“A-a-ap-pa ya-yang i-ing-in kau lakukan?” Tanyanya dengan nada suara terbata-bata.
“Membunuhmu, sesuai permintaan Kevin. Jika saja, dia tidak membawamu kemari, kau pasti masih hidup. Dan tidak adil, jika kau masih hidup, sementara dia mati. Kevin akan senang ketika melihat kalian juga habis di tanganku.” Aku menusuk perlahan perut Ayah Kevin dengan sangat pelan.
“Hmph, aaaaaaaaaa!” Teriaknya ketika aku menusuk perutnya secara perlahan, hingga pisau tersebut masuk secara penuh ke dalam tubuhnya.
“Apa? bukankah rasanya sangat geli. Tertawalah!” Bisikku dengan mulai mengarahkan pisau tersebut kearah kiri
seperti menyayat sebuah kue.
“Ka-ka-kau a-a-ak-an me-me-ne-ri-ma ba-la-las-san-nya. Hoeeeekh.” Ayah Kevin mulai memuntahkan darah segar. Aku dengan senangnya memutar pisau tersebut di dalam perut Ayah Kevin.
“Matilah, dengan begitu Kevin akan tenang.” Teriakku. Darah segar mulai berserakan di lantai. Aku menarik pisau tersebut dari tubuhnya, dan dengan serakah menusuk kepalanya.
“Aa aa aaakh!” Ayah Kevin meregang nyawa. Darah Ayah Kevin menyiprat ke wajahku.
“Aaaah.” Aku menyeka darah tersebut. Aku melirik Ibu Tiri Kevin yang sudah sadar dan tampak tidak percaya dengan apa yang aku lakukan. Aku mendekat kearahnya dan menggors wajahnya dengan pisau.
“Ada apa? tenang, kau akan berakhir sama dengan pak tua ini. Tapi, caranya tentu jauh berbeda.” Bisikku, lalu menarik kursinya ke ruang operasiku. Aku yakin jika dia memperhatikan seluruh ruang operasiku.
“Mmmmm!” Ibu Tiri Kevin berupaya memberontak. Aku mengambil suntik bius total, dan langsung menyuntiknya. Dalam 5 menit, dia tidak dapat menggerakkan tubuhnya. Aku menaikkannya ke atas ranjang besi operasi.
“Kau pasti tau, karena kau masih muda jadi, organmu bisa aku jual untuk dijadikan uang.”
“Mmmmm!” Ibu Kevin melotot emosi penuh air mata.
“Mungkin hidupnmu ini sial. Dan aku berharap di kehidupan organmu yang sehat ini, kau mendapatkan keberuntungan. Ayo, kita mulai.” Aku melangkah keluar untuk mengambil beberapa box, dan mengambil sebuah
gunting untuk menggunting bajunya.
“Mmmmmm!” Teriaknya namun tak mampu memberontak. Aku menyayat perutnya, dan mengeluarkan semua isi perutnya. Aku memotong aliran darah ke ginjal dan langsung memasukkan ginjal tersebut ke dalam box.
“Kenapa? Kau tampak begitu tenang dalam menghadapi kematianmu.” Aku memperhatikan mata yang tampak pasrah. Aku membuka lak ban di mulutnya.
“Sreek.” Dia tetap pasrah dengan tatapan kosong.
“Kenapa kau membuka lak ban ini?” Tanyanya dengan pelan.
“Aku akan mengeluarkan hatimu, dan terakhir jantungmu.” Aku memotong aliran darah ke hatinya.
“Aku tidak bersalah, kenapa aku di hukum seperti ini?” Aku menoleh pada wajahnya, lalu menjambah rambutnya dengan kasar.
“Apa? kau masih merasa tidak bersalah setelah menghancurkan sebuah keluarga. Kau tau, aku sudah berbaik hati dengan memberikanmu bius!” Aku mengambil sebuah tongkat di sudut ruangan dan memukul kepalanya.
“Bak, bak, bak.” Aku mengahantam kepalanya.
“Wanita itu akan mati. Apa aku salah jika aku akan membahagiakan prianya? Dan siapa kau? Apa hakmu untuk membunuhku? Haaaaaaah!” Teriaknya membuat perlawanan padaku.
“Kau, aku sudah terlalu lunak padamu. karena bius itu, kau tidak merasakan sakit.” Aku mengambil suntik penghilang bius dan langsung menyuntikkannya.
“Aku memang tidak percaya cinta. Tapi, kata-katamu sangat menyakitiku. Apa hakmu untuk membahagiakan prianya? Dan apa hakmu untuk melarangku?” Aku dengan menusukkan pisau di mulutnya, lalu mencabutnya dengan sangat kasar.
“Aaaaaaaaaaaaaaaa!” Pekikannya membuatku sedikit ngilu. Pekikan kesakitan yang teramat sakit. Pekikan diujung kematian.
“Apa itu sakit? Waaah, sepertinya, biusnya sudah hilang.” Aku tersenyum padanya.
“Aaaaaaaaaaaa!” Teriaknya kesakitan, dan sangat menganggu. Aku langsung mengambil alat pemotong tulang, dan memotong tulang dadanya.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkh!” Teriaknya menjadi-jadi. Aku mulai mengangkat jantungnya. Seketika, Ibu Tiri Kevin meregang nyawa.
“Pekikanmu begitu mengerikan. Aku akan mencari penadah organmu ini.” Ucapku dengan memasukkan jantung Ibu Tiri Kevin ke dalam box, dan melangkah menuju ruang sebelah untuk mencari informasi penadah organ.
