bab 14

Arka pulang ke rumah kontrakannya, Ia langsung menghempaskan diri di tempat tidurnya.

Arka mengambil ponselnya di saku celana dan langsung mengirim pesan ke Farel, mengabarkan kalau besok dia masih di pabrik.

Arka mengingat masa lalunya saat Vito menelponnya yang kala itu masih di luar negri.

"Kau yakin ingin menikahi remaja seperti itu?" tanya Arka sambil tertawa memperolok Vito sahabatnya itu.

"Sangat yakin, walau umurnya masih remaja tapi pikirannya sangat dewasa, dan juga sangat langka ada perempuan baik seperti ini, besok aku akan ke kampung halamannya untuk menikah, do'akan kami," ucap Vito

"Iya semoga pernikahan kalian langgeng hingga maut memisahkan, maaf ya gak bisa lihat kalian menikah," kata Arka

"Iya gak apa, tapi sebenarnya agak kecewa juga karna sahabat gak bisa datang, tapi sudahlah yang penting masih ada Rangga yang hadir," nada bicara Vito sedikit kecewa.

Kembali ke sekarang, Arka terlihat sedih mengingat Vito.

Arka memejamkan matanya lalu tertidur pulas.

*

Pagi hari Hana dan Alwi sudah bersiap-siap akan pulang.

"Tunggu di sini, Bunda bayar tagihan rumah sakit dulu," ucap Hana

Alwi pun mengangguk.

Hana langsung pergi untuk membayar biaya rumah sakit, tapi betapa kagetnya Ia saat tau biayanya sudah dibayar.

Hana berjalan ingin kembali ke kamar rawat Alwi.

Pasti Dokter Rangga yang bayar batin Hana

Hana membuka pintu kamar, ternyata di dalam sudah ada Arka yang menggendong Alwi.

"Ayo pulang," ajak Arka

Hana langsung mengambil tasnya dan mengikuti Arka.

"Pak di depan banyak taxi," kata Hana yang berjalan di belakang Arka.

Arka tidak memperdulikannya dan masih tetap melanjutkan jalannya.

Dari kejauhan Rangga tersenyum melihat mereka yang sudah seperti satu keluarga.

Di parkiran rumah sakit Arka memasukkan Alwi ke kursi belakang dalam mobil, Ia melihat ke arah Hana yang masih berdiri mematung.

Hana langsung berjalan masuk ke dalam mobil saat melihat tatapan mematikan Arka, Ia langsung duduk di samping anaknya.

Tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut masing-masing.

Sesekali Hana melihat ke arah Arka yang sudah fokus menyetir.

Hana memeluk anaknya sepanjang perjalanan, Arka melihat Hana dari kaca mobil, hanya kesedihan yang terlihat di wajahnya.

Sesampainya di depan rumah, Arka membukakan pintu mobil.

"Ayo Alwi," Arka mengulurkan tangan untuk menggendong Alwi.

Hana langsung menjauh dari anaknya biar tidak tersentuh Arka.

Arka mengangkat Alwi dan membawanya ke teras rumah.

"Alwi, Om yang biasa sama kamu mana?" tanya Arka

"Om Fahri katanya mau belaja lagi," kata Alwi

Hana membuka pintu dan mempersilakan Arka masuk.

Arka membawa Alwi masuk, Ia melihat ke sekeliling rumah, nampak kecil tapi bersih.

"Kamarnya mana?" tanya Arka

"Ini Om, Alwi tidur sama Bunda," Alwi menunjuk kamarnya.

Arka membawanya masuk ke kamar dan kembali melihat ke seisi kamar, terlihat buku-buku tentang islam, Al-Quran, mukena, dan sajadah tersusun rapi di meja.

Arka membaringkan Alwi di tempat tidur, lalu mengecup keningnya.

"Ini kartu nama Om, simpan baik-baik, jika ada apa-apa langsung telpon, oke?" ucap Arka

"Oke!" kata Alwi

Hana sendiri duduk di luar, tetangganya Bu Ira menghampirinya dan mengucap salam, Hana menoleh sambil menjawab salamnya.

"Hana, apa Alwi sudah sehat?" tanya Bu Ira

"Alhamdulillah sudah sehat Bu, Terima kasih Bu waktu itu sudah mengantar kami ke rumah sakit," ucap Hana

Arka berjalan keluar setelah membaringkan Alwi. Saat sudah di dekat pintu, Arka berhenti karna mendengar suara Hana mengobrol.

Di luar Hana masih mengobrol sama Bu Ira.

"Apa kamu belum memikirkan untuk menikah lagi?" tanya Bu Ira.

