bab 5

Fahri duduk di halaman depan bersama Alwi, Hana mendekat ingin menyuruh Alwi masuk karna bentar lagi Adzan Magrib.

Alwi berlari masuk ke rumah, Fahri juga bersiap pulang. Saat melihat Hana melangkah, Fahri menghentikannya.

"Hana...!" panggilnya

Hana menoleh ke belakang, "Ada apa?"

"Alwi membutuhkan seorang Ayah, tidakkah kau berfikir untuk menikah lagi?" tanya Fahri

"Aku belum memikirkan tentang hal itu, tapi gak tau juga nanti, apa Mas Fahri sudah lelah membantu menjaga Alwi?" tanya Hana

"Jangan salah paham, Aku gak pernah lelah kok menjaganya. Hanya saja kalau kau punya suami, kau tidak perlu bekerja keras lagi." Fahri merasa kasihan karna Hana terlihat lelah setiap hari.

"Gak apa kok Mas, kan pekerjaan di pabrik gak seberat di tempat makan" Hana tersenyum tipis

"Ah ya sudah aku pulang dulu, terima kasih untuk lauk dan sayurnya." Fahri langsung pulang.

Hana melihat kepergian Fahri, Hana mengerti arti ucapan Fahri tadi tapi hatinya belum siap jika Fahri mengungkapkan perasaan.

Hana langsung masuk ke dalam rumah.

Alwi dan Hana sudah selesai sholat magrib, mereka bersiap untuk makan malam. Hana terlihat sedih saat melihat Alwi memimpin do'a sebelum makan.

Mereka mulai makan, Alwi makan dengan lahap.

Hana tersenyum dengan mata berkaca-kaca.

Saat uang kita banyak, kita akan pulang ke kampung halaman Bunda dan melupakan kenangan pahit di sini batin Hana

Hana mulai ikut makan.

Keesokan harinya

Hana berangkat kerja sekalian mengantar Alwi ke sekolah.

Saat akan masuk, seperti biasa Alwi mencium tangan Bundanya dulu.

Hana tersenyum melihatnya lalu kembali berjalan menuju pabrik.

Hana melihat Arka sudah datang, Arka sedang bicara bersama Pak Lindo.

Hana berjalan mendekat dan menyapa mereka sambil menunduk.

Pak Lindo mempersilakan Hana masuk untuk absen.

Hana melihat sebentar ke arah Arka lalu berjalan masuk.

"Aisya...!" panggil Arka

Hana kaget karna Arka orang pertama yang memanggil nama belakangnya selain keluarga di kampung.

Hana menoleh, "Ya Pak, ada apa?"

"Hari ini masuk ke dapur khusus, saya ingin kamu membuat roti yang berbeda," ucap Arka

"Iya Pak," kata Hana setuju

"Saya tunggu 15 menit lagi, setelah berganti pakaian langsung ke sana, dan ingat saya paling gak suka telat 1 detik pun," ucap Arka

Hana mengangguk dan langsung buru-buru masuk untuk absen.

Hana buru-buru ganti pakaian dan memakai celemek.

Hana berjalan menuju dapur khusus di lantai atas.

Hana masuk dan langsung berdiri di dekat meja menunggu kedatangan Arka, ada pelayan yang menemaninya.

Arka juga masuk dengan pakaian koki.

Hana melihatnya sebentar lalu buru-buru menunduk.

"Lihat saya melakukannya nanti langsung ikuti." Arka menuangkan tepung kualitas terbaik, mencampurnya dengan bahan lainnya.

Arka menepuk-nepuk tangannya lalu menarik nafas sebelum akhirnya mulai mengadon.

Hana melihatnya dengan serius supaya tidak ada kesalahan.

"Silakan kamu mulai, ingat kan tadi takarannya?" Arka masih fokus mengadon walau sedang bicara.

Hana langsung menumpahkan semua bahan.

"Jangan bicara sepatah katapun saat membuat adonan," ucap Arka

Bukannya dia yang bicara saat membuat adonan batin Hana

Hana mengangguk lalu mengikuti apa yang Arka lakukan tadi.

Hana menepuk kedua tangannya lalu menarik nafas dan mulai mencampur adonan.

Hana melihat cara Arka memutar-mutar adonan.

Sesekali Hana melihat ke arah Arka yang memang hanya fokus pada adonan, rasa kagum mulai muncul di hatinya, tapi hanya kagum karna dibalik sikap tegas Arka tersimpan banyak hal yang tak terduga, salah satunya sangat pandai dalam membuat roti.

