Part 13

Zafir mengelak, ia tidak mengakui nya.

Zafir bilang, kalau istri nya cuma mengada ngada, itu membuat Nafilah semakin geram dengan sikap suaminya.

Zafir terus berusaha kalau masalah perselingkuhan nya tidak lah benar.

Zafir berupaya meyakin kan Nafilah, namun Nafilah sudah terlanjur kecewa karena ini bukan pertama kali nya.

"Naf, kamu itu tau dari mana hal seperti itu?

Itu tidak lah benar, kamu itu seharus nya tidak berfikir macam macam, kamu lagi hamil" tegas Zafir ,

"Sadar enggak mas, apa yg kamu katakan itu? kamu yg membuat aku setres" ucap Nafilah dengan pelan iya mengatakan pada suami nya, takut orang tua nya mendengar nya.

"Naf, percaya sama aku, aku sangat menyayangimu Naf"

"Aku tau kalau kamu menyayangi ku, tapi aku juga tau mas kalau kamu menghianati aku, karena itu mas setelah aku lahir, kita pisah!"

Zafir sangat lebih terkejut lagi dengan ucapan istrinya, Zafirbtidak mengira istrinya bisa sejauh itu untuk berfikir.

"Naf, kamu itu salah faham!" gumam Zafir membujuk Nafilah.

"Aku rasa aku tidak salah faham, Aku dengar sendiri mas pengakuan kamu sama teman teman kamu"

"Aku dengar semua yg kamu omongin malam tadi"

"Dengar apa sih, mungkin kamu salah dengar, itu mereka tadi malam cuma bercanda"tegas Zafir , ia sangat terkejut , ter nyata Nafilah mendengar semua percakapan nya.

Zafir jadi bingung, jika di jelaskan akan semakin menyakit kan hati istrinya, tidak di jelaskan istrimya tidak mau mengerti.

"Naf, tolong jangan seperti ini, aku enggak tahan kalau kamu diamin seperti ini.!"

"Kamu enggak boleh banyak pikiran, kamu lagi hamil. aku tidak bermaksud menyakiti mu Naf." panjang lebar Zafir memohon pada Istrinya.

Tapi Nafilah tidak menghiraukan nya.

"Ini sudah ke sekian kali nya mas, bagiku sudah cukup" ucap Nafirah ketus , sembari mengambil bantal dari tempat tidur nya, ia tidur terpisah dari suaminya. Zafir hanya diam penuh rasa bersalah.

**

Di pagi hari nya pun ia tidak menyapa Zafir kecuali di depan orang tuanya .

"Hai bu, masak apa?"

" ini adik nya minta di masakin telor, kamu lanjut gi sekalian masakin buat bapak suami mu, ibu mau ke rumah bu sumi!" gumam sang ibu sembari mengambil kan telor sama sayur dari dalam kulkas nya.

"Ngapain pagi pagi ke rumah bi' sumi bu?"

" Mau mengambil pesanan kue"

"Buat apa pesan kue bu?"

"Buat di makan di sini, Iki minta"

"Emang si Iki.., tau gitu kakak buatin saja"

"Kakak si enggak bilang kalau mau kesini" sambung Iki adik Nafilah.

"Mau ngapain kalau kakak bilang, paling kamu pesan ini itu."

"Ya jelas dong kak, pas kakak enggak tinggal di sini lagi Iki jadi ke sepian, enggak ada yg nemanin main sama belajar" suara Iki semakin ngerengek semakin memanja.

"Hai Iki , kamu kangen juga enggak sama Kak Zafir?" sambung Zafir sembari membetul kan posisi duduk nya di dekat nya Iki.

Nafilah yg melihat Zafir duduk dekat nya. ia langsung beranjak dan melanjutkan masak nya lagi.

"Kak telor aku sudah masak belum?" teriakan Risa dari luar pintu dapur .

"Udah, enggak usah teriak kali , kalian udah gede lho, jangan minta ibu terus dong yg masakin" gumam Nafilah menasehati adik adik nya.

"Ah kakak ne, " gumam Risa sedikit jengkel. "

"Ya gitu aja ngambek" Nafilah semakin meledek adik nya .

"Eh kak Zafir bawain Risa apa kak?

" Kakak lupa enggak bawain apa apa, gimana kalau kita nanti jalan beli apa pun yg Risa suka!"

"Iki boleh ikut ya kak?" sambung Iki.

