3 hari berlalu, Hana membantu anaknya memakai seragam sekolah.
"Nanti di sekolah jangan banyak main dulu," kata Hana
"Iya Bunda," ucap Alwi.
"Sudah beres langsung pakai sepatu," ucap Hana sambil mengambil sepatu lalu memakaikannya pada Alwi.
"Ayo berangkat," ajak Hana
Mereka berjalan keluar rumah. Setelah mengunci pintu, Hana langsung menggendong anaknya.
"Nanti siang pulang sekolah, tunggu Bunda dulu jangan pulang sendirian," kata Hana
Alwi mengangguk sambil merangkul leher Bundanya.
"Jangan sakit lagi, Bunda gak bisa lihat Alwi sakit," kata Hana
Alwi memegang wajah Bundanya sambil mengangguk.
Sesampainya di depan sekolah, Hana menurunkan Alwi.
Alwi mencium tangannya.
"Ingat nanti pulang sekolah tunggu Bunda di dalam," ucap Hana
"Iya.' Alwi langsung berjalan masuk sambil melambaikan tangan seperti biasa.
Hana tersenyum lalu langsung melanjutkan jalannya menuju pabrik.
Di depan pabrik Hana bertemu Lina.
"Bagaimana anak kamu?" tanya Lina
"Sudah sehat," kata Hana
"Alhamdulillah, ya sudah ayo masuk, hari ini Pak Arka akan datang bersama orang tuanya jadi kita harus bersih-bersih meja kita." Lina menarik Hana masuk.
Hana panik mendengarnya karna masih ingat waktu dipecat dulu.
Semuanya sibuk membersihkan meja masing-masing, Pak Lindo melihat ke arah semuanya.
"Saat mereka di sini baru mulai membuat adonan, karna akan ada 4 orang yang dipilih untuk bekerja di pabrik dekat perusahaan induk," kata Pak Lindo
"Ya Pak," ucap semuanya serentak.
Di depan Arka dan Papanya turun dari mobil, Arka membukakan pintu untuk Mamanya.
"Silakan Mama sayang," ucap Arka sambil tersenyum.
Mamanya ikut tersenyum melihat wajah semangat Arka.
Mereka masuk bersama beberapa pegawai di sana.
Arka berjalan di belakang kedua orang tuanya yang sibuk mengobrol sama Pak Lindo.
Arka fokus memainkan game di ponselnya.
Mereka berjalan masuk ke dapur, semuanya langsung mulai menumpahkan tepung di meja masing-masing.
Hana melihat ke arah Arka sebentar lalu langsung fokus pada tepungnya.
Arka menyimpan ponselnya lalu fokus melihat semuanya.
Arka menatap ke arah Hana yang fokus pada adonannya.
Linda melihat ke arah tatapan Arka, Linda melihat ke arah Hana.
Hana juga melihat ke arah Arka. Ia langsung menunduk saat tau Arka sedang menatapnya.
Linda kembali melihat ke arah Arka dengan curiga.
Arka melihat ke arah Mamanya dan langsung berhenti menatap Hana.
"Ma, Pa, aku masih ada urusan jadi aku pergi dulu sebentar," ucap Arka
"Jangan lama," kata Mamanya
Arka mengangguk dan langsung berlalu pergi.
Arka berjalan keluar menuju mobilnya, Ia melaju menuju rumah sakit.
Di depan rumah sakit Arka melihat Rangga sudah menunggunya, Arka tersenyum ke arahnya sambil berjalan mendekat.
"Ada apa?" tanya Rangga
"Apa kau sibuk?" tanya Arka
"Tidak, sudah beberapa hari gantikan Dokter lain jadi 2 hari ini gantian dia yang gantikan," ucap Rangga.
Mereka langsung masuk ke mobil.
"Ada apa tiba-tiba nelpon minta ketemuan?" tanya Rangga.
"Aku merasa selama ini salah paham pada Hana Aisya, bisakah kau menceritakan kehidupannya dulu dan bagaimana dia bisa bertemu Vito," kata Arka
"Oh apa sekarang kau mulai sadar kalau kau sudah jatuh cinta padanya?" tanya Rangga
Arka hanya diam saat mendengar pertanyaan itu.
"Kita ngobrol di kafe saja." Rangga menunjuk sebuah kafe.
Arka menghentikan mobilnya, mereka turun dan langsung berjalan masuk ke kafe.
