“Kenapa aku menyuntiknya? Kenapa?” Aku meratap pada diriku sendiri. Sepertinya, aku sudah menyesali perbuatanku ini. Ya, aku menyesali perbuatanku ini. Karena seharusnya, aku harus menyiksanya terlebih dahulu, baru membunuhnya. Suntik racun pembunuh, membuat organ tubuhnya tidak bisa di jual.
“Menyedihkan.” Aku menekan-nekan pipi Kevin.
Aku mulai menyeret mayat Kevin ke ruang bermainku. Aku meletakkan tubuhnya ke atas meja operasi dan mulai memutilasi tubuhnya. Pertama aku harus menggunting semua bajunya. Selama 4 jam, aku memisahkan antara tulang, daging, dan organ tubuh yang mengandung racun. Setelah itu, aku langsung mengeksekusi kepala Kevin.
“Kau memang baik, tapi caramu itu sangat salah.” Aku membersihkan noda darah di area wajahnya.
“Jika dari awal aku mengetahui semuanya, mungkin aku tidak akan menjadi pembunuh seperti ini. Pembunuh sepertiku, tidak pantas untuk mendapatkan cintamu.” Aku tersenyum manis, lalu mengambil secarik kertas dan pena. Aku melirik kemeja Kevin yang aku letakkan di lantai.
“Kertas apa ini?” Aku melihat sebuah kertas di dalam saku baju kemejanya. Aku mulai membuka lipatan kertas tersebut dan langsung membacanya.
“Sebelum kau menemukan surat yang sesungguhnya, tolong Mutilasilah tubuhku ini. Aku menyelipkan surat yang sesungguhnya di laci bawah meja ruang bermainmu.” Aku terdiam cukup lama sembari mengulang bacaan tentang tulisan ini.
“Apa maksudnya ini? Mutilasi, laci bawah meja ruang bermainku. Apa mungkin Kevin mengetahui semua aksiku?” Aku bergegas berjalan kearah meja yang berada di ruang utama. Aku membuka laci meja ini dan memeriksanya.
Aku melihat sebuah surat dengan amplop berwarna pink.
“Untuk Mawarku.” Aku membaca kata-kata di depan amplop lalu mulai membuka isi amplop dan membawa suratnya.
Jakarta, 20 April 2014
Hai Mawar, semoga kau cepat menemukan surat ini. Jika aku masih hidup, dan kau menemukan surat ini tolong secepatnya bunuh aku. Tetapi, jika aku sudah mati, dan kau menemukan surat ini, tolong bunuh Ayah dan Ibu tiriku dan letakkan kepala mereka ke dalam tabung tepat di samping tabung yang berisi kepalaku.
Mungkin kau heran kenapa aku bisa mengetahui tentang ruang bermainmu, dan kenapa aku meminta tolong kepadamu untuk membunuh Ayah dan Ibu tiriku. Ya, aku adalah saksi pembunuhan Joni Mahendra, Alin Pratiwi, dan 3 orang pencuri yang kepalanya kau koleksi di ruang bermainmu.
Kau tau, setiap hari aku mengikutimu kemanapun kau pergi. Kadang, aku memang percaya dengan perkataan Jimmy, tapi kadang aku juga tidak percaya karena aku tau apa yang kau perbuat dan apa yang tidak kau perbuat. Aku melihatmu melenyapkan Joni Mahendra dengan sangat sadis begitu pula dengan Alin Pratiwi. Kau tau, aku juga ikut menghilangkan jejak pembunuhanmu Dan memastikan tidak ada saksi mata lainnya. Tapi, aku kecolongan, ada satu saksi yang masih berkeliaran di sekolahmu. Yaitu, dokter yang bertugas di sekolahmu. Maka dari itu, kau harus lebih waspada jika kau ingin melenyapkan seseorang.
Mawar, percayalah jika aku sangat mencintaimu. Terima kasih telah menghiasi hidupku, walau aku tau kau tidak mencintaiku. Kau harus menegakkan kebenaran, jika seseorang menyakitimu, bunuh saja. Sekian surat ini, kau harus ingat akan satu hal Mawar, jika aku benar-benar mencintaimu.
Salam cintaku.
Kevin
Aku melipat surat Kevin, dan mulai berfikir.
“Apa kau pikir aku mempercayaimu? Dasar bodoh. Tapi, mari kita lihat. Apa ini adalah caramu untuk menjebakku?” Aku memasukkan surat tersebut ke dalam plastik putih, dan berjalan ke ruang operasi lalu memasukkannya ke dalam mulut Kevin.
“Apa kau pikir aku akan terjebak untuk kedua kalinya? Dengar Kevin, rasa percayaku telah lama hilang. Kau meminta tolong padaku,untuk membunuh ayah dan ibu tirimu. Hahahaha, lelucon hambar. Aku malah berpikir, jika kau mungkin sudah menjebakku.”
“Sriinght!” Aku menancapkan sebuah pisau di kepalanya.
“Krutak-krutak.” Aku terdiam, ketika mendengar hentakan kursi dari kamar sebelah. Aku mencabut pisau di kepala Kevin dan memasukkannya ke dalam saku bajuku. Aku berjalan dengan pelan, lalu mulai memeriksanya. Aku sedikit terkejut melihat pemandangan ini. Aku melihat, Ayah dan Ibu tiri Kevin tengah terikat. Mereka berdua di ikat di atas kursi di sudut ruangan.
