bab 11

Arka pulang ke rumah dengan wajah lelah.

"Assalamu 'alaikum Ma," ucapnya pelan saat melihat Mamanya duduk di sofa ruang tamu.

"Wa'alaikumussalam," jawab Mamanya

"Ma aku langsung ke kamar ya, hari ini lelah banget," ucap Arka

Linda mengangguk sambil menatap Arka yang berjalan tanpa tenaga.

Kupikir kau berbeda dari yang lainnya, batin Arka

Arka memegang kepala karna masih tidak habis pikir.

Ia masuk ke kamarnya dan langsung berbaring, terlihat wajah khawatir, sedih dan kecewa.

Ia menatap langit-langit kamarnya.

*

Hana menyapu di depan rumahnya sambil melamun.

Dulu aku pernah merasakan yang lebih dari ini, jadi untuk apa hal kecil seperti ini dipikirkan, lagian biarpun orang lain gak tau tapi Allah maha melihat, batin Hana

Fahri yang sedang berada di depan bersama Alwi melihat ke arah Hana.

Hana juga melihat ke arah mereka.

"Hana, minggu depan aku akan melanjutkan kuliah S1 soalnya sekarang guru harus S1, maaf ya jika nanti gak bisa bantu mengurus Alwi," ucap Fahri

"Gak apa-apa Mas Fahri, selama ini kami sudah cukup menyusahkan," kata Hana

"Saya kuliahnya gak lama kok cuma setahun, nanti saya juga akan tinggal ke sini lagi." Fahri sedikit tersenyum.

Hana juga tersenyum sambil mengangguk.

"Mas Fahri berangkatnya kapan?" tanya Hana

"Hari Sabtu nanti," jawab Fahri

"Oh...!" Hana langsung kembali menyapu.

Setelahnya Hana langsung masuk ke rumah.

*

Keesokan harinya Hana baru sampai ke pabrik. Semua orang masih terlihat tidak suka, Hana tidak terlalu memikirkan itu, Ia langsung absen.

Saat di dapur seseorang menghampirinya.

"Aku tau kamu bukan orang seperti itu," ucap Lina teman sedapurnya.

Wajah Hana yang semula sedih langsung mulai tersenyum.

"Terima kasih Lina," Hana melihat ke arah Lina sambil tersenyum.

"Allah maha tahu kok, kamu tenang saja, dan juga nanti lama kelamaan yang lain juga pada lupa kok yang penting terus bersikap baik" ucap Lina

Hana mengangguk.

Mereka mulai bekerja.

Di tempat lain Arka juga sudah sampai di kantor, Arka masuk ke ruangan Papanya.

"Ada apa Pa?" tanya Arka

"Hari ini ikut Papa ke pabrik Bogor," ucap Wijayanto

"Kemarin aku baru dari sana, Papa sama Farel saja ya, soalnya aku harus bertemu klien," Arka menolak karna belum siap jika harus bertemu Hana lagi.

"Baiklah, Papa kira kamu bakal senang, soalnya setelah Papa tarik ke perusahaan lagi, kamu tetap sering ke sana," ucap Papanya.

Arka menghela nafas.

"Ya sudah Pa, aku keluar dulu," ucap Arka

Papanya hanya mengangguk.

Arka berjalan keluar dan langsung menutup pintu.

Pak Wijayanto langsung berangkat ke Bogor bersama Farel.

Sesampainya di sana mereka di sambut Pak Lindo dan yang lainnya.

Pak Wijayanto tersenyum ke arah semuanya.

Pak Lindo mengajak Pak Wijayanto melihat roti yang sudah jadi dan akan dikirim.

Pak Wijayanto melihat-lihat ke tempat lain.

Tatapan Pak Wijayanto tertuju pada Hana Aisya yang sedang membuat adonan, Hal menarik yang dilihatnya adalah cara Hana Aisya membuat adonan sama dengan Arka.

"Siapa dia?" tanya Pak Wijayanto.

"Dia Hana Aisya sudah setahun kerja di sini," jawab Pak Lindo

"Cara dia membuat roti sama persis dengan Arka," Wijayanto tersenyum saat berkata itu.

"Itu memang Pak Arka yang mengajarinya," ucap Pak Lindo

Farel panik dan pura-pura melihat ke arah lain.

"Benarkah?" tanya Pak Wijayanto menatap ke arah Farel.

Farel pura-pura tidak dengar.

"Farel," ucap Pak Wijayanto

"Ya Pak," Farel langsung melihat ke arah Pak Wijayanto.

"Apa benar Arka yang mengajarinya?" tanya Pak Wijayanto.

"Iya, karna setiap minggu kan kita membagikan roti ke panti asuhan, Pak Arka sengaja mengajarinya membuat roti yang teksturnya agak halus, dan juga supaya anak kecil suka jadi dibuatlah roti yang bentuknya lucu," kata Farel

"Sudah lama sekali Arka tidak menyentuh dapur," Pak Wijayanto mendekat ke arah semua pembuat roti.