Saat Arka menoleh ke arahnya, Hana buru-buru fokus pada adonannya.

Di depan pabrik, Cantika baru datang.

"Pak Arka ada gak?" tanyanya pada Pak Lindo yang baru mau keluar.

"Maaf, saya bicara dengan siapa ya?" tanya Pak Lindo

"Saya tunangan Pak Arka." Cantika bersikap sombong.

"Oh maaf karna saya lancang, Pak Arka di dapur khusus lantai atas, dia sedang membuat beberapa adonan." Pak Lindo terlihat tidak nyaman.

"Ya sudah saya ke sana sekarang." Cantika berjalan masuk dan langsung naik ke lantai atas.

Cantika berjalan pelan, lalu membuka pintu dengan pelan, betapa kagetnya Ia saat melihat Arka bersama Hana.

Kenapa dia bisa di sini batin Cantika

Cantika melihat Arka tersenyum saat melihat Hana mencetak roti dengan tangan.

Hana juga tersenyum karna bentuknya aneh.

Cantika terlihat kesal saat menatap Hana.

Ternyata kau seorang munafik, bersikap seperti Kakakku lah yang paling kau cintai, tapi ternyata sekarang dengan mudahnya kau melupakan Kakakku setelah bertemu orang kaya, aku tidak akan membiarkan kau mendapatkan Arka batin Cantika.

Cantika langsung berjalan pergi karna kesal.

Cantika keluar dari pabrik dan langsung masuk ke mobilnya.

Sore hari saat pulang kerja, Cantika sudah menunggu Hana.

Cantika mendekati Hana, Hana hanya menunduk saat melihatnya.

"Kau harus berhenti bekerja di pabrik itu," pinta Cantika

"Kenapa aku harus berhenti?" tanya Hana

"Pokoknya kau harus berhenti, aku tidak ingin melihatmu berada di dekat tunanganku Arka Wijaya, aku tidak mau dia tau kalau kau bekas iparku," kata Cantika.

"Aku tidak akan memberitahunya," Hana berlalu pergi setelah mengatakan itu.

Cantika semakin kesal.

Hana berjalan pergi, air matanya perlahan menetes.

Hana tetap melanjutkan jalannya walau penuh dengan air mata.

Saat di depan rumah, Fahri melihatnya dan buru-buru mendekat.

"Ada apa?" Fahri ingin menghapus air mata Hana tapi terhenti karna bukan mahram.

Hana menggeleng

Fahri bisa merasakan kesedihan Hana.

"Alwi mana?" tanya Hana

"Dia lagi belajar di dalam, sana masuk temani dia," ucap Fahri

Hana mengangguk lalu berjalan pelan, Hana menghapus air matanya, Fahri melihat Hana yang mulai masuk ke rumah. Terlihat kekhawatiran di wajah Fahri.

Fahri berjalan kembali ke rumahnya, tapi menoleh kembali ke arah rumah Hana.

Jika Allah mengizinkan, aku ingin sekali menjaga kalian berdua batin Fahri.

Fahri masuk ke rumahnya lalu duduk menyandar.

Fahri mengingat pertemuan pertamanya dengan Hana, saat Hana akan melahirkan.

Di rumah Hana juga sedang duduk menunggu waktu Adzan.

Mungkin Mas Fahri laki-laki yang tepat, dia sangat baik pada kami tanpa mengharapkan imbalan, Ya Allah jika Mas Fahri adalah jodohku maka buatlah hati ini mencintainya walau sedikit batin Hana

Hana langsung bersiap untuk sholat bersama Alwi karna Adzan sudah terdengar.

Setelah selesai sholat, Hana mengajari Alwi mengaji lalu Ia pun mengaji, suaranya terdengar ke rumah Fahri, Fahri tersenyum sendiri mendengarnya karna sudah 2 hari tidak mendengar suara Hana mengaji.

Air mata Hana menetes setelah selesai mengaji, Hana mengingat kenangan bersama Vito dulu saat sholat bersama, mengaji bersama.

Ini sudah beberapa tahun berlalu tapi rasanya hal itu baru kemaren batin Hana

Terpopuler

Comments

Eliani Elly

Eliani Elly

next

2023-08-17

0

Qiza Khumaeroh

Qiza Khumaeroh

cantika trllu terobsesi

2022-03-13

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

jd ternyata Cynthia itu mantan iparnya hana

2022-02-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!