Nafilah termenung seorang diri sambil memandangi pohon pohon kecil yg tertiup angin dari balik jendela, ia berfikir bagai mana melanjutkan hubungan nya dengan suaminya.
Karena di hatinya sudah tidak punya ke percayaan lagi.
"Semoga saja ini adalah ke putusan yg terbaik, suatu saat mau tidak mau aku harus menceritakan pada ibu dan bapak, tapi aku harus mencari waktu yg tepat. tidak mungkin selamanya dalam hidup ku, aku menjalani hubungan seperti ini.
Ya allah semoga ini jalan yg benar yg aku ambil"
Nafilah pun beranjak keluar dari kemar menemui ibu nya.
"Bu, lagi apa?" tanya Nafilah melihat ibu nya sibuk di teras rumah nya.
"Ini lagi membereskan mainan adik mu,berserakan di mana mana" ujar sang ibu sambil memungut satu persatu mainan Iki.
"Ke biasaan Iki, bila main enggak langsung di bereskan." sahut Nafilah sembari membantu ibunya membereskan mainan adik nya,
"Oh iya bu, Filah pulang sore ini"
"Kata nya mau nginep beberapa hari, enggak jadi? tanya ibu Syika sembari memandangi putrinya, karena ibu nya merasa ada yg tidak wajar dalam sikap putri nya itu.
"Anu bu, Zafir ke pikiran kalau rumah di tinggal ke lamaan, soal nya banyak barang barang kata nya"
"Oh gitu, suami mu benar juga, tapi kalau ada masalah harus di selesaikan dengan baik ya!"
"Iya bu"
"Ya sudah, kamu beresin barang kamu dulu, nanti nunggu bapak nya pulang dulu"
Nafilah hanya menganggukkan kepalanya.
Ia tidak sanggup menceritakan perihal rumah tangga nya, padahal ia sangat butuh teman curhat.
Tapi Nafilah tidak ingin menceritakan kepada orang lain, karena bagi nya tidak se pantas nya masalah keluarga sampek terdengar oleh orang
lain.
"Kakak," suara teriakan Risa dari luar rumah.
"Kenapa teriak teriak Ris? kakak belum tuli kali"
ujar Nafilah sambil tersenyum melihat sifat manja adik nya.
"Kata ibu kakak mau pulang, kenapa enggak tinggal di sini aja kak?"
"Ya enggak bisa dong Ris, kakak kan sudah ada rumah di sana siapa dong jaga?
"Kakak sih dulu pindah di ke sana, sekarang Risa yg di suruh suruh terus sama ibu!"
"Haaah sungguh? kasian sekali adik kakak yg satu ini" gumam Nafilah sambil memeluk adik nya,
"Lagian kamu kan udah besar, jangan merepotkan ibu sama bapak terus lah, Risa memang harus bantu Ibu!"
"Jaga adik mu, Risa harus bisa kerjakan ke butuhan Risa sendiri!" panjang lebar Nafilah menasehati adik nya,
"Risa menganggukkan kepala nya, sambil memainkan boneka yg ada di tangan nya.
...
" Nak Zafir"
"Iya bu kenapa?"
" Ibu bisa tanya sesuatu Nak?" kata ibu Syika mencari posisi duduk yg nyaman de sebelah Zafir.
"Maaf Nak sebelum nya, boleh ibu tanya sesuatu?"
"Iya kenapa bu..?"
"Apa Nak Zafir dan Filah lagi ada masalah?" tanya ibu mertua nya.
Sontak Zafir terkejut dengan pertanyaan mertuanya itu.ia ke seperti tak tau harus menjawab apa, itu membuat ibu mertua nya semakin yakin jika merekan lagi bermasalah.
" Ti ti tidak ada bu" jawab Zafir ter cekat, karan bingung dan kaget. tidak tau harus menjawab apa?
Ia tambah merasa bersalah kepada istrinya.
"Oh , ya sudah enggak apa apa" ujar ibu nya sambil tersenyum , ibunya pun berdiri dari tempat duduk nya, dan meninggal kan Zafir,
Ibu juga tidak banyak bertanya.
Ia ber maksud ikut campur dalam rumah tangga putri nya, hanya saja ke khawatiran seorang ibu.
"Untung saja ibu tidak banyak berta nya, tapi maafkan aku bu, aku janji aku tidak akan menyakiti putrimu lagi." Gumam Zafir dalam hati nya, menghelai Nafas panjang sembari memegang dada nya,
***
Di sore hari...,
" Pak, Bu' Filah pulang dulu ya..,"
" Iya hati hati di jalan Nak!" nasehat pak Heru.
"Iya pak , Kami berangkat ya.!"
