***
Zafir pulang ke rumah dengan fikiran kosong ia tak bisa lagi ber fikir, hanya penyesalan yg mendalam yg ada di benak nya. ingin tau kenapa Istri nya tak lagi memperhatikan nya.
"Sakit sekali rasa nya, bila tak dapat perhatian lagi dari istri, dan tudak ada rasa cemburu dari dia, di saat dia cemburu aku sangat bahagia, itu artinya Nafilah sangat mencitaiku, ia tak ingin berbagi kasih dengan orang lain, tapi sudah hampir satu bulan Nafilah tidak pernah menghiraukan aku lagi.
Mungkin saja bila aku nanti memberi perhatian lebih, dia akan membuka hati nya lagi!" gumam Zafir dalam hati nya sembari memandangi makanan yg sudah tersedia di meja makan.
"Naf, kapan kamu periksa kandungan nya? gumam Zafir menyapa memulai pembicaraan dengan Istrinya.
"Hari ini" jawab Nafilah sambil makan sepotong roti yg ada di tangan nya.
"Nanti mas anter ya!"
Nafilah hanya memandang Zafir, karena memang seharus nya suami yg menemanin istri nya.
Nafilah juga enggak tega mendiami Zafir terus.
"Jam berapa nanti Naf?" tanya Zafir lagi.
"Bentar lagi, setelah makan makan " sikap Nafilah masih dingin.
"Kalau gitu aku siap siap dulu ya!
"Nanti sekalian kita ke pasar ya habis dari dokter"
…
Mereka pun sampai di klinik di mana Nafilah sering memerikasakan kandungan nya.
"Nafilah masuk dulu mas, kamu tunggu sini saja"
"Iya , sini mas pegang tas nya!" Zafir sangat senang karena istrinya mau berbicara dengan nya meskipun tidak banyak.
Dokter pun mulai memeriksa kandungan Nafilah.
sementara Zafir masih menunggu di ruang tunggu.
Kebetulan Zafir bertemu dengan seseorang yg juga mau periksa kandunga. dia pas duduk di sebelah Zafir, Zafir melihat orang itu seperti kesakitan.
"Maaf bak, mau periksa apa mau lahiran ?" tanya zafir memberanikan diri bertanya, karena tidak tega melihat orang yg di sebelah nya.
"Mau pariksa, mas sendiri?"
"Oh saya nunggu istri saya bak, lagi periksa kandungan juga di dalam"
"Tapi kok sepertinya mba' ini ke sakitan, kirain mau lahiran bak" ucap Zafir.
"Iya ni mas, mungkin aku ke cape'ean maka nya perut aku sakit, "
"Suami mba' enggak ikut? Zafir semakin tidak tega melihat nya menahan rasa sakit.
"suami ku kerja mas, jadi enggak bisa nganterin"
"Oh itu ya istri mas sudah selesai" sambung nya lagi karena melihat Nafilah baru keluar dari ruang pemeriksaan kandungan.
"Oh iya, ini istri saya ba'!" ujar Zafir sambil memegang pundak Nafilah.
"Sudah selesai sayang ?" tanya Zafir.
Nafilah mengangguk kan kepala nya.
"Mbak sudah selesai periksa nya mbak,? tanya otang tadi"
"Iya ba' alhamdulillah, mbak mau lahiran ka ba'? seru Nafilah karwna melihat orang tersebut ke sakitan.
"Enggak, aku juga mau periksa, kamu beruntung ba' punya suami yg setia, masih meluangkan waktu nya nemanin mba'"
Nafilah hanya tersenyum mendengar perkataan ornag ini,
"Dia enggak tau saja mas Zafir gimana, mungkin nasib mba' ini lebih baik dari aku" gumam Nafilah dalam hatinya.
"memang nya suami mba' kemana?" tanya Nafilah sambil melirik Zafir.
"Dia sibuk mbak, kerjaan sumiku kan enggak tetap, jadi kalau sekarang enggak kerja kami makan apa nanti" kata mba' ini.
"Yang sabar ya ba'! kami pulang duluan" gumam Nafilah.
…
" Naf, kasian banget ya mba' yg tadi itu, sperti ke sakitan gitu" gumam Zafir
"Baru tau mas, semua orang hamil itu memang ke banyakan gitu, cuma masih menahan rasa sakit demi keluarga nya" kata kata Nafilah membuat Zafir menyadari akan kesalahan nya. Nafilah juva sengaja menyinggung Zafir. Zafir hanya diam.
"Ya ampun beberapa minggu belakangan aku hanya sibuk dengan ke senangan ku sendiri. pantas saja Nafilah sering marah marah terus kalau aku cuma nongkrong sama teman teman aku. apa lagi dia masih jaga toko, sampai malam lagi, mungkin dia sampai ke capean sperti mab' mba' yg tadi tapi Nafilah tidak pernah mengeluh, padahal dia butuh perhatian aku di saat lagi hamil gini" gumam Zafir dalam hati nya.
"Naf, jadi kah kita mampir ke pasar?" tanya Zafir.
"terserah mas saja" sikap nya masih dingin saja.
"Mumpung sekalian lewat, kita belanja dulu ya, belanja keperluan dapur "
Lagi lagi Nafilah hanya menganggukkan kepalanya.
"Kamu tunggu saja sini, biar mas yg belanja, kamu mau di beliin apa? tanya Zafir sembari memakirkan motor nya.
"Enggak usah,"
"Ya sudah ,tunggu ya "
"Aku ikut!" seru Nafilah,
Zafir tersenyum sembari menggandeng tangan istrinya , seakan tidak pernah ada permasalahan.
"Semoga ini awal yg baik tuhan" gumam Zafir dalam hatinya.
…***
Sesampai nya di rumah Nafilah melihat Tiya dengan putri nya Keyra sedang duduk di depan rumah mereka.
" Tiya dari tadi di sini?" sapa Nafilah sambil turun dari motor nya.
"Enggak , cuma membawa Keyra ni Naf, nangis terus dari tadi di rumah."
"Kenapa Tiya, laper kali dia" ujar Nafilah.
"Enggak Naf, tau tumben hari ini rewel banget, kamu dari pasar Naf? tanya Tiya, karwna melihat di motor nya banyak bawaan.
" Iya , tadi periksa kandungan, sekalian belanja mumpung keluar" seru Nafilah.
"Apa kata dokter nya Naf,?
"Enggak apa ya biasa lah dokter, tapi kata nya si insya allah akhir bulan depan ni lahir,"
"Semoga saja gampang ya Naf!, bentar lagi kamu akan jadi ibu, dan Keyra akan ada temana bermain" seru Tiya ia ikut bahagia.
"Amin, " seru Nafilah dengan senyum di wajah nya, ia juga tidak sabar menunggu ke laharin anak nya.
▪︎▪︎▪︎
Tbc...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Mardiah
lanjut
2021-09-12
0