Malam ini Roy masih terjaga dengan memandangi langit-langit kamarnya. Pikirannya terus tertuju pada Boy dan Belinda. Sejak pertemuan keduanya dengan Belinda, ada sesuatu hal yang mengganjal dalam hatinya. Roy tidak memahami perasaan apa itu. Seolah ia dan Boy terikat dalam suatu ikatan tak kasat mata.
“Siapa sebenarnya kalian? Kenapa aku merasa dekat dengan kalian?” batin Roy.
Tubuh Roy terlalu lelah untuk memikirkan masalah perusahaan dan juga masalah pribadinya. Hingga akhirnya ia terlelap dengan sendirinya dan menuju ke alam mimpi.
Esok paginya, Roy terbangun dan langsung bersiap untuk pergi ke kantor. Roy mematut dirinya di depan cermin besar untuk memastikan jika dirinya sudah sempurna untuk tampil di depan publik. Roy melangkah pergi ke dapur dan menyiapkan sarapan pagi untuk dirinya sendiri.
Roy kembali termenung saat menyantap sarapannya.
Roy memegangi dada kirinya yang terasa nyeri saat mengingat tentang Boy. Roy segera menyelesaikan makan paginya dan bergegas keluar apartemennya.
Unit apartemen Roy ada di lantai 20. Lantai dimana unitnya memiliki fasilitas nomor satu dan termahal di apartemen Prince Town. Roy berjalan tegap memasuki lift yang akan membawanya bertemu Benjamin yang sudah menunggu di café lantai bawah.
Roy menekan tombol lift. Lift pun mulai melaju turun ke bawah. Ketika sampai di lantai 17, lift berhenti karena ada penghuni apartemen yang akan ikut masuk.
TING
Roy membulatkan mata begitu melihat siapa yang akan masuk kedalam lift. Begitu pula dengan orang yang masih berada di luar pintu lift. Orang itu nampak ragu untuk masuk.
“Cepat masuk! Kenapa hanya diam disitu?” ucap Roy.
“Ah, iya maaf.” Balas seorang wanita yang tak lain adalah Belinda.
Belinda Nampak berdiri jauh dari Roy. Entah kenapa jantungnya berdebar saat berdekatan dengan Roy. Roy hanya memandangi Belinda yang berdiri di depannya. Lift kembali berhenti dan masuklah beberapa orang yang memang akan berkutat dengan aktifitas mereka yaitu pergi ke kantor.
Tubuh Belinda semakin terdorong ke belakang karena lift mulai penuh. Entah kenapa hari ini tak seperti hari-hari biasanya saat Roy berangkat ke kantor. Roy terpentok dinding lift dan mengharuskan tubuhnya berhimpitan dengan para pekerja kantoran yang menurutnya tidak selevel dengannya.
Roy berdecih kesal dan mengumpat dalam hati. Ditambah lagi kini Belinda juga menabrak tubuhnya dan tak berjarak dari tubuh Roy. Roy bisa merasakan wangi aroma tubuh Belinda di indera penciumannya.
“Ya Tuhan! Apa ini? Kenapa aroma wanita ini begitu memabukkan?” batin Roy mencoba mengontrol hasratnya.
Entah mendapat dorongan dari mana, tangan Roy terulur untuk memeluk pinggang Belindayang berdiri membelakanginya. Belinda tersentak kaget karena merasakan tangan kekar melingkari tubuhnya.
“Astaga! Tangan siapa ini? Berani sekali dia memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Apa lebih baik aku teriak saja?” Belinda membatin dengan kesal.
Tiba-tiba sebuah suara terdengar berbisik di telinga Belinda.
“Diamlah! Atau aku akan melakukan yang lebih dari ini!” suara itu berbisik syahdu dan berat.
Diantara banyaknya orang yang ada didalam lift, Belinda lebih memilih diam. Karena ia tahu jika melawan pun tak bisa. Siapa yang berani melawan Vincent Roy Avicenna? CEO perusahaan besar yang bisa saja melenyapkan dirinya dan juga putranya.
Belinda akhirnya bernafas lega karena lift sudah tiba di lantai dasar. Orang-orang mulai berjalan keluar dari lift. Belinda segera menepis tangan Roy.
“Lepaskan! Saya masih bersikap sopan pada Anda karena Anda adalah kenalan putra saya. Jika tidak, saya tidak segan melaporkan Anda ke pihak berwajib karena sudah bersikap tak senonoh pada saya,” ucap Belinda kemudian keluar dengan wajah kesal.
