Part 18

Langkah mereka pun terhenti saat melihat Fika turun dari motor, Nafilah berusaha tenang meskipun hati nya begitu terguncang saat berpapasan dengan Fika. Ia tersenyum melihat Fika menghampiri nya, justru malah Tiya yg emosi nya tidak terkendalikan.

"Huh mau apa dia mendekat ke arah kita Naf? bisikan Tiya sambil melototi Fika yg mulai mendekati arah nya.

"Entah lah, ada perlu kali!" gumam Nafilah dengan santai.

"Rasanya aku ingin menampar nya pakek sandal ne" seru Tiya sangat terlihat kesal.

"Hai, dari mana kalian ? sapa Fika dengan centil menyapa Tiya dan Nafilah.

"Kena....,

"Ini membawa Keyra jalan jalan" sambung Nafilah memotong suara Tiya.

"Oh , lucu ya Keyra., kalian cuma bertiga sama Keyra? seru Fika se , telihat ingin membuat Nafilah mulai cemburu akan ke dekata nya dengan Zafir.

"Ya iya lah, kan membawa Keyra , bukan mebawa laki orang" sahut Tiya , mulai menyentil perasaan Fika.

"Tiya , apaan sih kamu , diam ah!" gumam Nafilah denga sura kecil agar tak terdengar Fika.

"Iya sih, jalan ke mana aja kalian?" ujar Fika lagi, karena memang mereka sudah cukup lama kenal meskipun tidak terlalu dekat.

"Di sini sini aja" jawab Nafilah ia juga tak ingin banyak bicara dengan nya.

"Kenapa memang nya?" tanya Tiya masih ketus.

"Ya enggak , tau gitu aku bergabung dengan kalian tadi, sepi sendiria!" gumam Fika, sambil melirik Nafilah, ia berfikir sudah berhasil merebut hati Suami nya itu.

"Apa....? seru Tiya mengejutkan.

"Tiya" gumam Nafilah lagi.

"Kok kaget gitu si Tiy.?" seru Fika yg melihat ekspresi wajah Tiya agak kesal.

"Ya enggak, soal nya...."

"Ya sudah Fik, kami pulang dulu ya. kasian Keyra sudah kecape' an" gumam Nafilah dengan suara lembut, dia tetap ramah meskipun hati nya sudah tersakiti oleh Fika.

mereka pun meninggal kan Fika, mereka twrus melangkah kan kaki nya , tanpa menoleh ke belakang.

"Kenapa si Nafilah itu, seperti biasa saja, apa dia enggak sakit hati suminya selingkuh, aku berharap kalian tu pisah? lagian ngapain coba Zafir mempertahan kan dia, lebih modis aku kemana mana kali" gumam Fika dalam hatinya sembari menaiki motor yg di kendarai nya.

…

"Naf, kenapa sih kamu masih baik saja sama dia tadi?" tanya Tiya, karena keheranan melihat Nafilah, yg masih rama jelas kelas dia bertemu dengan pelakor nya.

"Memang nya aku harus apa Tiy?"

"Marahin dia, atau tampar pipi nya tu biar tau rasa, itu pun belum sebanding Naf!"

"Kenapa gitu, dia juga tidak sepenuh nya salah kan!" gumam Nafilah sambil tersenyum paksa, meskipun di hatinya merasak sakit yg tak bisa di rasakan orang lain.

"Ya ampun, jadi perempuan Teguh banget hati mu Naf" seru Tiya.

"Emang nya aku harus apa Tiy, kamu kira hati aku enggak sakit apa! sakit banget Tiya, kamu saja yg melihat sudah kesal begitu, apa lagi aku yg ngerasain!" gumam Nafilah

"Iya , makanya kamu sabar banget, masih ramah lagi nyapa dia tadi!" Tiya terus mengoceh sepanjang jalan, tapi Nafilah hanya tatap tersenyum.

