Beberapa minggu berlalu, Arka yang baru datang ke pabrik langsung mencari Pak Lindo di ruangannya tapi tidak ada, Arka keluar lagi dan mencari Pak Lindo di dapur.
Semua orang termasuk Pak Lindo kaget saat Arka masuk mendadak dengan wajah marah.
Arka menghempaskan berkas di meja membuat semua orang takut.
"Apa ini?" tanya Arka marah
Pak Lindo melihat ke arah berkas itu dan langsung menunduk.
"Awalnya saya mengira salahnya ada saat pengadonan sehingga rotinya punya tekstur kasar dan gak terlalu kembang, tapi nyatanya kesalahannya ada pada tepung, tolong jelaskan pada saya kenapa 3 hari ini Pak Lindo mengganti tepung dengan merk lain yang lebih murah?" Arka mendesak sehingga semuanya semakin takut.
Pak Lindo gak bisa menjawab dan hanya menunduk.
"Saya tidak akan memecat Pak Lindo tapi segera urus kerja sama lagi dengan perusahaan tepung sebelumnya, saya gak mau ada kata gagal." Arka berlalu pergi dengan kesal.
Hana terlihat kasihan saat melihat Pak Lindo, tapi Ia gak mau ikut campur jadi langsung kembali mulai kerja.
Arka keluar dari pabrik dan langsung melaju dengan mobilnya untuk bertemu temannya yang baru kembali setelah beberapa tahun di luar negri.
Arka tersenyum saat melihat Rangga temannya sudah duduk bersantai di kafe tepi laut.
Rangga juga tersenyum melihatnya sambil melambaikan tangan.
Rangga bangkit dari duduknya dan langsung memeluk Arka.
Mereka berdua duduk dan memesan 2 gelas jus.
"Sudah lama sekali kita gak ketemu, kita sibuk dengan pekerjaan masing-masing gak seperti dulu yang sibuk bermain bersama." Rangga mendadak sedih.
Arka langsung sadar apa yang dipikirkan Rangga.
"Rasanya baru kemaren, aku memegang kepalanya yang pecah dan penuh darah," air mata Rangga mulai menetes.
Arka langsung menunduk yang ikut merasa sedih tapi Arka tidak menunjukkannya.
Arka memegang pundak Rangga untuk menenangkannya.
"Rasa bersalah ini masih ada karna gak bisa menyelamatkannya," ucap Rangga
"Dokter hanya bisa berusaha tapi Allah yang menentukan segalanya, jangan menyalahkan diri lagi," kata Arka yang sebenarnya juga merasa sangat bersalah.
"Mungkin di sini yang lebih dibencinya adalah aku, aku berada di luar negri saat diakhir hidupnya," Arka tersenyum sedih.
Rangga menatap ke arah Arka yang seperti punya beban berat.
"Sudahlah jangan dibahas lagi, tidak baik juga membahas yang sudah pergi," ucap Arka
Rangga mengangguk lalu meminum jus yang baru dibawa pelayan.
"Sekarang rencananya kerja di rumah sakit mana?" tanya Arka
"Rumah sakit Harapan baru," jawab Rangga
"Gak jauh dari pabrik, kita bisa sering ketemu."
"Bukannya kau kerja di perusahaan induk?" tanya Rangga bingung
"Aku membuat masalah sehingga untuk sementara Papa tugaskan mengurus pabrik di Bogor," kata Arka sambil menyandar.
"Masalah apa?" tanya Rangga penasaran
"Ceritanya panjang, saat ini malas mau bahasnya," ucap Arka sambil memegang kepalanya.
Rangga tersenyum melihat Arka terlihat frustasi.
"Untung cuma ditugaskan ke Bogor gak terlalu jauh." Rangga tersenyum
"Dari dulu kau yang sering membuat masalah antara kita bertiga sangat berbeda dari sahabat kita yang satunya" tambah Rangga
"Ya, diantara kita bertiga juga cuma dia yang paling disukai wanita sholeha karna memang cuma dia yang paling mendalami hal agama," kata Arka
Mereka berdua sama-sama tersenyum.
"Tapi setelah aku kembali ke perusahaan induk, kita juga tetap bisa sering ketemu, Bogor-Jakarta gak jauh kok," ucap Arka
"Ya benar,"
Arka sudah di jalan menuju pabrik.
Di tempat lain, Fahri sudah selesai mengajar, Alwi sudah menunggunya di depan ruang guru.