Roy hanya tersenyum seringai dengan ancaman Belinda. “Dasar wanita! Bisanya hanya mengancam saja.” Roy menggelengkan kepala.
...…***…...
Dalam perjalanan menuju kantornya, Roy tiba-tiba menginterupsi Ben untuk melajukan mobilnya menuju ke rumahnya. Ia ingin menemui Donald Avicenna, kakeknya. Ia ingin mencari jawaban atas apa yang terjadi tujuh tahun lalu.
Tanpa menolak, Ben segera melajukan mobil ke rumah keluarga Avicenna. roy langsung turun dari mobil dan meminta Ben untuk menggantikannya memimpin rapat pagi ini.
Roy memasuki rumah yang sunyi itu dan mencari keberadaan kakeknya yang biasanya berada di ruang kerjanya. Roy mengetuk pintu dan masuk lalu menyapa kakeknya itu.
“Roy!” Donald sangat gembira melihat kedatangan cucunya itu.
“Kakek, apa kabar? Maaf Roy baru sempat menemui kakek.”
“Tidak apa, Roy. Kakek tahu kau sangat sibuk. Kau adalah CEO yang hebat. Ada keperluan kau datang kemari pagi-pagi, Nak? Kenapa tidak menghubungi kakek lebih dulu?”
“Kakek, aku ingin menanyakan tentang kejadian tujuh tahun lalu.”
“Eh?” Donald tampak terkejut.
“Kakek, tolong katakan padaku sebenarnya apa yang terjadi tujuh tahun lalu? Apa yang terjadi pada gadis yang bersedia mengandung benihku? Kenapa tidak ada kabar tentangnya setelah benihku masuk kedalam rahimnya? Siapa nama gadis itu, Kakek?”
Donald menatap iba pada cucunya yang terlihat sedih.
“Sepertinya Roy merasa bersalah dengan kejadian tujuh tahun lalu.” Batin Donald.
“Kumohon, Kek! Katakan padaku!” Roy memohon pada Donald.
Donald menghela nafasnya. Ia mulai mengajak Roy untuk duduk di sofa ruang kerjanya.
“Baiklah, Kakek akan menceritakan semuanya padamu.”
Roy menyiapkan hatinya untuk mendengar cerita kakeknya yang selama ini sudah ia kesampingkan. Dulu Roy sama sekali tak peduli dengan kisah masa lalunya, toh tidak ada informasi yang jelas mengenai gadis penerima benihnya.
“Nama gadis itu adalah Putri Berlian. Dia menghilang satu hari setelah di duga hamil hasil dari benihmu. Namun, setelah bertahun-tahun kakek mencarinya, kakek tidak menemukan apapun tentangnya. Seolah
semua tentangnya telah menghilang.”
“Apa? Bagaimana bisa begitu, Kek?”
“Entahlah, Nak.”
“Kalau begitu serahkan semuanya padaku. Aku yang akan mencari tahu soal gadis itu. Apa kakek memiliki fotonya?”
“Tidak ada, Nak. Karena Gerald merahasiakan proyek ini dari siapapun. Termasuk ayah dan ibumu juga Zara.”
“Baiklah, Kek. Kalau begitu aku permisi dulu. Kakek jangan khawatir! Aku pasti akan menemukan gadis itu dan juga anakku.”
Donald mengangguk. Roy berpamitan dengan Donald dan keluar dari ruang kerja kakeknya itu.
#bersambung…
*waow, mereka ketemu lagi dah… hihihi tapi masih malu-malu kucing ya shay, meski babang Roy udah berani meluk-meluk tuh, hihi
*kira2 nanti Roy bakal nemuin Putri Berlian gak ya? Secara kini Lian udah berganti nama. Kita tunggu kejutan selanjutnya ya genks…
*Genks mampir juga ke karya mamak yg sedikit bergenre adult-romance alias romansa dewasa 😬😬 yg belum cukup umur mohon bijak yaa menyikapi 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
Your name
Aku bom like ya Thor, sampai sini.
2022-01-07
2
Ryta Maya
msih nyimak
2022-01-07
2
flourish 🌻💐
nanggung episode nya Thor....
mohon up yg banyak....🙏🙏😊😊😊
2021-09-13
1