"Jangan perdulikan saya di sini, tetap fokus pada pekerjaan kalian," ucap Pak Wijayanto

Semuanya mengangguk.

*

Beberapa minggu berlalu.

Hana membangunkan Alwi yang sedang tidur.

Hana kaget saat menatap tubuh Alwi yang sangat panas. Alwi terbangun dan langsung muntah-muntah.

"Ya Allah Nak," Hana panik dan langsung berlari keluar.

Hana lupa kalau Fahri sudah pergi.

Hana berlari ke rumah tetangga lainnya dan langsung mengetuk pintu.

"Assalamu 'alaikum," ucap Hana sambil mengetuk pintu beberapa kali.

Bu Ira tetangganya langsung membuka pintu.

"Ada apa Hana?" tanya Bu Ira.

"Bu, anak saya badannya panas, bisa gak bantu saya membawa anak saya ke rumah sakit?" tanya Hana

"Baiklah, saya bangunkan suami saya dulu, cepat sana siap-siap," ucap Bu Ira

"Terima kasih Bu," Hana langsung berlari pulang.

Hana langsung mengganti pakaiannya dan mengganti jilbabnya, setelahnya Ia langsung mengangkat Alwi dan membawanya ke depan, Bu Ira sudah di depan dan membantu Hana menutup pintu.

Mereka langsung masuk ke mobil, Hana memakaikan selimut pada Alwi sambil memeluknya erat.

"Bentar lagi sampai, jangan panik, Alwi gak akan kenapa-kenapa kok," Bu Ira menenangkan Hana.

Hana mengangguk.

Sesampainya di depan rumah sakit, suami Bu Ira membantu mengangkat Alwi.

Hana dan Bu Ira mengikuti dari belakang.

Perawat mengambil Alwi dari tangan suami Bu Ira lalu membawa Alwi masuk ke ruangan.

"Hana kami harus pulang karna anak kami sendirian di rumah," ucap Bu Ira

"Iya Bu, Pak terima kasih banyak," ucap Hana

"Iya, nanti saya akan ke sini lagi," ucap Bu Ira

Hana mengangguk.

Setelah kepergian Bu Ira, Hana pamit pada perawat wanita untuk sholat subuh.

Hana langsung mencari mushola untuk sholat subuh.

Dokter Rangga masuk ke ruangan Alwi tadi dan langsung menanganinya.

"Dia sendirian?" tanya Dokter Rangga.

"Sama Ibunya, Ibunya lagi sholat subuh," ucap Perawat wanita yang tadi.

"Pasang infus dulu," ucap Dokter.

Alwi tersadar dan langsung muntah-muntah lagi. Perawat membersihkan muntahannya lalu perawat yang lain memasang infus.

Alwi menangis, "Bunda...!" panggilnya

"Bentar lagi Bunda kamu datang, yang tenang ya," ucap perawat

Alwi mengangguk.

Hana baru selesai sholat dan langsung berlari masuk.

Rangga menoleh ke arah Hana yang baru masuk, Hana tidak melihatnya karna fokus ke arah Alwi.

Hana masih menitikkan air mata sambil memegang Alwi.

Rangga yang masih kaget terus-terusan menatap ke arah mereka tanpa Hana sadari.

Saat Hana menoleh dan ingin bertanya, Ia kaget karna Dokternya adalah Rangga.

Mata Rangga berkaca-kaca melihat mereka.

"Ini anaknya Vito?" tanya Rangga

Hana menitikkan air mata sambil mengangguk.

Rangga langsung mendekati Alwi dan mengusapnya pelan.

"Dia terkena diare disertai demam dan muntah, sudah diberi cairan infus, jadi biarkan dia istirahat dulu," ucap Rangga.

Hana mengangguk.

Alwi sudah mulai tertidur sehingga Hana dan Rangga berjalan keluar.

Di luar Rangga melihat ke arah Hana.

"Biasanya aku gak pernah lembur, tapi tiba-tiba Dokter lain sedang ada tugas sehingga aku menggantikannya untuk 2 malam, mungkin Allah ingin mempertemukan kita dengan cara ini," Rangga sedikit tersenyum

"Ya sudah lama kita gak bertemu," kata Hana

"Bagaimana kalian beberapa tahun ini?" tanya Rangga

"Kami tinggal berdua, tapi sering pindah rumah dan baru 2 tahun ini yang tetap," kata Hana

"Kalian pasti mengalami masa-masa sulit setelah kepergian Vito," ucap Rangga

Hana menitikkan air mata, "Tidak juga, kami bahagia kok,"

Terpopuler

Comments

Eliani Elly

Eliani Elly

next

2023-08-17

0

kanti nuhati

kanti nuhati

Thor aku sampai nangis....sedihh...

2023-01-20

1

Qiza Khumaeroh

Qiza Khumaeroh

smoga cpet bhagia ya hana

2022-03-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!