Keluar Dari Rumah

Selamat membaca 🌹

Maaf banyak typo 🙏

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

🌹🌹

Nyonya Tamara tampak heran mendapati tuan John pulang dengan langkah gontai.Tak biasanya suaminya itu pulang cepat tanpa memberitahunya dulu. Belum lagi tampilan tuan John yang bagai orang kalah judi.

Jasnya hanya ditenteng dan dasinya sudah dilonggarkan. Bagi nyonya Tamara,,, Ini adalah hal yang sangat tidak pernah disukai oleh tuan John. Tidak rapi adalah kata yang jadi musuh besarnya selama ini.

"Daddy,,, What happen?? Are you ok?? You look terrible,,," sapa nyonya Tamara menyongsongnya dan mengambil alih jas serta tas kerjanya.

Nyonya Tamara meletakkan tas dan jas itu di tempatnya dan menyusul tuan John yang sudah duduk di sofa kesayangan mereka. Nyonya Tamara memberi perintah pada asisten rumahnya untuk membuatkan minuman bagi tuan John.

"Dad,,, Cerita. Ada apa??" Nyonya Tamara bertanya ulang.

"We're done here mom." sahut tuan John lesu.

"Done?? What do you mean?? Mommy gak ngerti. Yang jelas dong ceritanya dad." nyonya Tamara bingung.

"Oh ya mana Marco,,,?? Biasanya dia selalu bersama Daddy. Ini kan masih jam kerja." nyonya Tamara baru menyadari ada hal tak biasa lainnya.

"Sudah daddy suruh pulang. Sebentar lagi juga suruh asisten rumah kita pulang mom." jawab tuan John.

"Why?? Mommy gak ngerti ah,,, Daddy aneh." kata nyonya Tamara.

"Kita tak sanggup bayar mereka lagi mom. Daddy sudah bilang we are done here. Tidak ada lagi yang bisa kita lakukan di sini." lirih tuan John.

Nyonya Tamara masih bingung dan ingin bertanya lagi namun diurungkannya karena asisten rumah datang dengan secangkir teh kesukaan tuan John.

"Silahkan diminum tuan." ucapnya sopan.

" Kemasi barang barangmu dan pulanglah. Kami tidak bisa lagi mempekerjakanmu di rumah ini. Kami akan atur dan siapkan pembayaran gaji terakhirmu." titah tuan John.

Nyonya Tamara ingin memprotes tindakan tuan John itu namun tuan John memberinya kode untuk diam dulu.

"Maaf tuan,,, Maaf nyonya. Apa saya ada salah sampai saya di pecat??" tanya si asisten rumah bingung.

"Tidak ada. You've done very well selama ini tapi kami akan pergi jauh. Kami akan tinggal di tempat Darra dan kami tidak bisa mengajakmu begitu saja. Banyak dokumen imigrasi yang harus disiapkan dan itu akan memakan waktu lama. Aku harap kamu mengerti." ucap tuan John.

"Baik tuan. Meski ini terkesan mendadak tapi saya bisa apa? Saya hanya bisa mengerti jika tuan dan nyonya mungkin memutuskan untuk tinggal jauh. Saya juga tidak bisa ikut kalau itu terlalu jauh. Terima kasih tuan dan nyonya selama ini sudah sangat baik pada saya. Saya minta maaf kalau selama saya kerja,,, ada pekerjaan yang mengecewakan." ucap asisten rumah.

Tuan John hanya mengangguk dan tersenyum meski terlihat dipaksa. Nyonya Tamara hanya bisa diam dan masih dibuat penasaran oleh suaminya.

"Daddy,,, mommy mau tau apa yang terjadi. Kenapa daddy tiba tiba memutuskan pergi dan menyusul Darra?? Bukankah Darra yang akan kembali kesini?? Dan keputusan seperti ini bisa bisanya daddy buat tanpa bicara sama mommy dulu?? I don't get it. I really don't understand." nyonya Tamara panjang lebar begitu asisten itu menuju ke kamarnya untuk berkemas kemas.

"Karena sudah tidak ada apa apa lagi tersisa untuk kita di sini mom. Daddy bangkrut. Company gulung tikar." tuan John dengan hati hati menyampaikannya.

Meski begitu pelan menyampaikan tetap saja pernyataannya mengejutkan nyonya Tamara.