"Iya" sahut pak Heru memandangi anak dan menantu nya yg sudah berjalan dengan sepeda motor nya, bapak nya terus memandangi sampai motor Zafir tak terlihat lagi.
"Kasian anak kita ya bu' dia lagi hamil besar seharus nya dia tinggal bersama kita, di saat seperti ini dia itu membutuh kan kita bu" ujar pak Pak Heru terlihat sedih.
"Iya pak kasian, spertinya anak kita itu lagi ada masalah"
"Masalah apa bu?" tanya Pak Heru sedikit terkejut.
"Ya ibu enggak tau pak, dari semenjak mereka datang sikap nya sudah sedikit berbeda dari biasa nya."
"Apa ibu enggak coba tanya?" ujar Pak Heru rasa ingin tau nya semakin dalam, karena khawatir dengan ke adaan putrinya yg sedang hamil.
"Sudah pak, bapak kan tau sendiri seperti apa Nafilah, dia tidak pernah mau menceritakan apa pun"
Ibu juga coba tanya sama Zafir, tapi Zafir nya juga bilang tidak pak"
" Ya sudah, berarti mereka bisa ngatasi masalah nya sendiri, ini kan rumah tangga mereka bu"
" Iya pak tapi kan....."
" Sudah lah bu, itu artinya mereka bisa menyelesai kan masalah mereka sendiri, kita sebagai orang tua doa kan saja!"
Ibu Syika hanya menghelai nafas panjang, tanpa bisa apa apa, dan berharap putri nya baik baik saja.
**
Zafir dan Nafilah pun tiba di rumah nya, Nafilah tetap dia tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
Ia langsung masuk menuju kamar.
Zafir membiarkan nya karena ia tau kalau istri nya masib masih marah,
"Fir baru balik kamu?" sapa Ikrom yg kebetulan melintas di depan rumah nya.
"Iya neh, baru aja nyampek" ujar Zafir sembari menyusun isi toko nya.
"Dimana istri mu?
"Ada di kamar lagi istrahat"
"Eh Fir, ada masalah apa lho sama istrinya, sampek pulang ke rumah orang tua nya gitu?"
"Palang Ik, Nafilah dengar kemaren pembicaraan kami" gumam Zafir dengan sedikit berbisik.
"Dengar apa bro? ssmpek kabur begitu?" tanya Ikrom.
"Itu masalah Fika, Aku kira dia tidur ,"
"Wah parah lho, terus dia ngomong apa?"
"Dia tidak banyak ngomong, tau sendiri kamu gimana prinsip Nafilah Ik" seru Zafir
"Dia sempat minta pisah lagi" sambung Zafir sambil mengambil kursi duduk di sebelah Ikrom.
"Apa..? serius kamu Fir? suara Ikrom mengagetkan Zafir, karena Ikrom juga terkejut mendengar perkataan Zafir.
"Jangan panik gitu,! Aku lebih panik saat Nafilah ngomong gitu sama Aku" gumam Zafir.
"Terus apa kata mertua mu soal ini?" tanya Ikrom, percakapan mereka semakin panjang lebar saja.
"Mereka tidak tau Ik" gumam Zafir
"Kok bisa, apa Nafilah tidak menceritakan kenapa dia minggat kemaren?" tanya Ikrom lagi sambil mebalikkan badan nya, menghadap Zafir.
"Itu dia, Nafilah tidak pernah menceritakan masalah apa pun sama orang tua nya, dia tidak ingin orang tuanya itu kepikiran soal kami.
Dia di sana itu pura pura bahagia seakan tidak ada masalh apa pun. maka nya dia mau balik lagi ke sini karena ibu mertuaku mulai curiga.
Sungguh Ik aku nyesel banget nyakitin persaan nya"
Zafir mulai tersentuh dengan sikap Nafilah yang sabar dan menahan rasa amarah nya.
"Kamu si Fir, kurang apa coba istrimu itu? dia sudah sempurna bro, istri seperti Nafilah itu akan menyenangkan mu selama nya.
Sedangkan kamu sama Fika itu cuma senang sesaat dan akan menghancurkan rumah tangga mu bro!" gumam Ikrom setengah menasehati Zafir ,
"Iya Ik kamu benar, sebenar nya aku tidak tega sama Nafilah,"
"Makanya lain kali enggak usah main main di luar meskipun tidak serius, atau pun cuma sekedar iseng .di rumah istri kita sibuk ngurus ke butuhan kita" apa lagi istrimu sedang hamil besar bentar lagi lahiran kan,?"
Zafir menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, tanpa teras Zafir pun meneteskan air mata , mereka saling pandang satu sama lain selayak nya sehabat sejati yg menjaga satu sama lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments