"Keyra, senang ya main sama tante?" tiba tiba suara Zafir terdengar dekat di telinga Nafilah, Nafilah hanya melirik nya saja. kekesalan pada suaminya masih terpampang jelas di wajah nya.
Kemudian Nafilah menggendong Keyra dan membawa nya pergi. Zafir hanya terdiam melihat tingkah laku Istri nya.
"Ya ampun Naf segitu marah nya kamu sama aku? padahal aku enggak pernah lakukan hal melewati batasan, menurut ku itu wajar kali Naf, aku kan laki laki" gumam Zafir dalam hati nya sambil memandangi Nafilah dari belakang
"Sampai kapan kamu akan marahan gini?"
"Fir Mana Keyra? tanya Tiya yg baru datang dari rumah nya, dan kebetulan rumah mereka berdekatan.
"Itu , di dalam lagi main"
"Tiya, tapi makasih ya, Istriku mulai tersenyum lagi sama Keyra" sambung Zafir sambil tersenyum melihat Istri nya dari luar pintu.
"Iya, dia akan lebih tersenyum jika kamu tidak menyakiti nya!" seru Tiya dengan pandangan melotot , dia yg lebih mengerti perasaan sesama wanita.
"Iya iya, jangan melotot gitu ah Tiya!"
"Tap iya sih, saat Nafilah tidak memperhatikan ku lagi sakii..** rasa nya hatiku, rasa sedih juga" gumam Zafir lebih ke arah curhat sama Tiya.
"Terus dia enggak sakit gitu hati nya?" dia lebih sakit Fir, untung saja dia masih memikirkan orang tua nya, kalau enggak bakal nyesel kamu se umur hidup"
"Apa lagi sama si Fika, apa istimewa nya coba dia ketimbang bini lho itu?" panjang lebar Tiya mengkritik Zafir, karena mereka sudah seperti kakak adik.
"Ya enggak gitu Tiy, aku kan cuma main main saja, aku cuma ngetes si Fika, eh malah dia mau beneran, ya sudah buat senang senang saja." gumam Zafir.
"Terus ngapain kamu nikah kalau tidak bisa berkometment?
"Ya kan enggak ngapa ngapain Tiy, aku masih ingat Tuhan lah"
"Iya tapi enggak ingat ada Istri. selama ini dia kerepotan di rumah ngurus toko nya, malah kamu asik jalan sama si Fika"
"eh Fir , apa lagi sama kamu, Si Fika tu sama kakek kakek pun jadi" sambung Tiya lagi.
"Ya kan enggak ngelakuin **** Tiy,"
" Iya tapi pegang pegangan tangan kan, pasti lebih dari itu kan, parah kamu Fir meskipun enggak **** hati Istri mu itu hancur Fir"
"Ya nama nya juga pria dan wanita masak cuma diam saja Tiy?" gumam Zafir sambil tersenyum melihat Tiya yg terlihat emosi akan diri nya.
"Ah kamu aja Fir, kalau mau senang senang paling tidak cari yg jauh sana, yg lebih dari Istri mu, ini si Fika lagi, jadi pria jangan seperti Ayam "
"Emang nya kalau Ayam kenapa Tiy," ujar Zafir sambil tertawa lagi, Tiya pun juga tertwa
"Tapi coba lihat.! hari hari saja kamu bawa Keyra Tiy!" sambung Zafir lagi,
"Iya , enak di kamu ya Fir ?"
"Nyaman kamu bisa jalan lagi sama si Fika tuh" seru Tiya,
"Ya enggak Tiy, aku insaf dah sekarng," ujar Zafir Istri ku lagi hamil" sambung nya lagi sembari cengengesan dengan gaya yg mempesona. Zafir juga terbilang perfect ,tinggi kulit kuning langsat denga sedikit brewok yg menghiasi pipi nya.
"Ah kamu Fir, perasaan ku bilang kalau kamu enggak bakal berubah secepat itu, !" seru Tiya mengejek Zafir.
"Tapi ya semoga saja sih Fir, kasian temanku " sambung Tiya lagi.
"Ya kamu kan tau Tiy, aku sayang banget sama Istriku itu," gumam Zafir lagi.
"Sayang di khinati" ucap Tiya. ketus
Zafir hanya tersenyum melihat Tiya, dia juga berfikir sangat beruntung mempunyai teman seperti Ikrom dan Tiya,
"Napa senyam senyum?" ujar Tiya .
"Sudah sana , tu kasian Istriku dari tadi jaga anak mu,!" gumam Zafir
"Keyra ," panggil Tiya dari luar pintu.
"Eh mama dateng, yuk keluar !" gumam Nafilah sembari menggendong Keyra.
"Rewel enggak Naf dari tadi?" tanya Tiya.
"Udah masak nya Tiy?"
"Sudah Naf, kamu udah masak kah Naf?"
"Sudah Tiy, masakan yg pagi masih banyak, sayang nanati tinggal manasin saja" ujar Nafilah
"Sudah Tiy, aku kan suami yang baik , rajin lagi, suami penyayang istri," tiba tiba Zafir menyambung percakapan Nafilah dan Tiya.
"Baik dari hongkong, masak cuma sekali saja paling" seru Tiya.
"Enggak percaya, coba tanya sama Nafilah, iya kan sayang?" Nafilah hanya melirik Zafir dengan dengam senyuman sadia.
"Naf , kita jalan yuk, bosan di rumah terus!" Ajak Tiya, agar teman nya itu bisa terhibur.
"Jalan kemana Tiy, aku lagi males,?" gumam Nafilah.
" Ya jalan saja kemana gitu kita Cari angin.,"
"ada ada saja Tiy, kemana mencari angin di siang gini?"
"Ya jalan aja, kita lihat lihat di sebelah tu ramai!"
"Hitung hitung olah raga " sambung Lagi.
"Atau kita ke pantai yuk, hari nya juga engak begitu panas ne!"seru Tiya, karena memang tempat tinggal mereka tidak jauh dari laut,
pemandangan nya juga indah.
"Baik lah, tunggu aku ambil duit dulu di kamar" ujar Nafilah.
"Ini Naf duit, tapi jangan terlalu jauh ya jalan nya!" pinta Zafir sembari membrikan istrinya uang.
"Iya," jawab lah Nafilah.
"Sok perhatian lho Fir, buat aku mana?" sambung Tiya sembari menadah kan tangan nya.
"Habis buat kamu Tiy " seru Zafir sambil tertawa, Nafilah pun ikut tertawa melihat suaminya bercanda terus dengan temannya itu.
mereka pun berjalan sambil mendorong Kereta Keyra, Nafilah dan Tiya pun bercerita panjang lebar.
Tiya sengaja mengajak jalan Nafilah meskipun cuma sekedar menyusuri jalan di dekat rumah mereka. mereka pun terlihat bahagia, Nafilah pun terhibur dan bersyukur bisa menemukan teman seperti Tiya, mengerti satu sama lain.
mereka sudah cukup lama bersantai di bawah Naungan pohon yg rindang, tanpa tersa hari sudah semakin siang, Nafilah pun mengajak Tiya pulang, karena ia juga melihat Keyra sudah mengantuk.
Tiya pun menyetujui, ia sudah cukup menghibur Nafilah hari ini.
Saat mereka jalan pulang , tiba tiba ada suara montor yg terhenti di depan mereka, Nafilah dan Tiya terkejut, ternyata Fika yg turun mengendarai motor itu.
□ □ □
Tbc...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments