Anak Genius Namaku Aji
Di salah satu rumah yang tidak terlalu besar.
Lampu-lampu yang sudah dihidupkan masih tidak bisa menerangi seluruh penjuru ruangan rumah dengan sempurna.
"Dasar laki-laki tidak berguna!" Suara seorang perempuan yang sedang memaki begitu jelas terdengar.
"Kapan kamu sembuh? Dasar tua bangka!" Suara memaki masih saja terdengar di barengi dengan suara sesuatu yang pecah.
Prang!!!
Tok... Tok...Tok!
Samar, suara pintu diketuk dari luar oleh seseorang.
"Hah! Siapa juga yang datang malam-malam begini!"
Dengan malas orang yang sedang memaki-maki tadi berjalan ke arah pintu. Sebelum membuka pintu, dia mengintip dari balik tirai. Setelah mengetahui siapa yang datang, segera dengan cepat dia membuka pintu rumah.
Ceklek!
"Heh! Dasar anak tidak tahu diri. Kenapa baru pulang? Lihat, ayahmu yang tidak berguna itu semakin merepotkan saja!"
"Maaf Bu. Aku tadi ada lembur di toko. Jadi agak malam pulangnya." Suara gadis meminta maaf atas keterlambatannya.
"Ya sudah. Buruan urus itu ayahmu. Aku mau pergi sebentar!"
Selang beberapa menit, rumah menjadi sepi tanpa ada suara makian lagi.
"Cilla... Maafkan ayah nak!"
Gadis yang disebut dengan nama Cilla tersenyum kearah suara. Itu suara ayahnya. Wildan Bayu. Seorang mantan kontraktor sukses yang sudah bangkrut karena memiliki istri yang suka berjudi. Dian Anita. Perempuan yang tadi memaki-maki dirinya.
Wildan Bayu yang seorang duda kaya dan memiliki seorang anak gadis tentu menjadi sasaran empuk para perempuan yang bermimpi hidup enak. Dengan segala drama akhirnya Wildan Bayu berhasil menikahi Dian Anita. Seorang penata rambut di sebuah salon kecantikan tempat Bayu biasa memangkas rambutnya.
Dian yang masih muda dan cantik tentu banyak maunya. Apa saja yang dia inginkan harus segera terpenuhi. Lama-lama, Bayu yang seorang kontraktor kaya menjadi miskin dan sakit-sakitan. Hartanya sedikit demi sedikit habis untuk biaya pengobatan dan kemauan istrinya yang masih muda, Dian Anita.
Rumahnya yang besar dan mewah, harus dijual untuk menutupi kebutuhan hidup. Sekarang mereka harus rela menempati rumah kontrakan kecil di pinggir kota yang jauh dari keramaian.
Tentu ini membuat Dian semakin banyak tingkah. Ada saja yang bisa membuatnya marah dan terus memaki-maki. Seperti malam ini, Dian yang sudah ada janji bersama temannya, harus terlambat karena Cilla yang pulang malam.
"Ayah bagaimana keadaannya, sudah agak enakan?" Cilla mengalihkan perhatian ayahnya dengan pertanyaanya.
"Ayah tidak tahu Cilla. Tubuh ayah kenapa semakin hari semakin lemah. Seperti tidak ada tenaga."
Ayah menjawab pertanyaan anaknya, dengan suara yang lemah. Cilla menjadi sedih dan ingin menangis, melihat keadaan ayahnya yang tidak ada perubahan sama sekali.
"Ayah yang sabar ya! Nanti kalau Cilla gajian, kita berobat ke rumah sakit. Biar ayah ditangani dokter spesialis."
Cilla menghibur ayahnya agar tidak merasa bersalah terus menerus, dengan keadaan keluarganya sekarang ini.
"Andai Ayah tidak menikah dengan ibumu, kita masih bisa hidup seperti dulu ya."
Ayah berkata dengan suara bergetar. Matanya juga berkaca-kaca mengingat kembali kehidupan yang dulu sebelum ada Dian Anita. Istrinya yang masih muda dan ternyata seorang penjudi.
Cilla mengeleng lemah. Sesungguhnya, dia juga merasa sedih dan juga bersalah. Ayahnya menikahi Dian, karena permintaan darinya. Dulu, Dian terlihat penyayang dan juga perhatian. Cilla menjadi jatuh hati pada calon ibu tirinya tersebut. Apalagi Dian pandai mengambil hati Cilla, yang memang merindukan sosok seorang ibu. Cilla di tinggal ibunya sedari dia umur tujuh tahun. Sekarang ini, Cilla baru berumur delapan belas tahun.
"Sudah yah... tidak usah menyalahkan diri sendiri. Ini juga salah Cilla yang memaksa ayah dulu."
Cilla memeluk ayahnya, yang semakin terlihat lemah. Ayahnya tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa, sama seperti dulu, sewaktu masih sehat. Itulah sebabnya, ibu tirinya sering marah-marah. Apa lagi sejak tabungan yang ada, habis terpakai untuk kebutuhan sehari-hari dan juga berobat ayahnya. Cilla juga harus putus sekolah demi menghemat pengeluaran dan biaya. Dan kini Cilla harus bekerja di sebuah toko baju, demi bisa memenuhi kebutuhan keluarga mereka.
"Andai ayah sehat. Kamu tidak perlu bekerja dan bisa melanjutkan sekolah kamu Cilla. Uhuk... uhuk..." Ayah terbatuk-batuk sambil memegang dadanya yang terasa nyeri.
"Sudah yah. Sudah. Jangan menyalahkan diri ayah terus. Semua sudah terjadi. Apapun itu, kita harus kuat untuk melewati semua ini. Semoga ibu juga akan segera sadar."
Cilla memeluk ayahnya dengan air mata yang dia tahan. Dia tidak mau terlihat lemah dan cengeng di depan ayahnya.
*****
Malam yang larut semakin tampak sepi di perkampungan padat penduduk ini. Perkampungan yang ada di daerah pinggiran kota ini memang banyak sekali jenisnya. Ada berbagai macam profesi.
Dor... Dor... Dor!
Dor... Dor... Dor!
Pintu rumah yang sudah tua itu di gedor-gedor dengan keras dari luar. Cilla yang baru saja mau tertidur harus segera bangun dan membuka pintu jika tidak ingin pintunya roboh.
"Iya Bu. Sebentar!" Cilla melangkah dengan cepat agar segera sampai ke pintu.
Dor... Dor... Dor!
"Cepat buka atau pintu akan rusak ini!"
Ibu Cilla berteriak dari luar. Dia tidak mendengar jika Cilla sudah bangun.
"Heh. Budek ya!" Teriak ibu tiri Cilla memaki.
Cilla yang membuka pintu terlihat pucat pasi karena kemarahan ibu tirinya. Cilla segera berlari ke arah dapur untuk mengambil air minum.
"Minum dulu Bu!" Cilla menyodorkan satu gelas air putih untuk ibunya.
Prang... Plak!
Gelas pecah berserakan karena di buang ibunya. Bahkan satu tamparan mendarat sempurna di pipi Cilla sebelah kiri.
"Dasar anak tidak berguna! Sama saja kayak ayahnya yang seperti mayat!"
Dian Anita adalah wanita muda yang terbiasa hidup enak tanpa banyak bekerja. Dulu dia bekerja di salon kecantikan juga banyak yang memberi tips. Tidak lama, dia dilamar oleh Wildan Bayu. Meskipun Wildan Bayu seorang duda beranak satu, tapi dia masih terlihat muda, dan yang terpenting adalah kaya.
Wildan Bayu yang seorang duda, adalah seorang pengusaha kontraktor yang sukses. Istrinya meninggal saat anaknya berumur tujuh tahun, dan tidak mau menikah jika anaknya itu tidak menyukai calon ibunya, alias calon istri Wildan Bayu.
Secara kebetulan, Dian Anita pandai berakting. Dia bisa dengan mudah memikat hati Cilla Andini, anak Wildan Bayu, yang baru berumur kurang dari sepuluh tahun. Dengan segala drama seperti sinetron-sinetron di televisi, akhirnya Dian berhasil juga menikah dengan Wildan Bayu. Mimpinya terwujud, menjadi nyonya muda yang kaya raya tanpa harus pusing bekerja keras.
Tahun-tahun awal pernikahan, semua baik-baik saja. Kasih sayang yang Dian berikan masih begitu tampak dengan jelas. Wildan dan Cilla tentu sangat senang dan bersyukur mendapatkan ibu pengganti yang baik dan tidak seperti kebanyakan cerita-cerita yang biasanya ada di novel ataupun layar kaca televisi.
Tapi, satu yang tidak mereka berdua sadari secara langsung adalah, kebiasaan Dian yang seorang penjudi dan tentunya kebiasaan judi dibarengi dengan minum-minuman keras yang beralkohol.
Dian juga menolak saat di minta hamil oleh suaminya, Wildan. Dia beralasan jika mempunyai anak nantinya akan membuat Cilla cemburu karena kasih sayangnya yang terbagi dengan adiknya.
Wildan hanya bisa mengiyakan saja alasan istrinya itu tanpa mencari kebenarannya terlebih dahulu. Dia memang tidak mau jika Cilla terabaikan padahal bukan itu yang sebenarnya menjadi alasan Dian Anita, istrinya.
"Cilla... Cilla..."
Suara pelan itu kembali terdengar. Cilla dengan segera datang ke kamar ayahnya.
"Iya yah. Ayah perlu apa?" tanya Cilla pelan. Dia tidak mau jika suaranya mengganggu ibu tirinya yang baru saja datang dan mabuk. Mungkin sekarang baru saja tertidur.
"Ibumu baru pulang? Mabuk lagi?" tanya ayah Cilla.
Cilla mengangguk pelan. Dia tidak mau bersuara agar ayahnya juga mengerti maksud diamnya.
"Kenapa kita jadi seperti ini Cilla. Ayah tidak tahu apa salah ayah dahulu, sehingga kita ada dalam garis takdir yang sekarang ini."
Wildan Bayu seakan protes pada jalan takdir yang dia lalui saat ini. Air matanya jatuh menetes seperti biasanya jika dia dalam keadaan seperti sekarang ini. Merasa tidak berguna dan tidak berdaya.
Cilla memeluk ayahnya dengan berlinang air mata juga. Dia bukan menangis karena kata-kata ayahnya, tapi dia menangisi kelemahan dan juga ketidakberdayaannya dirinya menjaga serta mengurus ayahnya, karena terpaksa harus bekerja jika masih ingin bisa bertahan hidup..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 292 Episodes
Comments
Capricorn 🦄
p
2024-06-29
0
Inru
Aku lagi belajar penulisannya, thor.
2022-09-01
1
Inru
Ayahmu itu kecil ya berarti penulisan awal hurufnya?
2022-09-01
1