bab 8

Keesokan harinya Hana tersenyum melihat Alwi berangkat ke sekolah bersama Fahri.

Alwi melambaikan tangan pada Bundanya.

Mas Fahri adalah seorang Ayah yang sempurna, tapi kenapa hati ini sedikitpun tidak tergerak batin Hana

Hana langsung menutup pintunya tanpa mengunci. Ia berangkat ke tempat kerja jalan kaki seperti biasanya.

Di depan pabrik, Hana menyapa yang lainnya dengan ramah. Mereka masuk bersama ke dalam.

Saat di ruang ganti mereka melihat pelayan pabrik yang baru selesai menyetrika pakaian mereka.

Hana mengucapkan terima kasih lalu langsung memakainya, Ia memperbaiki jilbabnya yang berantakan.

Saat berjalan menuju dapur, Ia melihat ke arah Arka yang baru datang, Arka juga melihat ke arahnya.

"Pagi Pak," Hana menunduk saat menyapa Arka

"Pagi. O ya Hana, mulai hari ini saya kembali ke Jakarta, tentang roti yang dibuat spesial setiap minggu tolong langsung kirimkan saja ke alamat yang kemarin," ucap Arka

"Iya Pak," kata Hana mengangguk

"Saya permisi," Arka langsung berlalu pergi menuju ruangannya.

Hana juga berjalan pergi tapi kembali menoleh ke belakang, bosnya itu sudah tidak terlihat. Ia melanjutkan jalannya menuju dapur.

Hana dan yang lainnya sudah bekerja seperti biasa, Arka berjalan melewati dapur dan melihat sebentar ke arah Hana lalu melanjutkan jalannya lagi sambil tersenyum tipis.

Ia masuk ke mobilnya dan melaju menuju rumah sakit tempat Rangga kerja.

Di rumah sakit Arka langsung berjalan mencari ruangan Rangga, terlihat Rangga baru akan masuk ruangannya tapi terhenti saat melihat Arka datang.

Mereka masuk bersama ke ruangan Rangga.

"Mau minum?" tanya Rangga

"Tidak usah, hanya sebentar, aku harus kembali ke Jakarta hari ini juga," ucap Arka

"Papamu seenaknya membuang dan memungut putranya," canda Rangga sambil tertawa.

"Iya benar, saat dia perlu maka langsung ditariknya, saat marah dan gak butuh dibuangnya tanpa ampun." Arka menghela nafas sambil menyandar.

"Bukankah kau juga seperti itu," kata Rangga

Arka hanya diam sambil menatap Rangga karna ucapan Rangga sedikit ada benarnya.

"Oh ya, kemarin saat aku ke makam Vito, aku melihat istrinya, tapi saat dikejar dia keburu naik taxi, sekarang aku benar-benar lega dia baik-baik saja," kata Rangga

"O ya aku hampir lupa kalau dia punya istri, tapi kok gak pernah kelihatan ya di rumah Bu Siska," Arka langsung membenarkan duduknya dengan serius saat berbicara.

"Waktu Vito meninggal dia sangat terpukul, saat itu dia lagi hamil besar, Bu Siska marah besar padanya menuduhnya menjadi penyebab Vito meninggal, mungkin dia pergi dari rumah karna mertuanya gak suka," ucap Rangga

"Bisa jadi, kasihan juga ya istrinya, waktu itu aku di luar negri jadi gak pernah melihatnya sekalipun, kalau ketemu di luar pasti juga gak bakal kenal," Arka memegang keningnya.

"Oh ya aku ke sini mau minta vitamin, mulai besok pasti akan sering lembur," kata Arka mengubah pembicaraan.

"Ah iya kebetulan punyaku banyak jadi ambil ini," Rangga menyodorkan beberapa keping vitamin.

Arka mengambilnya, "Terima kasih."

Rangga tersenyum.

Arka langsung pamit pergi setelah mengambil vitamin,

Rangga mengantarnya ke depan.

Arka langsung melaju pulang ke Jakarta, saat di depan rumahnya Ia melihat mobil Cantika, Ia meninggalkan kopernya di dalam mobil. Seperti biasa Ia langsung manjat ke balkon kamarnya lalu membuka pintunya.

Arka melihat kamarnya yang tetap rapi seperti biasa.

Seperti biasa juga saat Cantika akan pulang, Ia melihat mobil Arka sudah ada.

Linda selalu merasa tidak enak.

"Arka ngindarin Cantika lagi," Cantika tersenyum tipis

Linda tidak bisa berkata apapun karna Arka memang salah.

Arka melihat dari kaca kamarnya kepergian Cantika.

