menelpon ke pabrik untuk izin gak masuk hari ini.
Hana langsung duduk di samping Alwi yang masih tertidur, Ia menatap Alwi dengan tatapan sedih.
*
Arka baru berangkat ke kantor, saat sampai di depan Ia langsung merapikan pakaian dan rambutnya, lalu langsung masuk menemui Farel.
"Saya mau ke pabrik, gantikan rapat hari ini, berkasnya ada di meja saya," ucap Arka
Farel mengangguk heran karna biasanya Arka menolak saat harus ke pabrik tapi sekarang dengan kemauan sendiri.
Arka langsung keluar lagi dan melaju dengan mobilnya.
Sesampainya di pabrik, Arka langsung berjalan masuk.
Ia berjalan melewati dapur, Ia ingin melihat Hana tapi ternyata Hana tidak ada.
Ia langsung berjalan ke ruangannya.
Kemana dia? batin Arka
Arka langsung masuk ke dapur khusus tapi Hana juga tidak ada.
Pak Lindo melihat Arka di dapur khusus dan langsung menghampirinya.
"Hari ini jadwal Hana Aisya di sini kan?" tanya Arka
"Iya Pak, tapi karna Hana Aisya ada urusan mendesak jadi dapurnya kosong," ucap Pak Lindo sedikit takut.
Arka langsung memakai celemek lalu mulai membuat adonan sendirian.
Saat mengadon, pikirinnya langsung terbang mengingat saat pertama kali membuat adonan bersama Hana.
Ia menghela nafas lalu melepaskan adonannya dan langsung duduk.
Saat Ia duduk, ponselnya berbunyi.
Arka melihat nama si penelpon lalu mengangkatnya.
"Assalamu 'alaikum," ucap Arka
"Wa'alaikumussalam," jawab Rangga
"Ya kenapa?" tanya Arka
"Aku sudah menemukan anak dan istrinya Vito, sekarang mereka ada di rumah sakit tempatku bekerja," ucap Rangga
"Benarkah? kebetulan aku sedang ada di pabrik Bogor, aku ke sana sekarang," ucap Arka sambil membuka celemeknya.
Arka meninggalkan adonannya lalu buru-buru pergi keluar.
Ia langsung masuk ke mobil, baru mau jalan tiba-tiba ponselnya bunyi lagi.
Arka langsung berhenti untuk mengangkat telponnya.
"Assalamu 'alaikum Pak," ucap Farel
"Wa'alaikumussalam, ya ada apa?" tanya Arka
"Ada masalah di sini, bisakah kembali?" tanya Farel
"Baiklah saya kembali sekarang." Arka tidak jadi pergi ke rumah sakit tapi langsung kembali ke Jakarta.
Arka mengirim pesan ke Rangga mengabarkan ada urusan mendesak hingga tidak jadi datang.
Arka langsung mematikan ponselnya lalu melajukan mobilnya.
Rangga melihat pesan dari Arka, lalu mencoba menelponnya tapi sudah tidak aktif.
Rangga langsung berjalan ke ruang rawat Alwi.
Ia membuka pintu dan melihat Alwi masih berbaring dengan wajah pucat.
"Assalamu 'alaikum," ucap Rangga sambil tersenyum ke arah Alwi.
"Wa'alaikumussalam," ucap keduanya.
Rangga berjalan mendekat ke sisi ranjang lalu mengusap kepala Alwi dengan lembut.
"Masih sakit?" tanya Rangga
Alwi mengangguk, sambil memegang perutnya.
"Lain kali kalau sakit jangan ditahan," ucap Rangga
"Iya Om Dokter," kata Alwi
"Hana nanti kalau ada apa-apa langsung telpon ya, aku harus pulang dulu karna dari kemaren belum pulang," ucap Rangga sambil memberikan nomor ponselnya.
"Iya Dok," kata Hana mengambil kertas itu.
Rangga mencium kening Alwi lalu pamit pergi.
Rangga berjalan pergi tapi berbalik lagi dan tersenyum dengan mata berkaca-kaca saat melihat Alwi.
Rangga langsung melanjutkan jalannya, air matanya menetes perlahan, Ia mengusap air matanya.
Bagaimana hidup mereka beberapa tahun ini, gak mungkin segampang yang Hana ceritakan, mereka pasti melalui masa sulit batin Rangga
Rangga langsung keluar dari rumah sakit menuju mobilnya.
Di dalam mobil, Rangga menundukkan kepalanya di stir mobil.
Rangga mengingat kenangan dulu saat Hana menangis di depannya.
Hana menangis saat melihat mayat Vito di samping Rangga. Saat itu Rangga juga shock dan merasa bersalah karna tidak bisa menyelamatkan Vito, Rangga melihat tangannya penuh dengan darah Vito.