"Ini juga salah nya Mas Zafir, jadi aku tidak bisa menyepihak Tiy, segenit apa pun Fika, seperti apa pun sifat nya, jika mas Zafir tidak meladeni nya, perselingkuhan ini tidak akan pernah terjadi.

Jika ada perselingkuhan itu kerena mereka sama."

"Ya tuhan Naf, terbuat dari apa hati mu ini?

"Kalau aku jadi kamu aku akan menjambak rambut nya sampai botak,"

"Lucu banget kamu Tiya!" ujar Nafilah sambil tertawa melihat Teman nya yg sangat emoaional.

"Eh malah ketawa kamu Naf, serius aku ni" seru Tiya.

"Ya terus aku harus apa ? kata cerai juga tidak sah dari mulut wanita kan!" gumam Nafilah,

"Iya juga si Naf, tapi kamu emang berbeda Naf, pasti Si Fika tadi kesal dengan sikap kamu tadi, dia fikir dia akan bisa membuat kamu cemburu!"

"Siapa yg tidak cemburu Tiy, mungkin ini bukan waktu yg tepat untuk aku , atau mungkin tuhan masih merencanakan hal yg lain untuk aku.

perempuan mana yg tahan di khianati, aku cuma bertahan demi ora g tuaku, agar dia tidak memikirka aku, karena masih ada adik adik ku yg harus mereka urus" gumam Nafilah dalam hati nya .

"Naf, kenapa jalan nya bengung?" tanya Tiya, karena melihat teman nya itu pandangan nya aeperti kosong.

"Naf," teriakan Tiya lagi.

"Eh kenapa Tiy?

"Mikirin apa kamu, dari tadi aku perhatikan bengung saja!" seru Tiya.

"Enggak apa apa, ayo jalan, bentar lagi kita sampai" gumam Tiya mempercepat langkah nya.

…

"Akhir nya sampai juga" gumam Tiya,

"Enggak masuk dulu Tiy" seru Nafilah.

"Enggak ah Naf, kasian Keyra sudah ngantuk, aku pulang dulu ya!" gumam Tiya,

Nafilah pun masuk kedalam rumah nya, tanpa menyapa Zafir, ia terlihat lebih kesal setelah bertemu dengan Fika tadi.

Zafir ingin menyapa Nafilah tapi Nafilah keburu masuk ke kamar nya, sambil menjaga toko nya ia menunggu Nafilah keluar dari kamar.

Beberapa jam kemudian Zafir melihat Nafilag duduk di ruang TV. Zafir datang mengahmpiri nya.

"Naf, apa kamu tidak lapar? Zafir memulai percakapan dengan nya.

"Masih kenyang" jawab Nafilah sambil menyalakan TV.

"Ini kan sudah siang, kamu cuma makan tadi pagi, nanti kamu sakit!" gumam Zafir.

"Kalau masih kenyang , kamu makan buah saja ya, mas sudah potongkan tadi!" sambung Zafir lagi.

"Biar aku ambil sendiri nanti" ujar Nafilah pandangan nya masih fokus sama Layar TV.

"Biar Mas ambilakn, tunggu sini!" Zafir pun mengambil buah yg sudah ia sediakan, Nafilah todak menolak nya karena kebutuhan saat ia lagi hamil. Zafir memang sangat memanjakan Nafilah, meskipun ia suka berselingkun , tapi ia tidak pernah mengurangi tanggung jawab nya sebagai suami, karena ia sangat menyayangi istri nya.

"Naf, ini buah nya, mas taruh di meja ya!"

"Nafilah hanya menganggukkan kepala nya.

Tiba tiba ada suara yg memanggil salam dari luar rumah.

Nafilah pun berdiri ingin membukakan pintu

"Biar mas yg buka, kamu makan saja buah nya, kasian anak kita paling orang me membeli sesuatu!" ujar Zafir .

Saat Zafir, keluar, ia sangat terkejut melihat orang yg mengucapka salam ternyata adalah Fika

▪︎▪︎▪︎

Tbc...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***