“Mmmmmm!” Suara Ayah Kevin di balik lakban kuning. Aku yakin jika itu adalah nada meminta pertolongan. Hoo, ini Ibu tiri Kevin. Benar-benar masih sangat muda. Aku rasa umurnya berkisar 28 tahun.
“Siapa yang membawa kalian ke sini?” Aku mendekat kearah mereka.
“Mmmmmm!” Ayah Kevin kembali berusaha mengeluarkan suaranya. Aku langsung menarik lakban kuning di mulut Ayah Kevin.
“Aaaah, Nak tolong selamatkan kami. Aku mohon.” Ayah Kevin menatapku dengan wajah mengiba.
“Apa yang terjadi denganmu Pak?”
“Kevin, si anak durhaka, dia memasukkan obat bius ke dalam makan siang kami. Akibatnya, kami tidak sadarkan diri dan terbangun di tempat ini. Aku sudah yakin, jika dia sangat ingin membunuhku. Nak, tolong selamatkan kami.” Aku menatapnya dengan tatapan simpati.
“Lantas, kenapa kau mengatakan jika Kevin ingin membunuhmu? Apa masalahnya?” Aku mendekatkan wajahku tepat di depan wajahnya.
“Karena, karena.” Ia tiba-tiba terdiam sembari meilirik istri mudanya.
“Karena dia.” Bisikku dan ikut melirik Ibu tiri Kevin.
“I-iya karena dia. Karena pernikahan kami, Kevin sangat menentang itu. Nak, tolong selamatkan kami darinya.” Mohon Ayah Kevin dengan menangis.
“Tenang –tenang, dia tidak akan bisa membunuhmu. Aku berjanji untuk itu.” Aku membuat wajah mereka berdua tampak sangat lega.
“Iya, aku tau jika kau pasti akan menolongku. Aku pasti akan membalas perbuatan baikmu ini, dan akan membalas perbuatan jahat anakku itu.” Ayah Kevin mengencam ingin membalas perbuatan Kevin.
“Wah-wah, membalas perbuatan jahat anakku. Apa yang akan kau lakukan padanya?” Aku tersenyum sembari meraih pisau di saku bajuku.
“Sebelum dia melenyapkanku, aku akan terlebih dahulu melenyapkannya.” Ayah Kevin menaikkan nada suaranya dengan lebih kejam.
“Melenyapkannya. Ahahahaha, tega sekali kau. Dia adalah darah dagingmu!” Teriakku dengan sangat emosi pada Ayah Kevin.
“Bagaimana lagi? Dia sudah sangat keterlaluan.” Ayah Kevin menjawab dengan santai.
“Kau yang keterlaluan! Kau menikahi wanitajalang ini ketika Ibunya sedang sekarat di rumah sakit! Kau bahkan memiliki puluhan simpanan di sana sini! Apa kau tidak mengerti sedikit saja tentang penderitaannya? Dia sangat menderita! Dia menyaksikan kematian Ibunya! Apa aku juga akan membuatmu menyaksikan kematian si ****** ini?” Aku melirik Ibu tiri Kevin yang tampak menangis ketakutan.
“Apa maksudmu? Cepat lepaskan aku, sebelum anak sial itu datang!” Teriaknya dengan lantang, membuatku menemukan ide cemerlang.
“Tunggu di sini, aku akan memanggilnya untukmu.” Aku dengan tersenyum manis.
“Apa yang kau lakukan? Hey berhenti nak!” Teriak Ayah Kevin cemas. Aku melangkah menuju ruang operasi dan mengambil kepala Kevin. Aku memasukkan kepala Kevin ke dalam sebuah wadah, lalu membawa kepala Kevin ke hadapan Ayahnya.
“Aaaaaaaaa!” Teriak Ayah Kevin ketakutan, sementara Ibu tiri Kevin pingsan karena terkejut melihat kepala anak tirinya.
“Berteriaklah, karena tidak akan ada yang mendengarkannya. Kau tau, dia menulis sebuah permohonan di surat terakhirnya. Permohonan, untuk melenyapkanmu. Haahahahahahah” Tawaku dengan sangat bahagia.
“A-a-apa?” Ayah Kevin benar-benar ketakutan. Aku mengeluarkan pisau yang berada di saku bajuku, lalu membersihkan sedikit noda darahnya.
“A-a-ap-pa ya-yang i-ing-in kau lakukan?”
“Membunuhmu, sesuai permintaan Kevin. Jika saja, dia tidak membawamu kemari, kau pasti masih hidup. Dan tidak adil, jika kau masih hidup, sementara dia mati. Kevin akan senang ketika melihat kalian juga habis di tanganku.” Aku dengan perlahan menusuk perut Ayah Kevin dengan sangat pelan.
“Hmph, aaaaaaaaaa!” Teriaknya ketika aku menusuk perutnya secara perlahan, hingga pisau tersebut masuk secara penuh ke dalam tubuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Purnama Sari
lanjut Mawar Aku Suka👍
2021-02-24
0
hyun
Gw kra mawar akan mnysal krna mmbnuh kevin..tpi trnyta trllu cpat mmbnuh dgn sntik bracun..mawar pngen main² ya..❓❓
Ayoookk,,kta kupas tngkorak kevin dn otak nya dmsak buat sambal otak²..hmmmm nyam nyam nyaaaammmm
2020-05-12
10
Teh lia
Surat kevin..tegak kanlah kebenaran bila ada yg menyakitimu,dengan cara membunuh,,,seremmm
2020-05-03
10