ANAK GENIUS : MELAHIRKAN ANAK CEO

ANAK GENIUS : MELAHIRKAN ANAK CEO

Penjebakkan

.

.

.

.

.

Malam itu, tiga wanita terlihat turun dari sebuah taxi online.

Tasya Kamila, seorang wanita yang sangat cantik terlihat membenarkan dressnya yang sedikit terbuka karena Tasya tidak terbiasa memakai pakaian **** yang memperlihatkan kemolekkan tubuhnya.

"Lin, aku tidak nyaman menggunakan dress ini," seru Tasya.

"Sudahlah Sya, kamu itu terlihat sangat cantik tahu menggunakan dress itu," sahut Lina dengan memperlihatkan wajah jijiknya.

Tasya melihat ke sekelilingnya...

"Lin, kok kita ke tempat seperti ini sih? aku pulang saja ya," seru Tasya.

Tasya membalikkan tubuhnya dan hendak melangkahkan kakinya untuk meninggalkan tempat itu tapi Lina dengan cepat menahan lengan Tasya.

"Kamu mau kemana? ayo kita masuk," ajak Lina dengan menarik lengan Tasya.

"Tapi Lin..."

"Sudah Sya jangan khawatir, tidak akan terjadi apa-napa kok," sahut Fani.

Lina dan Fani menarik lengan Tasya dengan paksa. Mereka berdua memang sengaja membawa Tasya ke club malam untuk menjebak Tasya. Mereka sangat iri kepada Tasya yang selalu menjadi pusat perhatian di kampusnya.

Tasya memang wanita yang sangat cantik, walaupun Tasya adalah wanita sederhana tapi Tasya memiliki kulit yang putih dan mulus, serta body yang sangat aduhai bak gitar spanyol, maka tidak heran banyak pria yang mendekatinya dan itu membuat Lina dan Fani muak.

Tasya menutup kedua telinganya saat memasuki club itu karena langsung disambit oleh alunan musik yang sangat memekakkan telinga.

"Ayo Sya."

Fani menarik tangan Tasya dan mengajaknya duduk di sebuah kursi.

"Sebentar ya, aku pesankan minuman dulu," seru Lina yang langsung melangkahkan kakinya menuju bartender untuk memesan minuman.

Sedangkan Fani terlihat mengeluarkan kotak rokok dari dalam tasnya, dan kemudian Fani menyalakan pematik untuk membakar rokoknya secara perlahan. Fani mulai menghisap rokok itu dengan santainya bahkan sesekali asapnya dia kepulkan ke wajah Tasya.

"Uhuk..uhuk..Fani sejak kapan kamu merokok?" tanya Tasya yang terus mengibaskan tangannya.

"Sudah lama kali, Sya."

"Kamu jangan banyak merokok tidak baik untuk kesehatan," seru Tasya.

Fani hanya tersenyum miring mendengar ucapab Tasya. Tidak lama kemudian, Lina pun datang dengan seorang bartender yang membawakan minuman untuk mereka.

"Sya, ayo diminum," seru Lina.

"Aku tidak minum minuman beralkohol, kamu bisa pesankan aku jus jeruk saja," sahut Tasya.

"Coba dulu ini enak loh," sambung Fani yang mulai menyeruput minumannya.

"Ayolah, cuma minum satu gelas tidak akan membuatmu mabuk," rayu Lina.

Tasya tampak ragu-ragu dan tidak mau meminum minuman itu. Satu hal yang baru Tasya ketahui, kalau kedua temannya ternyata suka minum dan merokok.

"Kamu memang tidak setia kawan, Sya," seru Fani dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin.

"Ya sudah, tapi sedikit saja ya."

"Iya tidak apa-apa."

Perlahan Tasya meneguk minuman itu, Tasya mengernyitkan keningnya, minuman itu sangat tidak enak dan terasa panas ditenggorokkan.

"Pahit.." gumam Tasya.

Lina dan Fani hanya tertawa, hingga mereka berdua terus memaksa Tasya untuk menghabiskan minumannya.

Tidak butuh lama, Tasya sudah sangat mabuk berat walaupun Tasya cuma meminum satu gelas kecil, karena memang pada dasarnya Tasya belum pernah minum jadi Tasya langsung mabuk disaat minum sedikit.

"Hallo Baby," seru seorang pria menghampiri meja Lina dan Fani.

"Hai," sahut Lina yang langsung memeluk pria itu dan menciumya.

"Kenalkan ini teman aku, Bruno."

"Hai Bruno."

"Apa aku boleh kenalan dengan temanmu itu," seru Bruno.

"Hai aku Fani."

"Kita pergi yuk dari sini, cari tempat yang lebih asyik," seru Lina.

"Tapi itu bagaimana dengan temanmu satu lagi," tunjuknya kepada Tasya yang saat ini sudah terkapar diatas sofa.

