bab 19

Beberapa hari berlalu, Hana sudah di bandara bersama Alwi.

Maaf Mas Vito karna aku terpaksa menjual mas kawin kita, aku sangat ingin pulang ke rumah sedangkan tabungan hanya cukup untuk tiket pesawat batin Hana

Hana melihat ke arah Alwi, mereka bergandengan tangan saat menuju pesawat.

Terlihat kesedihan di wajah Hana saat sudah duduk di dalam pesawat.

Hana mengingat saat pertama kali naik pesawat semasa SMA.

Hana juga mengingat saat pertama kali naik pesawat bersama Mas Vito, saat itu Vito menggenggam erat tangannya sepanjang perjalanan.

Perlahan air matanya menetes karna mengingat semua itu.

Sesampainya di bandara Pontianak, Hana dan Alwi langsung turun.

Hana melihat ke sekeliling sambil tersenyum sedih.

"Ayo Alwi kita harus cepat cari bis," ucap Hana

Alwi mengangguk. Hana memegang tangan Alwi dengan erat sambil menarik kopernya.

Mereka sudah duduk di halte sedang menunggu bis.

"Masih lama ya Bunda?" tanya Alwi

"Bentar lagi kok bisnya datang, tapi dari sini ke rumah Aki masih jauh, nanti saat di bis tidur saja biar gak kerasa perjalanannya," ucap Hana

Alwi mengangguk.

"Itu ada jualan, kita beli dulu buat bekal naik bis," kata Hana

Mereka membeli beberapa kue dan minuman.

Saat bis sampai, mereka buru-buru masuk.

Saat bis sudah jalan, Hana melihat pemandangan luar.

7 tahun gak pulang, pasti sudah banyak berubah batin Hana

Alwi pun mulai tertidur, Hana membelai wajah Alwi yang sudah pulas.

Di tempat lain, Arka masuk ke pabrik tapi tidak melihat Hana.

Arka langsung mendekati salah satu orang di dapur.

"Hana Aisya hari ini gak masuk?" tanya Arka

"Dia sudah keluar Pak, kemarin Dia ngundurin diri, katanya mau pulang kampung," ucap orang itu

Arka langsung pergi buru-buru keluar dan masuk ke mobilnya.

Arka melaju menuju kontrakan Hana, tapi sudah terkunci.

Arka langsung mencari ke sekolah Alwi tapi guru bilang Alwi sudah pindah lagi.

Arka langsung pergi melaju ke Bogor.

Arka mencari ke rumah lama Hana tapi juga terkunci.

Arka berlari mencari Rangga di ruangannya tapi Rangga sedang liburan bersama istrinya.

Sepanjang perjalanan Farel menelponnya tapi sedikitpun tidak diambil peduli.

Farel melihat ke arah Pak Wijayanto yang sudah terlihat kesal.

"Pak gak diangkat telponnya," ucap Farel

"Urus semuanya dulu, soal Dia biar saya yang urus," ucap Wijayanto.

Wijayanto kesal sambil melihat jam.

Saat pulang ke rumah, Wijayanto langsung mencari Arka.

"Arka kan belum pulang," ucap Linda

"Arka gak seperti biasanya, hari ini Dia gak masuk sama sekali ke kantor, sebenarnya kemana perginya Dia?" Wijayanto marah

"Tapi tadi kan Dia berangkat ke kantor," ucap Linda.

Wijayanto duduk menahan kesal. Di depan terdengar suara mobil.

Linda buru-buru membuka pintu dan melihat Arka turun dari mobil.

"Assalamu 'alaikum," ucapnya

"Wa'alaikumussalam, kamu kemana saja?" ucap Mamanya

Arka hanya diam dan berjalan masuk.

Wijayanto langsung menatapnya tajam.

"Kemana saja?" tanya Papanya keras.

Arka tidak menjawab.

"Sejak kamu mulai kerja, kamu gak pernah suka ada kata telat ataupun gak masuk tanpa alasan," ucap Papanya.

"Aku ke Bogor mencari Hana Aisya dan anaknya," ucap Arka jujur.

"Aku mendengar dari seseorang kalau Mama menemui Hana Aisya beberapa hari yang lalu, dan sekarang tiba-tiba Hana Aisya pulang kampung," tambah Arka

Linda hanya terdiam karna memang benar.

Wijayanto melihat ke arah Linda.

"Berhenti mencampuri urusan Arka, terserah Dia mau sama siapa saja, kita gak boleh memandang orang sebelah mata hanya karna Dia janda ataupun miskin," ucap Wijayanto saat menatap Linda dengan kesal

"Mama gak menyuruh Dia pergi, Mama hanya bilang padanya untuk tidak salah paham dengan kebaikan kamu karna kamu baik padanya cuma karna Dia istrinya Vito," ucap Linda pada Arka

"Ma...!" ucap Arka sedih tanpa bisa melanjutkan perkataannya.