"What???!!! Bangkrut?? Kok bisa?? Dalam sekejap???" nyonya Tamara tak bisa menyembunyikan kebingungannya.

Dengan mencoba menggunakan kata kata paling sederhana,, tuan John pun menjelaskan semua yang terjadi. Nyonya Tamara berkali kali menyeka airmatanya menangisi nasib tragis perusahaan keluarganya.

"Jadi hanya tersisa barang dan aset berharga mommy saja yang bisa kita berikan pada Darra??? Dan itu tidak seberapa,,, oh my god,,, betapa bersalahnya kita pada putri kita. Bertahun tahun Darra mengalah dan menahan rindunya pada kita karena kita terus sibuk dengan pekerjaan kita. Dengan dalih semua itu untuk Darra juga nantinya,,, And now we lost everything. Ini tidak adil bagi Darra dad,,, huhuhuhu,,,," nyonya Tamara tersedu sedu.

"I am sorry mommy,,, Tapi ini semua sudah terjadi dan daddy tidak bisa lagi berbuat apa apa. Semua milik daddy sudah diambil alih Andrew." tutup tuan John.

"Apa yang harus kita katakan sama Darra Dad,,,huuu" tak berhenti juga tangis nyonya Tamara.

"Kita akan jujur mengatakan semuanya mom. Darra anak yang baik dan cerdas. She will understand. Yang jelas sekarang kita harus bergerak cepat untuk memindahkan sisa aset yang kita punya dan masih atas nama mommy untuk segera kita pindahnamakan atas nama Darra." kata tuan John.

"Daddy mau mommy kuat." imbuhnya.

Nyonya Tamara mengangguk dan menyeka airmatanya. Dia mengerti bahwa tangisnya hanya akan memperlambat gerakan mereka dan bisa jadi kembali merugikan mereka.

Segera nyonya Tamara menghubungi pengacara keluarga untuk segera mengurus semuanya. Sementara itu tuan John mengurus pemesanan tiket pesawat menuju negara tempat Darra tinggal.

"Bagaimana mom?? Semua beres??" tanya tuan John begitu nyonya Tamara selesai bicara di telpon.

"Pengacara mommy langsung mengerjakannya dad. It should be done by this week." ucap nyonya Tamara.

"Good." jawab tuan John singkat dan lega.

"Apa kita perlu mengabari Darra kedatangan kita or we just datang kesana saja??" tanya nyonya Tamara.

"Kita langsung saja mom. Darra tidak akan menolak kedatangan kita kapan pun itu bukan?? Dia hanya akan bahagia dengan kehadiran kita." ucap tuan John.

"Daddy benar. Kalau begitu mommy berkemas dulu. Daddy lanjutkan urusan daddy ya." ucap nyonya Tamara.

"Bawa seperlunya saja mom." kata tuan John.

"Of course. Lagipula apa yang bisa kita bawa dari eumah yang bahkan segala isinya pun sudah jadi milik Andrew,,," jawab nyonya Tamara dengan nada setengah kesal.

"Mom,,, I'm sorry." lirih tuan John.

"No dad,,, jangan minta maaf. Mommy tidak marah pada daddy tapi pada bajingan tidak tau terima kasih dan licik itu. Bisa bisanya dia berbuat begini. Apa tidak cukup baginya kerajaan bisnis ayahnya sampai sampai dia pun mengambil alih milik kita." nyonya Tamara berapi api.

"Relakan saja mom,,, We can try untuk bangkit lagi nanti bersama Darra di sana. Jadi jangan sia siakan lagi waktu kita ini. Lets go kita temui Darra." tuan John memberi semangat dan menghibur.

"Iya dad,,," jawab nyonya Tamara.

Dua jam kemudian keduanya pun siap meninggalkan rumah yang sudah memberikan berjuta juta kenangan dalam perjuangan mereka mewujudkan nasib dan masa depan yang terbaik bagi Darra meski nyatanya semua itu kini hilang dalam sekejap mata.

"Kita dipaksa keluar dari rumah kita sendiri dad,,," lirih nyonya Tamara menoleh ke belakang setelah melewati pintu pagar.

Tuan John hanya menepuk bahunya dan membimbingnya masuk ke taksi. Mereka menuju ke bandara.

\=\=\=\=

Author tunggu ya vote, like dan komennya. Terima kasih 🌹

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!