“Aaaah, Dokter ini saja.” Aku memencet nomor telepon seorang Dokter.
“Ya, hallo.” Sapanya.
“Hallo, apa kau ingin boxmu?”
“Siapa kau?”
“Ya sudah, jika tidak ingin aku bisa memberikannya pada yang lain.” Aku membalik helai kertas informasi.
“Berapa angkanya?”
“20-an”
“Berapa jumlahnya?”
“Lengkap.” Jawabku.
“Ya,ya baiklah di mana alamatmu, aku akan menjemputnya.”
“Kenanga 21.” Dokter itu mematikan telpon. Dan dalam 10 menit, dia sampai di depan rumahku. Dia kembali menelponku dan mengatakan sudah sampai di depan rumahku. Aku keluar dengan membawa 4 box. Aku
melihat seorang pria berumur kisaran 30-an. Dia memiliki tubuh tinggi dan wajah oriental dengan kulit coklat.
“Prok, prok, prok.” Dokter ini bertepuk tangan.
“Psikopat baru.” Dia menyambutku.
“Ini. Mana bayaranku.” Aku memberikan box itu padanya.
“Siapa yang kau bunuh? Orang tuamu, kakakmu, adikmu, atau pacarmu?” Tanyanya antusias padaku.
“Bukan urusanmu.” Jawabku dengan dingin.
“Kau tau, kau tampak masih sangat muda. Jika kau melakukan kejahatan ini, cepat atau lambat, polisi akan mengetahuinya dan akan menjeblosakanmu ke dalam penjara. Dan hal yang paling buruk adalah hukuman mati.” Bisiknya dengan nada mengerikan.
“Bukan urusanmu.” Bisikku padanya.
“Kau benar-benar tidak punya rasa takut.” Dokter ini mengambil box yang ada di tanganku.
“Hmmmm. Ini masih segar. Aku yakin, kau baru saja membunuhnya.” Ia mencium bau aroma box.
“Apa kau penasaran dimana tubuhnya? Kau tinggal bertanya itu. Aku pasti akan menjawabnya.” Ia menatapku tajam.
“Apa maksudmu?” .
“Dodi Septian, seorang dokter ahli bedah, yang selalu mencabuli mayat-mayat yang berada di ruang mayat. Tidak hanya mencabuli, dia sangat senang mengotak-atik organ tubuh mayat, dan bahkan menggaulinya. Dia juga seorang kanibal. Apa kau mau tubuh tanpa kepala untuk kau gauli? Aku punya satu. Apa kau mau?” Dokter ini mengeluarkan sebuah pistol dan menodongkannya kearah kepalaku.
“Tembak saja.” Aku tersenyum manis.
“Sebenarnya kau ini siapa? Dan bagaimana kau bisa tau tentang diriku?” Tanyanya dengan emosi.
“Mana uangku?” Tanyaku balik.
“Jawab aku.” Kencamnya dengan menekan pistol tersebut ke kepalaku.
“Gadis biasa, yang tidak takut akan kematian.” Kencamku balik dengan melangkah mendekatinya, lalu menatap matanya yang tampak ketakutan.
“Ahahaha, kau ini lucu. Mari berteman.” Ia menurunkan pistolnya, lalu mengulurkan tangannya.
“Tidak mau.” Aku menepis tangannya.
“Terserahlah, aku melihat, jika kau benar-benar gadis yang tidak takut dengan apapun. Sekarang, aku tidak peduli jika kau tau mengenai diriku, dan yang pasti, jangan sungkan untuk menghubungiku. Oh iya, pegang ini, kau pasti membutuhkannya.” Ia tiba-tiba ramah dan memberikanku pistol di tangannya.
“Ada 4 peluru, gunakanlah sebaik mungkin. Dan ini, bayaranmu. 1 M.” Ia memberikanku satu koper uang.
“Sampai bertemu lagi, gadis psikopat.” Ia masuk kedalam mobilnya, dan melesat pergi meninggalkanku.
“Ada apa dengannya? Mungkin dia Bipolar.” Aku berbalik dan membawa koper berisi uang ke dalam ruang bermainku. Aku langsung menyelesaikan pekerjaanku. Dari mulai memisahkan daging dari tubuh Ibu Tiri Kevin, dan
memenggal kepalanya. Begitu pula dengan Ayah Kevin, aku memutilasi tubuhnya, dan membakarnya di lobang pembakaran yang berada di ruang utama.
“Aku tidak selera dengan dagingmu.” Aku menghidupkan api, dan langsung membakarnya. Sementara itu, aku menjahit mulut Kevin dengan benang nilon. Setelah itu, aku dan memasukkan kepala mereka ke dalam tabungku yang sudah berisi air pengawet.
“Aku sengaja tidak membuat surat pernyataan atas kematian Ayah dan Ibu tirimu Kevin. Karena itu, adalah permohonanmu. Aku, sudah mengabulkannya. Dan juga, terima kasih untuk organ segarnya.” Aku tersenyum pada kepala Kevin yang tampak bahagia berada di dalam tabung kacaku. Aku melirik jam yang berada di dinding ruangan.
“Apa? sudah jam 7 pagi. Aaah, lagi-lagi aku begadang semalaman. Aku sangat lelah, sebaiknya aku beristirahat dulu.” Aku kembali terhuyun-huyun melangkah meninggalkan ruang bermainku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Putri🐾
bagus aku suka👍
2020-04-26
3
Anjelo,,JJ
aku tdak bsa brkata2 thor😱😱😱😱
2020-04-21
5
Jahat Game
monoton ceritanya, flat banget
2020-04-16
5