Linda masuk ke rumah lalu langsung naik ke atas, tapi tidak seperti biasanya yang kesal, Linda masuk ke kamar Arka dan melihat Arka masih berdiri di dekat kaca.

"Lain kali jangan terus menghindar seperti ini, kamu masuk ke rumah tanpa salam seperti seorang pencuri," ucap Mamanya

"Maaf Ma, lain kali gak lagi," kata Arka

"Mama gak akan maksa kamu lagi mulai sekarang," Linda bicara serius

"Terima kasih Ma." Arka tersenyum lalu memeluk Mamanya karna jarang bertemu.

Sore hari, di tempat lain Hana baru pulang kerja, Ia jalan kaki seperti biasa.

Rangga yang juga baru mau pulang melihat Hana dari kejauhan.

Ah gak mungkin Hana, kan Hana lagi di Jakarta batin Rangga

Rangga langsung melaju pulang, sedangkan Hana juga sampai di depan rumahnya.

Hana masuk ke rumah dan melihat Alwi baru selesai mengerjakan PR sekolah.

"Assalamu 'alaikum," ucap Hana.

"Wa'alaikumsalam," jawab Alwi.

"Sudah selesai PR nya?" tanya Hana

Alwi mengangguk lalu berdiri mencium tangan Bundanya.

"Kita pergi belanja dulu," kata Hana

"Iya Bunda." Alwi langsung menggenggam tangan Bundanya.

Mereka berjalan pergi keluar.

Hana dan Alwi pergi belanja ke pasar yang gak terlalu jauh dari rumah mereka.

Ia memilih beberapa sayur dan ikan.

Setelahnya mereka langsung pulang, sesampainya di rumah Ia langsung mandi.

Keesokan harinya, Hana sudah berangkat kerja, saat di depan pabrik matanya langsung tertuju ke tempat biasa Arka parkir, tapi sekarang tempat itu kosong.

Ia langsung masuk ke dalam pabrik

Di tempat lain Arka juga baru sampai di kantor, Ia berjalan masuk.

Karyawan menunduk saat melihatnya lewat, Ia berjalan mencari Farel, Farel yang baru mau menutup lift kembali membukanya saat melihat bosnya.

Arka langsung masuk.

"Bagaimana liburannya?" tanya Farel

"Sangat menyenangkan, kau pasti senang saat saya tidak di sini," ucap Arka

"Siapa bilang, rasanya cukup sepi karna gak ada yang ngomel-ngomel," kata Farel

Arka langsung menatapnya tajam sehingga Farel berhenti bicara sambil menunduk.

Lift terbuka mereka berdua berjalan keluar.

Arka masuk ke ruangan yang sangat dirindukannya.

Arka langsung duduk menyandar sambil memejamkan mata.

Arka membuka mata lalu berjalan menuju kaca ruangannya sambil menatap keluar, dipegangnya kaca itu sambil melamun, entah apa yang ada dipikirannya.

Beberapa minggu pun berlalu, Arka dan Farel datang ke pabrik, mereka turun dari mobil dan seperti biasa disambut oleh Pak Lindo dan yang lainnya.

Mereka berjalan masuk, kali ini gak langsung menuju dapur karna Arka tau hari ini jadwal buat roti di dapur khusus.

Arka langsung menuju ke sana bersama Farel.

Arka langsung masuk, Hana melihat ke arahnya.

"Roti enak harus dibuat dengan benar-benar fokus, saya kesini cuma mau melihat sebentar," ucap Arka

Hana langsung kembali membuat adonan tanpa peduli Arka duduk di depannya.

Farel melihat tatapan Arka yang sedang tersenyum melihat Hana membuat adonan.

Farel ikut tersenyum melihat Arka.

Arka dan Farel berjalan pergi keluar, Hana menatap kepergiannya yang hampir tidak terlihat lagi, Hana tersenyum lalu kembali bekerja.

Arka masuk keruangannya sedangkan Farel pergi bertemu Pak Lindo diruangannya.

Arka duduk sambil melihat komputer di depannya tapi pikirannya ke arah lain.

Arka membuka kotak hadiah yang dibawanya. Terlihat jilbab warna biru yang sangat cocok untuk Hana

Hatinya bimbang antara ingin memberikan hadiah itu atau tidak pada Hana karna takut disalahpahami.

Ia ingin memberikan itu sebagai hadiah kerja keras Hana saat membuat roti spesial.

Terpopuler

Comments

Eliani Elly

Eliani Elly

next thor

2023-08-17

0

Qiza Khumaeroh

Qiza Khumaeroh

saling mengagumi dlm diam

2022-03-13

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

kayaknya arka dah suka sama Hana🤔🤔🤔🤔🤔

2022-02-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!