"Ya boleh dong, kita semua ikut mumpung kakak sama Kak Nafilah lagi di sini" ujar Zafir berharap Nafilah akan bisa melupakan masalah nya.

"Kak , kak Nafilah ikut ya!" pinta Iki.

"Kakak enggak ikut. kan kakak akan tinggal di sini lagi sama kalian" ucap Nafilah sembari melayani adik nya makan.

"Oh benar kak,? asiiiikk kakak mau tinggal di sini lagi." seru Iki sembari berjoget joget,

"Ayo makan, enggak usah gitu!" pinta Nafilah sembari tersenyum melihat adik nya yg begitu senang.

"Bener kak, kakak di sini lagi ?" sambung Risa meyakin kan diri nya.

"Insya allah, tapi kalian enggak boleh nakal!"

"Siap bu" suara adik nya bersama sama sembari meletak kan tangan nya di kepala nya.

Zafir sedikit terkejut dengan pernyataan Nafilah yg akan tinggal di rumah orang tuanya lagi.

Zafir menatap Nafilah dengan isyaroh, tapi Nafilah lagi lagi tidak menghirau kan nya.

"Seperti nya Nafilah kali ini serius banget" gumam nya dalam hati nya, harus bagai mana aku?

Aku tidak mau ke hilangan dia.

tiba tiba ponsel Zafir berdering, di lihat nya Ikrom yg menelpon.

" Ya Ik , kenapa? tanya Zafir.

"Ya dimana Fir? suara dalam telpon dari sebrang sana.

"Ada di rumah mertua Ik, tolong nitip rumah dulu ya" ujar Zafir.

"Memang nya kamu mau balik kapan Fir?

"Insya allah besok," sahut Zafir

"Ada apa Fir, ? tanya Ikrom karena sudah curiga akan permasalahan teman nya itu.

"Enggak apa apa kok Ik, ya sudah dulu ya, nanti aku telpon lagi!" ujar Zafir sembari menutup percakapan di telpon.

"Eh ibu datang mana kue nya bu?" tanya Iki karena enggak sabar mau menyantap kue lapis kesukaan nya itu.

"Ini suruh potong potong sama kakak nya dulu!" pinta ibunya sembari meletak kan kotak yg berisi kue lapis.

"Kak mana pisau nya? Iki mau motong kue" tanya Iki sembari mengambil piring kecil buat kue nya.

"Ayo duduk sana! nanti kakak yg potongkan!" ujar Nafilah sembari mencuci tangan nya.

"Ibu enggak makan dulu bu? Filah sudah siapin" ujar Nafilah sembari memotong kuenya.

"Ibu belum lapar, tadi makan kue di rumah bi sumi" sahut ibunya,

"Apa bapak sama suami mu sudah makan ?" tanya ibu nya, tanpa curiga kalau putrinya dengan menantu nya lagi bermasalah.

"Enak banget bu kue nya" ujar Iki dan Risa sembari memasukan sepotong kue kedalam mulut nya.

"Makan saja , jangan banyak ngomong mulut penuh gini!" gumam Nafilah sembari mengelap mulut adik nya, karena celemotan.

"Oh iya bu, nanti ibu enggak usah belikan Iki kue lagi bu!" ujar Iki masih dengan mulut penuh.

"Kenapa? udah enggak suka lagi?" tanya sang ibu.

"Masih kok, " jawah Iki

"Tumben, tapi bagus lah" kata ibunya mengoda anak nya.

"Kan ada kak Nafilah nanti yg akan buatin tiap hari" gumam Iki,

"Iya Bu, bikinan kakak juga enggak kalah enak" sambung Risa juga .

"Kakak kamu kan enggak di sini tiap hari" ujar ibu nya sembari mencuci piring.

"Enggak kok, kata kak Nafilah, kakak akan tinggal di sini lagi bu , tidak mau balik ke sana lagi katanya"

Nafilah dan terkejut, dengan percakapan adik nya itu, Nafilah takut ibu nya curiga, ia tidak ingin melukai perasaan ibu nya.

Ibu nya juga kaget mendengar berita ini dari Iki, karena se tau Ibu nya mereka tidak ada masalah apapun.

"Apa mungkin Nafilah lagi ada masalah sama suami nya, karena itu dia datang sendirian kemaren, membawa tas agak besar lagi" gumam ibu nya dalam hati nya,"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!