kemana ya...??
2022-08-20
0