"Ayo pulang, Om Fahri sudah selesai," Fahri memegang tangan Alwi.
Alwi mengangguk, mereka berjalan bersama seperti ayah dan anak.
"Besok Om Fahri berangkat cepat ke sekolah jadi Alwi bisa barengan sama Om naik motor," ucap Fahri
"Ah iya, nanti Alwi bilangin sama Bunda," Alwi tersenyum senang.
Di depan sekolah, teman sesama mengajar Fahri tersenyum melihat Fahri mengangkat Alwi naik ke motor.
Mereka langsung pulang, di jalan Arka melihat ke arah Fahri dan Alwi yang sedang sama-sama tersenyum di motor.
Pasti Aisya dan keluarganya hidup bahagia walau sederhana, semoga suatu saat aku juga punya keluarga seperti mereka, batin Arka
Saat sampai di depan rumah, Fahri menurunkan Alwi.
"Mau dibantuin ngambil makanan gak?" tanya Fahri
"Gak usah Om, Alwi sudah bisa sendiri kok, kan makanannya Bunda simpan di meja," ucap Alwi
"Ya sudah cepat sana masuk, nanti setelah makan langsung ke rumah Om Fahri, seperti biasa sholat Dzuhur dulu baru tidur siang," kata Fahri
Alwi mengangguk lalu berlari masuk ke rumah yang memang gak terkunci.
Di pabrik, Hana lagi makan siang di kantin bersama yang lainnya.
Arka berjalan menuju kantin, semua orang melihat ke arahnya.
"Aisya...!" panggil Arka
"Ya Pak," jawab Aisya yang langsung berdiri.
"Setiap seminggu sekali buat roti seperti yang kemarin kita buat, buat bentuknya selucu mungkin," ucap Arka
"Iya Pak," Hana menjawab sambil menunduk.
Arka langsung kembali pergi setelah mengucapkan itu.
Hana langsung mengangkat wajah melihat kepergiaannya.
Hana kembali duduk dan menghabiskan makanannya.
Seperti biasa Hana pergi ke Masjid depan, Hana membuka jilbabnya di tempat wudhu.
Setelah berwudhu Hana kembali memakai jilbabnya dan langsung masuk ke dalam Masjid.
Saat tirai putih terkibar angin, Hana melihat sosok Arka yang juga sudah bersiap untuk sholat.
Imam pun memulai sholat.
Setelah keluar dari Masjid, Hana sengaja menunggu Arka keluar.
Arka baru keluar dan melihat Hana menatapnya.
Hana mendekat ke arah Arka.
"Maaf Pak, bolehkah besok saya izin sehari?" tanya Hana
"Memangnya ada apa?" tanya Arka
"Saya ada keperluan ke jakarta bersama anak saya, hanya sehari kok Pak," ucap Hana
"Ah iya baiklah, hanya sehari gak lebih," kata Arka
"Terima kasih Pak." Hana tersenyum senang lalu mempersilakan Arka jalan duluan.
Diam-diam Arka juga tersenyum sambil berjalan.
Keesokan harinya, pagi hari Alwi berlari ke rumah Fahri.
Fahri sudah di depan rumah memanaskan motornya.
"Kok Alwi belum pakai seragam?" tanya Fahri
"Om hari ini Alwi mau ke Jakarta, sore baru pulang," ucap Alwi
"Oh ya sudah nanti Om bilangin sama guru di kelas Alwi, Alwi hati-hati ya," kata Fahri
"Iya Om, da...Om" Alwi melambaikan tangan sambil berlari menuju Bundanya yang sudah di depan.
"Assalamu 'alaikum," ucap Hana
"Wa'alaikumussalam, hati-hati," kata Fahri lagi.
Hana mengangguk dan langsung melangkah pergi bersama Alwi.
Mereka berjalan menuju halte bis.
Hana tersenyum ke arah Alwi saat mereka menunggu bis.
"Sabar ya," ucap Hana
Alwi mengangguk sambil menggoyangkan kakinya ke depan ke belakang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Roshalyndhaa Ajj Daahh
Aisyah/Hana ternyata mantan istri almarhum sahabatnya Arka, dan Cantika dan ibunya adalah orang yg tega mengusir dan menyalahkan Hana yg sedang hamil besar. Pantas saja Arka tak suka chantika namanya tak secantik sifatnya🤭
2024-10-13
0
Eliani Elly
lanjut thor
2023-08-17
0
Qiza Khumaeroh
arka sma suamiy hana shbatnkh
2022-03-13
0