Di kafe mereka sudah memesan minuman.
"Dulu saat Vito bertemu Hana saat Hana masih SMA, saat itu Hana mewakili sekolahnya dalam lomba mengaji sedangkan Vito waktu itu yang mengurus perlombaan itu," kata Rangga
Arka bersandar mendengarkan Rangga cerita.
"Karna Vito mulai tertarik, Vito cari tau asal Hana ternyata dia dari Kalbar, Vito ngajak aku ke Kalbar, kami mencari tempat tinggalnya berhari-hari karna ternyata dia tinggalnya diperkampungan, setelah ketemu Vito langsung menyampaikan niatnya pada orang tua Hana untuk menikahi Hana setelah Hana lulus," Rangga tersenyum saat menceritakan semua itu.
"Apa langsung diterima?" tanya Arka
"Iya Hana langsung menerimanya karna Hana memang menyukai laki-laki seperti Vito, Hana juga memang ingin menikah muda.
"Kalbar sangat jauh," Ucap Arka menghela nafas.
Rangga tersenyum, "Kau beneran menyukainya?"
"Mungkin, tapi aku masih gak habis pikir tentang sikapnya waktu itu," ucap Arka
"Percayalah Hana wanita baik, andai saja aku belum punya istri pasti aku yang menggantikan Vito untuk menjaganya," kata Rangga
Arka langsung memegang kepalanya sambil berpikir.
Mungkin Rangga benar, mungkin kejadian waktu itu hanya salah paham, mungkin Hana cuma membela diri saat Cantika tiba-tiba berlutut di depannya, tapi ucapannya waktu itu...Ah sudahlah mungkin memang salah paham batin Arka.
Ponsel Arka berbunyi, Arka melihat pesan dari Papanya yang menyuruh segera kembali ke pabrik.
"Aku harus segera ke pabrik, ayo aku antar pulang," kata Arka
"Duluan saja, nanti aku naik taxi," kata Rangga
Arka langsung pamit pergi.
Sesampainya di pabrik, Arka langsung masuk menemui orang tuanya.
"Mama sudah punya pilihan, ini daftar namanya," ucap Linda sambil memberikan selembar kertas.
Arka melihat nama Hana masuk, "Ya sudah terserah Mama, aku ke sana dulu sebentar," ucap Arka
Arka langsung berjalan cari Hana, Hana masih di dapur baru selesai memasukkan adonan ke pencetak.
"Aisya...!" panggil Arka
Hana melihat ke arah Arka, "Ya Pak kenapa?" tanya Hana.
"Ikut saya bentar ke halaman pabrik," kata Arka
Hana langsung mengikutinya berjalan menuju halaman pabrik.
"Kamu terpilih untuk pabrik di Jakarta, segera urus perpindahan sekolah Alwi, dan untuk tempat tinggal nanti akan saya carikan kontrakan terdekat," kata Arka
Hana mengangguk, "Maaf jadi menyusahkan Pak Arka."
"Oh ya Pak tentang waktu itu saya minta maaf, saya benar-benar gak sengaja mendorong tunangan Pak Arka," kata Hana mulai menjelaskan.
"Dia bukan tunangan saya, dan juga seharusnya saya yang minta maaf karna waktu itu marah-marah hingga mengatakan kamu seperti bawang," kata Arka
"Tapi waktu itu saya pantas dimarahi karna saya bersikap kasar, tapi waktu itu saya cuma gak ngerti apa yang dibicarakan Cantika, saat dia berlutut memegang kaki saya dengan kuat, saya minta dilepasin tapi dia gak mau jadi terpaksa didorong supaya lepas, dan untuk kata saya waktu itu sebenarnya belum selesai tapi keburu Pak Arka datang," kata Hana
Arka tersenyum, Akhirnya kamu mau juga menjelaskannya batin Arka.
Hana berjalan pergi tapi kembali melihat ke arah belakang melihat Arka yang masih menatapnya.
Akhirnya bisa menjelaskan semuanya, sekarang sudah lega batin Hana.
Hana melanjutkan jalannya masuk kembali ke pabrik, tanpa disadarinya dari tadi Linda sudah melihat ke arahnya dari atas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Eliani Elly
lanjut thor
2023-08-17
0
Qiza Khumaeroh
smoga aja papa mamay arka stuju
2022-03-14
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
semoga mama Linda merestui
2022-02-02
0