"Sudah biarkan saja, paling nanti dia bakalan ada yang bawa," sahut Fani dengan tawanya.

Mereka berempat pun akhirnya meninggalkan Tasya yang sudah tidak berdaya itu. Sedangkan dari kejauhan, seorang pria yang tampak sudah mabuk berat memperhatikan Tasya.

Memang dari awal Tasya dan temannya masuk, pria itu sudah memperhatikan mereka apalagi kepada Tasya. Dari pertama pria itu memang sudah kepanasan karena dia pun dijebak oleh seseorang supaya meminum minuman yang di campur dengan obat perangsang.

Perlahan, pria itu beranjak dari duduknya dan menghampiri Tasya. Tanpa menunggu lagi, pria itu langsung mengangkat tubuh Tasya karena dia sudah tidak kuat lagi menahan panas didalam tubuhnya yang sedari tadi dia tahan.

Pria itu membawa Tasya ke sebuah hotel mewah, sesampainya di dalam kamar, pria itu langsung merebahkan tubuh Tasya di atas ranjang. Naluri lelakinya semakin memuncak disaat melihat tubuh Tasya yang sangat menggoda, dengan cepat pria itu melucuti semua pakaiannya dan pakaian Tasya.

"Kamu siapa dan mau apa?" tanya Tasya dengan kesadaran yang sudah mulai tidak terkontrol.

Tanpa menunggu lagi, pria itu langsung meraup bibir **** milik Tasya. Tasya tidak punya tenaga untuk melawan.

"Kamu mau apa, lepaskan," seru Tasya.

Pria itu tidak melepaskan Tasya, malahan saat ini tubuh Tasya sudah penuh dengan tanda keunguan. Pria itu semakin bersemangat melihat tubuh indah milik Tasya dengan sekali sentakkan tubuh pria itu sudah menyatu dengan tubuh Tasya.

Tasya hanya bisa meneteskan airmata, dia masih ada sedikit kesadaran tapi Tasya tidak bisa melawan. Tasya hanya bisa pasrah setelah merasakan pria itu lagi dan lagi melakukannya, hingga perlahan kesadaran Tasya pun menghilang.

"Aaaaaahhhhhh...."

Erangan kenikmatan pria itu menggema di seluruh kamar hotel, untuk kesekian kalinya dia merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tubuh pria itu akhirnya terkapar di samping Tasya dan dia pun menyusul Tasya terlelap dalam tidurnya.

***

Keesokkan harinya...

Tasya menggeliat dan merasakan tubuhnya serasa remuk, perlahan Tasya mendudukkan tubuhnya dengan susah payah dan merasakan sakit yang luar biasa dibagian sensitifnya.

Perlahan Tasya membuka matanya dengan tangan masih memegang kepalanya yang terasa masih pusing. Tasya belum menyadari ada sosok pria yang masih tertidur di sampingnya.

"Aw, sakit banget kepalaku," gumam Tasya.

Tasya melihat tubuhnya yang sama sekali tidak memakai pakaian dan menoleh ke arah samping, betapa terkejutnya Tasya mendapati seorang pria tampan dengan tubuh kekarnya yang terexpose.

Tasya terbelalak, seketika airmatanya tumpah. Bayangan demi bayangan kegiatan semalam mulai berseliweran di otaknya, tubuhnya mulai bergetar hebat, dadanya begitu sesak. Tasya menggulung tubuhnya dengan selimut dan dengan cepat menuju kamar mandi.

Tasya tidak memperdulikan rasa sakit yang dia alami, dia mengguyur tubuhnya dibawah sower. Tasya merasa jijik melihat tubuhnya yang sekarang penuh dengan tanda merah keunguan.

"Ayah, Ibu, maafkan Tasya karena tidak bisa menjaga kehormatan Tasya," gumam Tasya dengan tangisan yang sangat memilukan.

Cukup lama Tasya di dalam kamar mandi, hingga dia pun sudah selesai dan memakai pakaian yang semalam. Tasya dengan cepat mengambil tasnya dan sekilas melihat ke arah pria yang saat ini masih terlelap, sakit dan sesak yang saat ini Tasya rasakan.

.

.

.

Jangan lupa

like

gift

vote n

komen

TERIMA KASIH

LOVE YOU

Terpopuler

Comments

Patrick Khan

Patrick Khan

geserrrrrrr😀

2023-12-28

1

Nok Denok

Nok Denok

mampir thor,,
17okt2023,,
ayo reader semua,,kita doain saudara muslim 🇸🇩 ,,moga penderitaan mereka cpt berlalu,,para klrg Sahid di berikan ketabahan,,amiin

2023-10-17

2

Mimi Ilham

Mimi Ilham

mampir juga

2023-06-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!