Disaat itu juga Bu Siska dan Cantika datang dan langsung menuduh Hana yang membuat Vito tertabrak.
Rangga langsung bangkit dan memukul-mukul stir mobilnya saat mengingat masa lalu
Ia menenangkan diri sebentar sebelum akhirnya menjalankan mobilnya.
*
Di tempat lain Arka masih di jalan, Ia berhenti sebentar lalu mengaktifkan ponselnya.
Arka menelpon Farel setelah melihat pesan Farel.
"Suruh tunggu setengah jam lagi, saya langsung ke tempat itu," ucap Arka
"Iya Pak, saya usahakan," ucap Farel.
Arka dan Farel sama-sama mematikan sambungan.
Arka semakin melajukan mobilnya supaya cepat sampai yg tujuan.
Di Restoran, Farel berusaha menahan klien mereka tapi klien mereka sudah mau pergi karna Arka belum datang juga.
Disaat klien mereka akan keluar, Arka datang dan langsung mendekat.
"Maaf Pak, tadi saya di Bogor, saya kira Pak Wawan akan datang besok," ucap Arka
"1 jam lebih saya menunggu," ucap Pak Wawan
"Iya Pak sekali lagi saya mohon maaf, bisakah kita duduk kembali," ucap Arka
"Baiklah, tapi saya harap ini tidak terulang lagi," kata Pak Wawan
"Iya Pak," Arka langsung mempersilakan Pak Wawan duduk.
Farel menatap ke arah Arka sambil menghela nafas lega.
Mereka semua duduk, Arka langsung membuka berkasnya.
Setelah Arka menjelaskan kerja sama mereka, Pak Wawan langsung tanda tangan kontrak.
Setelah semuanya beres Arka dan Farel langsung kembali ke kantor.
"Lain kali hubungi saya segera jika kejadian seperti ini terjadi," ucap Arka kesal
"Iya Pak," Farel menunduk.
Arka langsung duduk di kursi kerjanya sambil melihat-lihat berkas tadi.
*
Di rumah sakit, Hana menggenggam erat tangan Alwi yang lagi tertidur.
Ia menatap wajah pucat Alwi sambil menitikkan air mata.
Dari luar Rangga yang baru datang melihat mereka, Ia ikut sedih melihatnya.
Ia berlalu pergi menuju ruangannya.
Ya Allah lindungilah mereka, bahagiakan mereka batin Rangga
Rangga masuk ke ruangannya, disaat itu juga ponselnya berbunyi ada panggilan dari Arka. Rangga mengangkatnya sambil mengucap salam, Arka pun menjawab salamnya.
"Ya Ka, kenapa?" tanya Rangga
"Maaf tadi aku buru-buru pergi karna ada urusan kantor, Papa sedang di luar kota jadi gak ada yang urus," ucap Arka
"Ya gak apa-apa," Rangga mengerti
"Besok aku ke sana untuk menemui mereka," ucap Arka
"Ya, aku tunggu besok," kata Rangga
Mereka mematikan telpon.
Rangga langsung memakai pakaian Dokternya lalu berjalan keluar untuk memeriksa beberapa pasien.
Saat sore hari, Rangga membantu menjaga Alwi selagi Hana pulang untuk ngambil pakaian ganti.
Rangga menatap wajah Alwi saat tidur.
Anak ini benar-benar mirip sama Vito, jika Vito masih hidup pasti mereka jadi keluarga yang sangat bahagia batin Rangga.
*
Keesokan harinya, pagi hari perawat ingin membersihkan badan Alwi, tapi Hana sudah terlebih dahulu membersihkannya.
Di jalan Arka sudah menuju Bogor.
Entah seperti apa wajah anak dan istrinya Vito batin Arka
Sesampainya di pabrik, Arka langsung turun dan berjalan masuk.
Arka masuk ke dapur dan melihat tempat Hana masih kosong. Ia langsung keluar, terlihat wajah khawatir karna Hana tidak ada.
Arka langsung menuju mobilnya lalu melaju pergi, ternyata Arka pergi melihat rumah Hana, rumah yang ternyata kosong.
Kemana kalian, apa yang sebenarnya terjadi? batin Arka
Arka kembali menjalankan mobilnya menuju rumah sakit. Ia turun dari mobil dan langsung berjalan menuju ruangan Rangga.
"Dokter Rangga tidak ada di ruangannya, dia di kamar pasien nomor 647," ucap salah satu perawat
Arka mengerti dan langsung berjalan mencari ruangan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Eliani Elly
lanjut
2023-08-17
0
Qiza Khumaeroh
smoga aja ktemu biar arka tau
2022-03-14
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
pasti arka kaget pas liat Hana ternyata istri Vito sahabatnya
2022-02-02
1