"Kenangan buruk dahulu masih membekas di hati Bu, rasanya belum siap jika harus menikah lagi," kata Hana

"Fahri sangat baik, dia sangat menghargai perempuan, Alwi membutuhkan sosok ayah seperti itu," kata Bu Ira.

Saat mereka bicara, Arka langsung keluar dari rumah.

"Saya pamit pulang dulu," ucap Arka

"Ah iya Pak, terima kasih sudah mengantar kami," kata Hana

"Iya sama-sama, mari Bu," ucapnya sambil melihat ke arah Bu Ira.

Arka berjalan pergi masuk ke mobilnya.

Terlihat Hana dan Bu Ira masih menatapnya.

"Ayo Bu masuk," ajak Hana saat Arka sudah pergi.

Bu Ira masuk bersama Hana dan langsung masuk ke kamar.

"Tadi siapa?" tanya Bu Ira

"Itu Bos pabrik, dia sahabat Ayahnya Alwi," ucap Hana

"Oh, saya kira orang asing, gak baik juga jika orang asing masuk ke rumah," kata Bu Ira

"Bukan orang asing juga gak baik Bu, makanya tadi saya nunggu di luar saat dia bawa Alwi masuk ke dalam," kata Hana

Arka langsung melaju kembali ke Jakarta.

Sepanjang perjalanan Ia mengingat rumah yang di tempati Hana dan anaknya, rasanya ingin sekali Ia memberikan rumah yang hangat untuk keduanya.

Jika Vito masih hidup, gak mungkin Dia membiarkan anak dan istrinya hidup seperti itu batin Arka.

Arka sampai di kantor dan langsung masuk, terlihat Linda bersama Cantika baru mau keluar.

Mereka mendekati Arka.

"Kami mau makan siang bersama, mau ikut?" tanya Mamanya

"Aku masih banyak kerjaan, duluan," ucap Arka sambil berlalu pergi.

Cantika hanya diam melihat kepergian Arka.

Arka masuk ke lift, beberapa pegawai menyapanya.

*

Di rumah Hana melihat foto pernikahannya dengan Vito.

Ia tersenyum sedih sambil membelai lembut foto itu.

Ya Allah tempatkanlah Dia di tempat yang terindah batin Hana

Hana juga membelai foto orang tuanya.

Hana merindukan kalian, semoga tahun depan kami bisa pulang ke kampung untuk bertemu kalian batin Hana

Hana langsung menyimpan foto pernikahannya.

Hidup di kampung lebih bahagia, bisa bersama orang tua dan juga adik batin Hana

Sore hari Arka pergi melihat rumah yang masih di bangun.

Arka tersenyum melihat rumah yang hampir jadi itu.

"Saya mau catnya nanti semua warna biru hingga dalam-dalamnya, terus di kamar yang itu di beri stiker dinding superhero," ucap Arka

"Iya Pak, mungkin sekitar 2 bulan sudah jadi sempurna," kata kepala tukang.

"Di belakang rumah ini saya ingin ada tempat untuk berkebun," kata Arka sambil tersenyum

"Siap Pak, saya akan cari orang untuk mengurus masalah kebun," ucap kepala tukang.

"Ya benar cari tukang kebun, karna di depan sini saya ingin ditanami rumput hias juga," Arka bicara penuh semangat.

Kepala tukang tersenyum melihat Arka yang bersemangat.

Malam hari Arka pulang ke rumah, Ia melihat ada mobil Cantika, tidak seperti biasa kali ini Arka masuk sambil mengucap salam. Saat yang lain menjawab salamnya, Arka berjalan melewati Cantika.

"Arka ini ada tamu seharusnya duduk dulu," ucap Linda

"Capek banget Ma, mau langsung mandi," kata Arka

"Umur kamu sudah 30 tahun dimana letak kesopanan kamu?" tanya Mamanya

"Mama selalu bilang umur aku 30 tahun, Ma tahun ini aku baru genap 28 tahun," kata Arka

"Sama saja, kan bentar lagi juga 30 tahun, duduk dulu sini," ajak Mamanya

Arka berjalan mendekat dan langsung duduk.

"Arka ini coba kue yang aku buat," kata Cantika

Arka langsung memakannya sehingga membuat Linda dan Cantika tersenyum.

Terpopuler

Comments

Eliani Elly

Eliani Elly

lanjut

2023-08-17

0

Qiza Khumaeroh

Qiza Khumaeroh

cantika tak tau malu bget sih

2022-03-14

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

kenapa mama Linda tetep kekeh jodohin arka sih

2022-02-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!