"Arka kamu itu punya pendidikan tinggi, kamu mapan, wajah kamu juga sangat keren, wanita manapun bisa kamu dapatkan," ucap Mamanya

"Ma, jodoh Allah yang ngatur bukan kita," kata Arka sedih.

"Sejak kapan kamu jadi berubah seperti ini, Arka tau mana yang baik dan tidak untuknya, jika kamu terus bersikap seperti ini mungkin seumur hidup Arka tidak akan menikah dan juga tidak akan bekerja," ucap Wijayanto sambil berlalu pergi karna kecewa pada istrinya.

Arka juga langsung pergi ke kamarnya.

Linda menitikkan air mata melihat kedua orang yang disayanginya kecewa padanya.

Malam hari Arka dan Papanya baru pulang dari sholat, mereka tidak melihat Linda di meja makan.

Arka langsung berjalan menuju kamar Mamanya.

Arka melihat Mamanya melipat mukena dan sajadah.

Arka duduk di samping Mamanya.

"Ma maaf karna tadi siang aku mengatakan hal yang kasar," ucap Arka

Linda melihat ke arah Arka.

"Mama melakukan ini untuk kebaikan kamu, tapi kalaupun nanti kamu benar berjodoh dengan Hana maka Mama gak akan melarang, maafkan Mama juga yang sudah terlalu mengatur kamu," ucap Linda

Arka tersenyum lalu memeluk Mamanya.

Di tempat lain Hana sudah sampai di kampung halamannya.

Hana melangkah pelan, air matanya menetes perlahan melihat depan rumah yang sangat dirindukannya.

"Bunda ini rumahnya Aki dan Uwan ya?" tanya Alwi

Hana mengangguk.

Di saat itu juga Pak Hairul Bapaknya baru pulang dari Masjid bersama Arif adiknya.

Pak Hairul melihat samar-samar karna memang matanya sedikit kabur, saat Arif melihat Hana, Arif langsung memanggilnya.

"Kak Aisya!" panggilnya

Hana menoleh ke arah Bapak dan Adiknya.

Hana berlari memeluk keduanya.

"Pak, Aisya pulang," ucapnya sambil menangis sesegukan.

"Aisya...!" ucap Bapaknya yang langsung melihat wajah Hana.

Arif langsung memegang Alwi.

"Kak ini anak Kakak?" tanya Arif

Hana mengangguk, "Ini Alwi,"

Dahlia Emaknya Hana yang mendengar suara di luar langsung membuka pintu, betapa kagetnya Ia melihat Hana.

Hana tersenyum sambil masih penuh dengan air mata.

"Aisya...!" ucapnya

Dahlia berlari memeluk Hana dengan erat.

"Kau pulang Nak," ucap Dahlia

"Iya Mak, Aisya pulang," kata Hana

"Kita masuk dulu, kasian Alwi berdiri lama," ucap Arif

Dahlia dan Hairul langsung memegang cucunya.

Mereka semua masuk, Arif membantu membawa koper Kakaknya.

Hana melihat sekeliling rumah, sedikitpun tidak ada perubahan.

Hana masih menangis menatap semuanya.

"Pasti lapar, kita makan dulu ya," ucap Emaknya

Hana mengangguk.

Dahlia menyiapkan makanan, Hana mengusap air matanya yang terus mengalir.

Mereka duduk di lantai untuk makan malam, terlihat sayur bayam, ikan goreng, tempe goreng dan sambal udang.

Hana semakin menangis melihatnya.

Arif membantu Alwi cuci tangan.

"Sudah jangan menangis di depan makanan, ini nasinya," ucap Emaknya

"Alwi mau lauk yang mana?" tanya Dahlia.

"Ikan Wan," jawab Alwi

Pak Hairul dan Bu Dahlia juga menitikkan air mata saat melihat Hana mulai makan.

*

*

*

( Mohon maaf karna bahasanya masih seperti ini, tadinya saya mau nulis dengan bahasa melayu Sambas-Kalbar tapi karna takut banyak yang gak ngerti jadi bahasanya tetap seperti ini )

Terpopuler

Comments

Roshalyndhaa Ajj Daahh

Roshalyndhaa Ajj Daahh

memang rumah orang tua adalah tempat pulang yang ternyaman untuk setiap anak

2024-10-13

0

💕☫ɦเ∂α⃟ყ⃟αɦ★💕

💕☫ɦเ∂α⃟ყ⃟αɦ★💕

ikut nangis aku thor😭😭

2024-05-04

0

Istrinya Minyoongi 💜

Istrinya Minyoongi 💜

ngga bisa berhenti ini air mata dikeja nangis ama author 😭😭😭😭

2023-09-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!